Berlibur ke Yunani dan melupakan semua masalah yang pernah terjadi antara Lucia dan Kyung Joon, di tempat lain Arya sedang bersiap-siap untuk menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Baik Arya maupun Lucia memiliki tujuan yang sama, yaitu berlibur ke Yunani sambil menikmati pemandangan indah Laut Aegea dan kota-kota lain di Yunani. Arya berpikir bahwa dia harus menjauh dari Diana dan Ryan untuk sementara waktu, tetapi saat ini Ryan tidak ada di Jakarta.
Setelah mengkhianati Diana, kini Ryan sedang bersenang-senang dengan wanita lain di Pulau Santorini. Ryan Prawira, CEO tampan, kaya raya, menawan, tinggi, gagah, dan karismatik, akan tetapi dia bukan orang baik seperti Arya Erlangga.
Satu tahun yang lalu ketika Ryan dan Diana menikah, hati Arya begitu hancur bahkan dia tidak ingin berhubungan dengan wanita mana pun, meskipun hanya sekadar berteman.
Kedua orang yang tengah patah hati itu tidak lama lagi akan saling bertemu di Yunani. Ryan tidak pernah merasa bersalah terhadap Arya dan keluarganya, apalagi terhadap Diana. Bagi Ryan, apa yang dilakukannya pada Diana merupakan balasan bagi Arya.
Hingga saat ini, Ryan masih menganggap pimpinan perusahaan PT. Citra Buana Garment adalah musuh utama dalam hidupnya.
Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah Arya dan ayahnya adalah orang yang menyebabkan penderitaan dalam hidup Ryan? Lantas, apakah Ryan juga puas dengan apa yang telah diperbuatnya kepada keluarga Tirta?
Tentu saja dia tidak pernah puas dengan semua hal yang telah dia lakukan pada Arya dan Diana. Sampai usahanya untuk merebut perusahaan Arya tercapai, Ryan tidak akan pernah berhenti mengganggu Arya.
Beberapa bulan lalu, Diana terpaksa melahirkan bayinya yang masih belum genap berusia 9 bulan dalam kandungannya, bayi tersebut kemudian meninggal setelah dilahirkan. Masalah kondisi jantung Diana menjadi alasan Ryan berselingkuh dengan wanita lain di depan mata Diana.
Wanita cantik, langsing, modis, sehat yang selalu dibandingkan dengan Diana membuatnya sedih dan ingin bunuh diri, namun Ryan berkali-kali mencegahnya sehingga ia urung bunuh diri.
Diana tidak menyangka Ryan akan berubah 360 derajat setelah menikah, sifatnya yang dulu baik, manis, ramah, tiba-tiba berubah total. Jauh di dalam lubuk hatinya, Jimmy sangat bersyukur karena Arya batal menikah dengan Diana, sekaligus menjadi menantu keluarga Tirta.
Mereka tahu bahwa Diana bukanlah calon yang cocok menjadi menantu bagi keluarga terhormat seperti Keluarga Tirta. Setelah Arya gagal menikahi Diana, Jimmy pun berencana menjodohkan Arya dengan putri bungsu sahabatnya.
Sebagai ibu tiri Arya, Nia hanya bisa menuruti keinginan suaminya karena dia tidak memiliki otoritas apapun atas Arya.
Akankah Arya menerima perjodohan itu atau tidak? Lantas, apakah Arya akan membuka hatinya lagi saat bertemu Lucia di Yunani nanti?
Rasa penasaran Arya yang ditujukan kepada Lucia saat mereka tidak sengaja bertemu secara tidak langsung di Bandara Soekarno Hatta, membuat pria itu selalu teringat pada Diana, mantan tunangan CEO PT. Citra Buana Garment.
Ketika Lucia mengira Arya adalah penguntit, lain dengan Bertha yang terus-menerus memuji Arya di depan temannya, membuat Lucia semakin kesal.
Kali ini, bagaimanapun caranya Lucia akan menghentikan Bertha agar tidak terperangkap dalam cinta sesaat. Dia tidak ingin Bertha jatuh cinta pada orang yang salah seperti dirinya saat itu.
Sepanjang perjalanan menuju Bandara Soekarno Hatta, yang dibicarakan Bertha hanya Arya dan Arya. Lucia bosan dengan ocehan Bertha, dia memalingkan wajahnya ke samping, seolah-olah dia melihat 'pemandangan lain' di jalan raya yang selalu macet dan padat.
Pukul 09.00 WIB, mereka berangkat dari hotel tempat mereka menginap sebelumnya menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terletak di Kota Tangerang, Banten, Indonesia.
Pagi-pagi sekali, Bertha dan Lucia bangun untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke Yunani, mereka tidak lupa memesan sarapan dengan menu Fish and Chips 2 porsi dan dua gelas susu coklat, sementara Arya sarapan dengan Nasi Goreng Telur dan bakso ikan buatan Nia.
Kedua wanita itu menyantap makanan yang lezat dan bergizi sambil mengobrol santai setelah membereskan semua pakaian dan perlengkapan masing-masing. Topik pembicaraan mereka masih seputar Yunani, Athena, Laut Aegea, Pulau Santorini, juga mencari pacar baru untuk Lucia.
Dan topik berlanjut saat mereka berada di taksi online.
"Tha, inget kata saya tadi di hotel. Nanti, kalau kita ketemu Arya di Athena, jangan dekat-dekat sama dia. Kita harus menghindari orang itu, saya gak suka dikuntit sama dia," ucap Lucia kepada Bertha.
Raut wajahnya begitu serius saat berbicara dengan Bertha. Kedua tangannya terlipat di dada, sementara kaki kirinya bertumpu di atas kaki kanannya.
