Chereads / CEO's Revenge / Chapter 34 - Takut Pulang Ke Rumah

Chapter 34 - Takut Pulang Ke Rumah

"Rupanya kau habis bertengkar dengan Kyung Joon tadi, tapi kenapa dia semarah itu sehingga menyuruhmu tinggal di hotel yang sama dengan orangtuamu??" tanya Nyonya Ahn keheranan.

"Itu semua pasti dikarenakan wanita itu, Lucia sudah menjadi penghalang hubungan antara aku dan Kyung Joon. Apa aku harus menyingkirkan dia, Bi?" Mi Ra balik bertanya, dia berharap Nyonya Ahn akan mendukung rencananya.

"Jangan Mi Ra, kalau kau menyingkirkan Lucia maka nama baikmu akan tercoreng. Keluarga Jang akan mendapat malu karena perbuatanmu terhadap Lucia. Bibi tidak mau mempunyai menantu kejam, ingat kau adalah wanita terpandang dari Jeju." Nyonya Ahn memperingatkan Mi Ra.

"Tapi kalau wanita itu masih berada di dekat Kyung Joon, aku tidak akan pernah bisa mendekati Kyung Joon lagi," tukas Mi Ra kesal.

"Tidak usah kau hiraukan Lucia, yang penting sekarang adalah bagaimana caranya kau merebut kembali perhatian dan cinta Kyung Joon karena tidak lama lagi kalian akan segera menikah," tegas Nyonya Ahn, ia bercakap-cakap di ponselnya sambil menyantap kue beras yang terletak di atas meja di ruang tengah.

"Aku mengerti, Bi. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana caranya merebut kembali perhatian dan cinta Kyung Joon, dia selalu bersikap acuh tak acuh kepadaku."

"Mungkin di dalam hatinya masih ada sedikit perasaan untukmu, kau wanita yang cerdas. Bibi percaya kau pasti bisa membuat Kyung Joon jatuh cinta lagi padamu dan melupakan wanita itu. Ngomong-ngomong, apa kau sudah makan siang?" tanya Nyonya Ahn lembut.

Mi Ra berdecak, berusaha mengeluarkan segala kekesalan dari dalam hatinya. Ia nampak gelisah dan bingung. "Ck, aku sama sekali belum makan siang, Bi. Sejak tadi aku cuma mondar-mandir di depan kamarku, menunggu Kyung Joon membawakan semua pakaianku."

"Kalau begitu kau pulang saja ke rumah Bibi, kau jangan menginap di hotel, Mi Ra. Bibi sudah menyiapkan makanan kesukaanmu, kau harus mencicipi Salmon Sashimi buatan Bibi," tuturnya seraya tersenyum.

"Aku takut pulang ke rumahmu ...." Mi Ra menolak tawaran Nyonya Ahn, raut wajahnya penuh dengan keraguan, begitu pula dengan hatinya.

"Kenapa kau takut pulang ke rumah Bibi? Rumah ini selalu terbuka untukmu, kapanpun kau mau datang dan kembali ke rumah Bibi, kami selalu menerimamu dan tentunya akan membuatmu senyaman mungkin tinggal di sini," imbuh Nyonya Ahn meyakinkan Mi Ra.

"Aku takut Kyung Joon akan mengusirku seperti saat di kantor tadi pagi. Sikapnya begitu kasar terhadapku bahkan dia hampir menamparku, padahal aku tidak sengaja membuka dan membaca surat pengunduran diri Lucia," pungkas Mi Ra berdusta.

Sebenarnya, Mi Ra memang ingin mengetahui apa isi dan dari siapa surat itu berasal. Dia melakukannya dengan sengaja, bukan semata-mata karena kala itu Kyung Joon sedang berada di tempat lain. Untungnya surat pengunduran diri tersebut tidak hanya ditujukan kepada CEO Nalendra Tekstil saja, tetapi juga ditujukan untuk Bu Susan, Bu Ayen, serta Pak Daniel yang merupakan manajer Divisi Marketing di perusahaan Tuan Kwak.

