Sebenarnya Kyung Joon dan orang tua Kyung Joon tidak menyukai Mi Ra. Mengapa mereka tidak menyukai wanita itu?
Apakah dia begitu menyebalkan dan sok berkuasa dikarenakan merasa dirinya adalah wanita terkaya dan terpandang se-Korea Selatan, atau ada hal lain yang membuat mereka tidak menyukai Mi Ra?
Meskipun jauh di dalam hati kecil Tuan Kwak dan Nyonya Ahn, Mi Ra adalah wanita anggun, cerdas, cantik, bahkan sempurna namun tidak dipungkiri bahwa mereka pun tidak menyukai kepribadian Mi Ra.
Akan tetapi bagi Kyung Joon, wanita tersebut merupakan wanita terbaik selama ia bersahabat hingga akhirnya menjadi tunangan Kyung Joon, kini perasaan dan sikap Kyung Joon sudah berubah terhadap Mi Ra.
Itu semua terjadi karena Kyung Joon bertemu Lucia, jika mereka tidak pernah saling mengenal satu sama lain, mungkin saat ini Kyung Joon masih mencintai Mi Ra, hidup Lucia pun tidak akan serumit sekarang.
~~~
Kyung Joon memutuskan untuk menemui ayahnya di ruang tengah, sementara barang-barang milik Mi Ra dibiarkan tergeletak di lantai dan di ranjang. Ia enggan membereskan semuanya, lagipula tangan kiri Kyung Joon terluka akibat kemarahannya terhadap Lucia, sehingga ia memecahkan kaca depan mobilnya.
Tangan Kyung Joon hanya dibalut kain seadanya, bahkan ia sama sekali belum mencuci dan mengobati luka di tangannya. Nampak jelas terlihat bekas darah yang sebelumnya mengalir di tangan kiri Kyung Joon sudah mulai mengering. Untung saja pecahan-pecahan kaca mobil tidak menancap di tangannya.
Pria bertubuh tinggi itu keluar dari kamar Mi Ra sambil menahan nyeri yang baru dirasakannya ketika emosinya sudah mereda, kesadarannya pun sudah kembali. Ia berjalan perlahan menuruni tangga melingkar berwarna hitam, menuju ruang tengah yang nyaman, luas, serta kerap kali dijadikan sebagai tempat mereka berkumpul sehabis makan malam.
Di dapur, Nyonya Ahn sedang menyiapkan hidangan makan siang dengan menu ala Korea Selatan yang terdiri dari nasi dolsot bibimbap, kimchi, odeng, serta teh bunga krisan yang sangat harum. Sajian tersebut sangat menggugah selera makan bagi siapapun yang melihat dan mencium aroma masakan Nyonya Ahn.
Sementara Kyung Joon sedang tidak ingin makan, minum, bahkan enggan kembali ke pabrik. Tuan Kwak menyantap kue beras yang disediakan oleh Nyonya Ahn seraya menunggu hidangan makan siang di ruang tengah. Tatkala ia menikmati kue beras tersebut, tiba-tiba Kyung Joon duduk di sampingnya, mengejutkan Tuan Kwak.
"Ayah," panggilnya.
Sontak Tuan Kwak kaget bukan main ketika mendengar sebuah suara yang memanggilnya kala itu, lalu ia menoleh ke arah suara itu. "Kyung Joon?! Astaga, kau membuat Ayah kaget saja!"
"Maaf ... aku sudah membuat Ayah terkejut tadi. Aku ingin menyampaikan sesuatu pada Ayah dan Ibu," ucapnya pelan.
"Sesuatu apa?" tanya ayahnya bingung, ia memperhatikan wajah Kyung Joon yang terlihat ragu-ragu mengeluarkan isi hatinya kepada Tuan Kwak.
"Sesuatu mengenai hubunganku dengan Mi Ra, aku harap kali ini Ayah menyetujui keputusanku. Hari ini aku mengantar Mi Ra ke hotel tempat orangtuanya menginap karena dia sudah lancang membuka dan membaca surat pengunduran diri Lucia dan Bertha," jelas Kyung Joon.
