Kemarahan Kyung Joon semakin menjadi-jadi setelah gagal menemukan Lucia di berbagai tempat, lalu tanpa di sangka-sangka Mi Ra datang ke Jakarta dan berencana tinggal di rumah Tuan Kwak untuk sementara waktu.
Malam itu, Mi Ra memberi kejutan kepada Kyung Joon. Alangkah terkejutnya Kyung Joon saat bertemu Mi Ra yang semakin cantik juga mempesona di mata Kyung Joon. Belum lagi tubuhnya yang basah karena kehujanan waktu di bandara tadi, rambutnya juga basah.
Kecantikan Mi Ra tidak luntur meski seluruh tubuh dan rambutnya basah. Dia menggigil kedinginan sehingga Kyung Joon terpaksa menerimanya, Ia mengajak masuk tunangannya, lantas memberikan handuk serta pakaian bersih untuk Mi Ra
Mi Ra datang mengunjungi Kyung Joon bukan tanpa alasan, setelah pria itu mengenal Lucia dia benar-benar melupakan Mi Ra yang rencananya akan segera dinikahi oleh Kyung Joon.
Tuan Kwak sangat senang dengan kedatangan Mi Ra di rumahnya, itu artinya pernikahan mereka tidak akan tertunda lagi dan Kyung Joon pun tidak akan mengejar-ngejar Lucia yang sedang menginap di salah satu hotel berbintang bersama Bertha.
Mi Ra tidak malu-malu menunjukkan rasa rindunya terhadap Kyung Joon di depan Tuan Kwak dan Nyonya Ahn, bahkan ia meminta ijin untuk tinggal di rumah mereka untuk sementara waktu. Tentu saja pemilik PT. Nalendra Tekstil tersebut tidak keberatan, lagipula di rumahnya tersedia beberapa kamar tamu yang berada di lantai dua dan tiga sehingga Mi Ra tidak harus tidur satu kamar dengan Kyung Joon.
Rumah keluarga Kwak yang luas, megah, dan nyaman, sengaja di desain sedemikian rupa agar para tamu yang berkunjung ke rumahnya merasa betah tinggal berlama-lama di situ. Rumah itu mirip sekali dengan kediaman Tuan Kwak di Daegu.
Amarah Kyung Joon masih belum mereda disebabkan Lucia yang telah membuatnya sangat tergila-gila, ditambah dengan wanita anggun yang menurutnya biasa saja. Walaupun dia masih tetap sempurna di mata orangtua Kyung Joon.
Kyung Joon menatap nanar pada perempuan nan cantik bagai Putri Raja itu. "Mi Ra-ya, aku tidak menyangka kalau kau datang jauh-jauh dari Jeju hanya untuk menemuiku, tapi usahamu itu percuma saja."
Mi Ra mengernyit, dia tidak paham apa maksud ucapan tunangannya barusan. "Mengapa kau berbicara begitu padaku?? Apanya yang percuma??"
"Kau ini pura-pura bodoh atau bagaimana?! Jelas sekali kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi, tetapi mengapa kau malah membuang-buang waktumu untuk pria sepertiku?!" tanya Kyung Joon dengan nada kasar.
"Astaga!Kyung Joon-na ... jangan kasar begitu terhadap Mi Ra, walaupun kau tidak lagi mencintainya namun kau tetap harus menikah dengannya, mengerti tidak?!" hardik Tuan Kwak.
"Tidak Ayah, aku tidak akan pernah menikahi Mi Ra sampai kapanpun juga! Aku hanya mencintai Lucia dan dia harus menjadi istriku!" teriak Kyung Joon, lalu ia berdiri dari sofa panjang berwarna merah maroon. Ia pun segera beranjak dari ruang tamu dan menaiki tangga melingkar, kemudian masuk ke dalam kamarnya.
Bruukkk!! Suara pintu kamar Kyung Joon dibanting dengan sangat kencang, membuat semua orang yang berada di ruang tengah kaget bukan main.