Dia tidak sepenuhnya berkata jujur pada Nyonya Ahn karena merasa dirinya berhak mengetahui segala sesuatu yang terjadi di perusahaan.

Meskipun Tuan Kwak belum memberi wewenang penuh untuk mengelola PT. Nalendra Tekstil bersama putranya. Cepat atau lambat, Mi Ra akan menjadi istri Kyung Joon dan menjabat sebagai salah satu manajer di departemen Akunting.

Akan tetapi, bukan berarti Mi Ra bisa bertindak semena-mena di perusahaan tersebut, semua ada batasannya. Mungkin Mi Ra berpikir jika Tuan Kwak akan memberikan sebagian perusahaannya kepada Mi Ra setelah menikah dengan Kyung Joon kelak. Lagipula, bukankah Tuan Jang adalah investor terbesar di pabrik tekstil itu?

Selain menanam saham di Nalendra Tekstil, Tuan Jang pun menanam sahamnya di Woojin grup dan Sungjin grup yang bergerak di bidang perbankan, serta Kyungmin grup yaitu pabrik garment atas nama kakak kandung Kyung Joon di Pulau Jeju.

Sementara, PT. Nalendra Tekstil terbagi menjadi beberapa cabang perusahaan di beberapa kota besar seperti Surabaya, Bandung, dan Medan dengan nama yang berbeda dari perusahaan pusat. Semuanya dikelola oleh saudara-saudara Tuan Kwak, serta putra putrinya yang lain.

Tuan Jang adalah salah satu orang terkaya, terpandang, juga pengusaha yang sangat berpengaruh baik di Jeju maupun di kota-kota lainnya, terutama di Seoul dan Incheon. Bahkan harta kekayaannya jauh melebihi milik Tuan Kwak, dia menjalankan bisnis di bidang perhotelan, resort, media seluler, cafe, kosmetik, dan juga sekolah swasta.

Jika Kyung Joon sampai berani mengkhianati Mi Ra atau menjadikannya sebagai istri ke-dua pria itu, tentu mereka akan merasa terhina sekaligus tersinggung. Bukan saja Mi Ra yang akan menjatuhkan Kyung Joon di depan semua orang, namun ayah Mi Ra pun akan membuat seluruh perusahaan Tuan Kwak bangkrut, jatuh miskin, juga tidak ada ampun bagi mereka.

Jadi sebisa mungkin, Tuan Kwak akan tetap mencoba membujuk Kyung Joon agar mau menikah dengan Mi Ra. Sementara itu, Kyung Joon bersikeras mempertahankan cintanya terhadap Lucia, meski orangtuanya tidak pernah merestui hubungan di antara CEO dan Staf Marketing Lokal PT. Nalendra Tekstil itu.

Pada waktu yang bersamaan, di tempat lain seseorang mulai menjalankan rencana busuknya untuk 'menyingkirkan' Mi Ra dari perusahaan tempatnya bekerja. Siapa lagi kalau bukan Fela dan Trina yang selama ini menyimpan perasaan spesial terhadap pimpinan mereka?

*****

Percakapan di telepon seluler berlangsung sekitar tiga puluh menit lamanya. Nyonya Ahn tidak menyerah membujuk Mi Ra agar mau kembali tinggal di rumahnya, walau Mi Ra sudah menolak tawaran darinya.

Sesudah bercakap-cakap dengan ibu Kyung Joon, Mi Ra meletakkan ponselnya di atas meja di ruang tamu kamar hotel, lalu ia mematut diri di depan cermin sambil berpikir apa yang mesti dilalukannya ketika ia pulang ke rumah Tuan Kwak nanti.

"Hmm, kalau aku pulang ke sana, aku takut Kyung Joon akan semakin membenciku. Tapi, kalau aku tetap diam di sini, aku tidak akan pernah tahu apa yang dilakukannya di belakangku. Haruskah aku mencari tahu tempat tinggal wanita itu atau bagaimana?" tanya Mi Ra pada dirinya sendiri.