Bertha mengangguk dan tersenyum lebar. "Saya tahu, Lus. Saya akan menjauh dari pria tampan yang saya temui di toko pakaian, waktu saya mengajakmu membeli baju pantai itu."
"Jangan ulangi lagi perkenalanmu dengan Arya di toko pakaian itu, saya bosan mendengar ocehanmu yang sama sekali tidak menarik untuk dibicarakan," sahut Lucia acuh tak acuh.
"Hmm, jangan gitu dong, saya sudah bilang kalau Arya nggak sama dengan Kyung Joon. Kyung Joon Oppa atau Pak Kyung Joon memang menyebalkan, tapi saya yakin Arya adalah orang yang menyenangkan," tutur Bertha panjang lebar, dia mencoba meyakinkan Lucia tentang Arya Erlangga Tirta.
"Saya tidak mengerti kenapa kamu begitu yakin bahwa Arya berbeda dari Kyung Joon, satu hal lagi sejak kapan kamu menjadi begitu dekat dengan Kyung Joon sehingga kamu memanggilnya Kyung Joon Oppa?" tanya Lucia sambil mengerutkan kening.
"Karena kamu pernah dekat dan memiliki hubungan khusus dengannya, maka saya juga merasa dekat dengan bos kita, he, he." Bertha terkekeh, lalu dia mengambil cermin kecil dari tasnya dan menatap wajahnya di cermin.
"Astaga, Bertha ... percuma jika kamu merasa dekat dengan Kyung Joon. Pada akhirnya, kamu juga kecewa dengan mantan bos kita, kan??" Lucia mengerucutkan bibirnya.
"Sebenarnya saya juga kesal dan kecewa dengan Pak Kyung Joon. Tapi saya tidak mau bermusuhan atau membencinya, yang seharusnya menjadi musuh kita adalah Fela dan Trina, bukan Pak Kyung Joon," tambah Bertha sambil mengambil lipstik bermerek di tasnya, sepertinya Bertha sibuk sendiri seolah-olah dia tidak peduli dengan perasaan Lucia.
"Kamu benar, dua wanita bernama Fela Amarillo dan Trina Wijaya benar-benar menyebalkan, kepo, dan selalu berlagak seperti bos besar," umpat Lucia.
"Daripada kamu membahas mereka, lebih baik mendengarkan ocehan saya tentang Arya yang kamu bilang sama sekali tidak menarik, ha, ha," balas Bertha, kali ini tatapannya tertuju pada Lucia.
"Kalau kamu memang benar-benar tertarik dengan Arya, kamu dekati dia dan segera menikah dengannya. Saya sangat mendukung hubungan kalian," pungkas Lucia cemberut, lalu d
ia melihat ke samping, ke jalanan yang dipenuhi berbagai kendaraan menuju bandara.
"Eh, macet banget di sini. Untung jadwal penerbangannya jam 11.15, sebentar lagi kita sampai di bandara, Lus." Bertha menjawab, lalu dia melirik jam tangannya. Saat itu sudah hampir pukul 10.00 pagi.
"Mudah-mudahan antriannya tidak terlalu panjang di bandara," imbuh Lucia penuh harap.
Beberapa saat kemudian, taksi yang mereka tumpangi akhirnya perlahan melaju kembali melewati mobil-mobil di kiri kanan taksi. Pelan tapi pasti, kedua wanita itu pun tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Sesampainya di bandara, Bertha dan Lucia bergegas keluar dari taksi online setelah membayar perjalanan mereka dari Four Leaf Clover Hotel ke bandara, mereka langsung berlari ke lobi bandara karena takut ketinggalan pesawat yang menuju ke Athena.
Sementara itu, Arya yang rumahnya lebih jauh dari Hotel Four Leaf Clover, tiba di bandara lebih dulu. Arya berangkat dari rumahnya sekitar pukul 08.00 WIB.
Arya berharap agar ia bisa melupakan semua masalah yang terjadi antara Ryan, Diana, dan dirinya. Berlibur di tempat yang berbeda mungkin dapat membuat pikiran Arya jernih dan tenang.
Sebelum Arya berangkat ke bandara, Jimmy mengatakan akan meminta Manajer Gyun untuk membereskan kekacauan yang dilakukan Ryan selama setahun terakhir.
Di sebuah gerai yang menjual minuman seperti kopi, susu, dan sebagainya di salah satu terminal di bandara, Arya sedang duduk santai menyeruput kopi moccanya sambil mengirimkan pesan kepada ayahnya.
Saat itu, Jimmy membalas pesan Arya melalui aplikasi hijau.
~ Arya, apa tadi Diana meneleponmu?~
~Tidak, Pa. Diana tidak menelepon saya tadi. Apa dia baru saja menelepon Papa?~
~ Iya, Arya. Wanita itu masih mengganggu keluarga kita meskipun dia sudah menikah dengan Ryan.~
~Pa, teleponnya sudah dulu, ya.~
~Baiklah. Selamat berlibur dan bersenang-senang, Nak.~
Sehabis bercakap-cakap di ponselnya, Arya segera menghabiskan kopi mocca-nya, lalu keluar dari outlet, berjalan menuju pintu penumpang dan menunjukkan boarding pass kepada petugas yang berjaga di dekat pintu gerbang.
Saat Arya menunjukkan boarding pass-nya, tiba-tiba dari belakang salah satu wanita asing menabrak Arya, sehingga dia jatuh terjerembab ke lantai. Mereka bertemu lagi di bandara, entah mengapa wajah wanita itu selalu menarik perhatian Arya.
Dia selalu penasaran dengan wanita itu, siapa wanita yang selalu ada di benak Arya? Apakah dia Lucia Pandora atau wanita lain?
*****