Terkejut, kecewa, kesal, semuanya bercampur di dalam hati Mi Ra juga orangtua Kyung Joon. Bagaimana mungkin seorang CEO ternama se-Kota Jakarta bisa mengatakan hal demikian di hadapan tunangannya yang sangat berpengaruh di Pulau Jeju dan sekitarnya? Mi Ra merasa hati dan wajahnya panas, sepanas api sehingga ia tidak mampu menahan emosinya.
Mi Ra spontan berdiri sambil memegang handuk basah yang tadi digunakan untuk mengelap rambut serta tubuhnya yang basah karena kehujanan saat ia hendak mencari taksi di bandara.
"Paman, Bibi! Tolong jelaskan siapa wanita yang bernama Lucia tadi! Apakah dia selingkuhan Kyung Joon atau kalian diam-diam menjodohkan tunanganku dengan wanita tersebut?!" tanya Mi Ra, wajahnya memerah, jantungnya pun berdebar kencang.
"Mi--Mi Ra, maafkan Bibi karena selama ini Bibi menyembunyikan semuanya darimu. Kami tidak bermaksud membohongimu atau menjauhkanmu dari Kyung Joon," jawab Nyonya Ahn.
"Lucia adalah salah satu pegawai baru di perusahaan Paman, dia memang cantik tetapi kami tidak pernah menyukainya apalagi merestui hubungan di antara Kyung Joon dan Lucia. Kau jangan salah paham, Mi Ra. Paman dan Bibi hanya menginginkan dirimu sebagai menantu kami, bukan dia," jelas Tuan Kwak pada Mi Ra, ia berharap Mi Ra mau menerima penjelasannya mengenai Lucia serta hubungannya dengan putra mereka.
"Kalau begitu, aku akan menghubungi orangtuaku di Jeju dan meminta mereka datang kemari. Aku akan tinggal di rumah ini sampai mereka datang, sekaligus mengawasi gerak-gerik Kyung Joon agar dia tidak lagi berani berkhianat di belakangku. Aku penasaran ingin bertemu langsung dan melihat sendiri seperti apa wajahnya, sampai-sampai Kyung Joon berpaling dariku. Apakah dia berasal dari keluarga kaya raya dan wajahnya cantik sepertiku??" Mi Ra mengangkat wajahnya, dia membandingkan dirinya dengan Lucia.
"Jika kau ingin secepatnya menikah dengan Kyung Joon, maka kami akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara pernikahan kalian. Tenang saja, Paman akan memastikan agar Lucia tidak lagi bekerja di perusahaan Paman. Apa sebaiknya aku meminta Mo Jin untuk menjadi pengelola utama PT. Nalendra Tekstil lagi?" tanya Tuan Kwak pada Nyonya Ahn.
"Hmm, sebaiknya begitu Woo Jin. Kita harus menjauhkan Kyung Joon dari Lucia, serta wanita lainnya yang mungkin mempunyai perasaan spesial terhadap Kyung Joon. Kalau perlu, pecat saja mereka," tukas Nyonya Ahn, dia berusaha membuat Mi Ra merasa nyaman dan lega dengan keputusannya tersebut.
"Aku setuju dengan keputusan Paman dan Bibi, bagaimanapun juga Kyung Joon adalah tunanganku, teman masa kecilku, dan calon suamiku. Ingat Paman, kalau sampai aku gagal menikah dengannya maka ayahku tidak akan segan-segan membuat semua perusahaan Paman bangkrut." Mi Ra mengancam.
Sebesar apa pengaruh ayah Jang Mi Ra di Pulau Jeju dan sekitarnya? Apakah kekayaan keluarga Jang melebihi kekayaan keluarga Kwak?
Mulai saat ini Lucia harus lebih berhati-hati dalam bertindak, terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan Kwak Kyung Joon.
Sementara itu, Lucia dan Bertha tengah menikmati suasana malam yang tenang di hotel, seraya memikirkan rencana liburan mereka di Yunani.
Mereka tidak menyadari jika salah satu di antara mereka akan mendapat masalah yang jauh lebih besar daripada sebelumnya.
☆☆☆