"Jujur, sebenarnya aku takut menghadapi laki-laki yang sudah membuatku terjatuh ke dalam buaiannya waktu itu. Apa yang mesti aku lakukan saat aku bertemu lagi dengannya?? Tatapan mata Kyung Joon sangat berbeda, ia nampak seperti orang lain." Mi Ra masih mematut dirinya, lalu mengerutkan dahi dan bergidik dikarenakan sesuatu yang seketika membuatnya takut.

Kyung Joon memang sudah berubah total dari pria manis, baik hati, pandai merayu Mi Ra, menjadi pria yang berkepribadian ganda, terlalu terobsesi pada Lucia, serta kerap kali bertindak di luar kesadarannya.

Sungguh menakutkan bukan? Bagaimana mungkin Lucia dapat bersanding dengan laki-laki yang mirip psikopat? Lebih baik ia menikah dengan Arya Erlangga, pria yang ramah, sopan, bertanggung jawab, dewasa, walau Diana menganggapnya sebagai CEO yang kasar, emosional, serta temperamental.

Sikap kasar Arya bukan tanpa sebab, tentunya dia tidak akan berani memarahi Diana di depan para stafnya jika Diana tidak sok bossy dengan menyuruh salah satu karyawan Arya untuk memarkirkan mobil mpvnya di tempat parkir khusus.

Siang ini di pesawat, tepatnya di kelas bisnis Arya sedang memikirkan hubungan Ryan dan Diana di masa lalu. Dia tidak habis pikir mengapa Diana sangat mudah terperdaya dan masuk ke dalam perangkap Ryan? Arya pun bertanya-tanya mengapa Ryan sampai merebut Diana darinya dengan cara yang licik?

Kesalahan apa yang telah diperbuat Arya terhadap Ryan sehingga masalah demi masalah datang bertubi-tubi dan menyebabkan perusahaan Arya hampir bangkrut?

Arya berencana untuk menemui Ryan di kantornya setelah pulang dari Yunani nanti, ia akan bertanya langsung kepada Ryan mengapa Ryan bertindak sejauh itu terhadap perusahaannya.

"Suka atau tidak, saya akan mengungkap semua kejahatan kamu Ryan!" ucap Arya setengah berteriak sambil memandang langit nan cerah berwarna kemerahan di luar pesawat.

Seorang penumpang wanita berpenampilan unik dan 'menyilaukan' mata Arya sedang tidur nyenyak di sampingnya. Dia sama sekali tidak mendengar ucapan Arya tadi, sehingga Arya merasa leluasa ketika mengeluarkan amarahnya terhadap Ryan Prawira.

Kali ini, Arya mengalihkan pikirannya pada Diana, sebelum ia berangkat ke Yunani Jimmy memberitahunya bahwa Diana kembali menghubungi ayah Arya, tetapi Jimmy sama sekali tidak menanggapi dan menghiraukan mantan tunangan putranya.

"Dan kamu Diana, kenapa baru sekarang menghubungi keluargaku lagi?? Untuk apa kamu menelepon papaku?" gumam Arya, dia benar-benar kesal dan merasa terganggu oleh Diana.

Arya berbicara sendiri seraya memalingkan wajahnya ke jendela pesawat, tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa dirinya sedang berbicara. Penumpang wanita yang duduk di sampingnya, masih tidur dengan kepala menyandar pada kursi pesawat. Topi bulatnya menutupi sebagian wajah oriental itu.

Seandainya waktu itu Arya duduk di samping Lucia, mungkin Arya akan mencurahkan isi hatinya pada Lucia. Sayangnya, pertemuan ke-dua mereka tidak berjalan dengan baik, serta meninggalkan kesan yang tidak baik pula di benak Lucia.

Apakah mereka akan kembali bertemu di Yunani dan menjadi sepasang kekasih?

*****