"Hmm, benarkah?? Ayah tidak percaya dengan ucapanmu," balas Tuan Kwak mengerutkan dahinya.
"Kalau Ayah tidak percaya, tanyakan saja kepada Mi Ra apakah dia sudah melakukan hal yang aku anggap lancang atau tidak," tukas Kyung Joon, sehabis berbicara pada ayahnya ia memalingkan wajahnya ke arah ruang tamu seraya memegang tangannya yang terasa amat nyeri.
Kyung Joon meringis kesakitan karena tangan kirinya berdenyut-denyut, seketika Tuan Kwak bertanya-tanya dalam hati apa yang telah terjadi pada putranya saat itu.
"Kenapa kau memalingkan wajahmu saat berbicara dengan Ayah? Apa yang terjadi, Kyung Joon??"
"Ti--tidak ada, Ayah." Kyung Joon berdusta.
"Kau baik-baik saja?? Tangan kirimu ...." Tuan Kwak penasaran mengapa Kyung Joon menutupi tangan kirinya dengan tangan kanannya. "Coba Ayah lihat, apa tanganmu terluka??!"
"Ti--tidak ... aku baik-baik saja," jawab Kyung Joon sekenanya.
Kemudian Tuan Kwak cepat-cepat berdiri dari duduknya, berbalik ke arah Kyung Joon, menarik tangan kanan putranya dengan kasar dan ah! Ia terkejut bukan main tatkala melihat tangan kiri Kyung Joon kembali mengeluarkan darah, tepatnya keluar dari punggung tangannya.
"Eomona!! Cepat katakan! Kau habis bertengkar dengan siapa?! Kenapa tanganmu terluka??" Tuan Kwak bertanya, jantungnya berdebar-debar kencang saat mengetahui Kyung Joon terluka.
"Maafkan aku. Pikiranku benar-benar kacau sejak pernikahanku dengan Lucia batal, aku sungguh mencintai Lucia, Ayah," ungkap Kyung Joon, nada suaranya terdengar lemah dan pasrah, tidak garang seperti sebelumnya.
"Tapi kau tidak dapat menikahi Lucia, kau tahu bahwa Tuan Jang adalah investor terbesar di perusahaan Ayah," tandasnya, ekspresi wajah Tuan Kwak terlihat kaget, bingung, sekaligus panik.
"Lantas sekarang aku harus bagaimana? Apa aku dapat menikahi dua orang wanita sekaligus pada waktu yang bersamaan?" tanya Kyung Joon menatap penuh harap meminta persetujuan dari Tuan Kwak.
"Maksudmu kau akan menikah dengan Mi Ra dan Lucia??!"
"Iya, Ayah. Aku akan menjadikan Lucia sebagai istri pertamaku, sedangkan Mi Ra sebagai istri ke-duaku."
"Sebaiknya kau pikirkan kembali keputusanmu itu, jangan sampai keinginanmu menyebabkan keluarga kita jatuh miskin. Sekarang Ayah akan mengantarmu ke rumah sakit, ayo Kyung Joon!" Tuan Kwak terpaksa menarik tangan kanan Kyung Joon seperti menarik tangan anak kecil, ia tidak mau putranya terkena infeksi.
"Myung Sook!! Kami pergi dulu!" teriak Tuan Kwak pada Nyonya Ahn yang saat itu masih berada di dapur. Ia sibuk menyiapkan seluruh hidangan untuk makan siang mereka, ia tidak hanya menyajikan santapan khas Korea Selatan saja, Nyonya Ahn pun membuat makanan favorit Mi Ra yaitu sashimi salmon.
"Mereka mau pergi ke mana? Ya ampun, kenapa mereka tidak menunggu sampai aku selesai menyiapkan makanan untuk mereka?" Nyonya Ahn menggerutu, dia tidak tahu jika Kyung Joon dan Woo Jin pergi ke rumah sakit.
*****
Di Hotel Fuchsia, Mi Ra mondar-mandir di depan kamarnya menunggu Kyung Joon datang menghampirinya dan memberikan semua pakaian Mi Ra kepadanya.
"Aish! Kenapa dia belum datang juga? Apa aku harus membeli pakaian, sepatu, dan alat make-upku di mall? Keterlaluan sekali dia, aku bahkan belum tahu mall-mall yang ada di kota ini. Lagipula kalau sampai ayah dan ibu mengetahui keberadaanku di sini, bagaimana jadinya nanti??" ucap Mi Ra gelisah.
"Bodoh, bodoh!! Kau bodoh Mi Ra, kenapa tadi kau tidak menolak permintaan konyol Kyung Joon? Berani-beraninya dia hendak menjadikanku sebagai istri ke-duanya!" lanjutnya, ia sangat kesal dan marah.
Saat Mi Ra menunggu Kyung Joon di luar kamar hotel nomor 515, tiba-tiba ponselnya berdering dari arah ruang tamu di dalam kamar tersebut.
"Mungkin itu dia, setelah hampir setengah hari menghindar dariku akhirnya dia meneleponku juga," pungkas Mi Ra.
Lalu ia bergegas masuk menuju ruang tamu minimalis yang nyaman itu, ia meletakkan ponselnya di atas buffet tempat menyimpan buku-buku serta beberapa peta berbagai daerah yang terdapat di Jakarta.
Hotel Fuchsia bukan hanya mewah, megah, berbintang lima, juga nyaman, hotel itu juga menyediakan banyak fasilitas seperti spa, sauna, kolam renang, dan perpustakaan mini di kamar suite room dan junior suite room.
Siang hari yang terik menjelang pukul 14.00 wib, ketika Lucia dan Arya sedang menuju sebuah negara dengan pemandangan indah serta negeri para dewa-dewi, di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan, Kyung Joon sedang berada di ruang IGD bersama Tuan Kwak.
Seorang perawat berpostur sedang, mengenakan seragam berwarna salem berdiri di depan Kyung Joon sambil membersihkan lukanya dengan air bersih dari dalam wadah bulat. Tuan Kwak tidak habis pikir mengapa Kyung Joon bisa berbuat sesuatu di luar dugaannya.
Kaca depan mobil Kyung Joon yang pecah berkeping-keping, berserakan di atas kap mobil dan dashboard sedan hitam miliknya hingga Tuan Kwak tidak berani menggunakan kendaraan tersebut untuk mengantar Kyung Joon ke rumah sakit.
Pria berwajah tegas dan bersahaja itu hanya bisa menghela napas dalam-dalam seraya memikirkan rencana pernikahan Kyung Joon dan Mi Ra. Bagaimanapun caranya mereka tetap harus menikah dan hanya Mi Ra yang akan menjadi menantu Tuan Kwak bukan Lucia.
Mi Ra nampak sedang berkeluh kesah kepada Nyonya Ahn, mereka bercakap-cakap melalui telepon seluler. Dari ucapan Mi Ra, Nyonya Ahn akhirnya mengetahui bahwa Kyung Joon sudah mengusir Mi Ra dari rumah Tuan Kwak.
Mi Ra bahkan mengungkapkan tentang keinginan Kyung Joon yang akan menikahi Lucia terlebih dahulu sebelum menikah dengannya. Tentunya, hal tersebut akan sangat menyinggung perasaan serta harga diri keluarga Jang.
Nyonya Ahn tidak menyangka jika Kyung Joon berpikir untuk menikah dengan dua wanita sekaligus pada waktu yang bersamaan, ia pun dihadapkan pada dilema. Mana yang harus dipilihnya? Mi Ra atau Lucia? Sementara keduanya bukanlah menantu yang diharapkan oleh ibu Kyung Joon, meski ia tidak dapat memungkiri bahwa Tuan Jang merupakan investor terbesar di perusahaan Woojin Grup.
*****