Charlotte berjalan keluar dari kamar mandi, ia melihat Charlie sedang duduk manis menyender di atas sofa sambil memainkan hpnya. Sedangkan di atas tempat tidur, ia melihat satu buah kaos dan juga celana pendek serta sepasang pakaian dalam wanita. Ia ingin bertanya kepada Charlie, namun sebelum ia membuka mulutnya , Charlie sudah terlebih dahulu membuka mulutnya.
"Ehm! Tadi Mamah kasih baju itu ke kamu. Katanya dipake tahan, Kaylie belum nganterin baju kamu kan?"
Charlotte jadi sangat bersyukur di dalam hatinya , ia terus berterima kasih kepada Tuhan. Kini, ia tidak kebingungan lagi. Ia lalu mengambil pakaian itu dan kembali ke kamar mandi. Tidak mungkin ia mengganti pakaiannya disitu , sebenarnya bisa saja. Toh, mereka berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri. Tentu saja tidak ada yang salah. Namun , semua itu hanyalah sebuah status belaka. Mereka menikah atas dasar surat perjanjian alias kawin kontrak. Maka dari itu Charlotte tidak berani mengganti pakaian dihadapan Charlie. Ia seakan-akan tidak berhak untuk melakukan hal tersebut.
"Terimakasih Charlie," ucap Charlotte , ia lalu berjalan menuju kamar mandi. Charlie hanya berdehem saja sebagai jawaban.
Setelah beberapa menit , akhirnya Charlotte sudah selesai berganti pakaian. ia lalu keluar dari kamar mandi. Charlie yang sedang bermain handphone mengangkat kepalanya saat ia mendengar bunyi pintu kamar mandi dibuka. Ia lalu beralih menatap Charlotte yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia menatap Charlotte dari atas hingga bawah tubuh Charlotte. Yang membuat Charlotte merasa seperti tidak enak. "sungguh cantik sekali kamu Charlotte" ucap Charlie didalam hati.
"Ada apa Charlie?"ucap Charlotte sedikit berani.
"Tidak"ucap Charlie. Ia lalu kembali memainkan handphonenya.
Charlotte memutar bola matanya malas. "Dasar Kulkas" ucap Charlotte didalam hatinya. Ia lalu berjalan menuju meja rias yang ada di kamar Charlie dan memang disediakan untuknya. Ia mulai menyisir rambut nya. Setelah selesai menyisir rambut. Ia lalu berjalan keluar kamar. Tanpa ia sadari Charlie mengikutinya dari belakang. Ia kebingungan. Ia langsung menghadap kebelakang dan tanpa sengaja bertabrakan dengan Charlie. Mereka berdua pun bertatapan. Hampir lama mereka berdua bertatapan namun , Charlotte langsung buru-buru beralih menatap arah lain.
"Mengapa kamu mengikuti ku Charlie?" Tanya Charlotte.
"Siapa yang mengikuti mu? Saya disuruh mama tadi , kalau kamu sudah selesai mandi saya dan kamu turun ke bawah buat sarapan karena mama sama papah udah nungguin kita" ucap Charlie.
Charlotte langsung terdiam. Ternyata dugaannya salah. Bisa bisanya ia menduga Charlie mengikutinya. Sungguh memalukan. Tanpa berkata apapun ia langsung berbalik badan dan berjalan menuju ruang makan.
"Malu bangett gue , arghh bisa bisanya gue kepedean"ucap Charlotte didalam hati.
Charlie hanya tersenyum melihat tingkah Charlotte yang meninggalkan nya begitu saja. Ia tahu Charlotte saat ini sedang sangat malu. Ia lalu menyusul Charlotte ke ruang makan. Charlotte sampai diruang makan terlebih dahulu. Sesampainya di sana , mama Charlie langsung menanyakan dimana Charlie. Baru saja ingin menjawab, Charlie sudah terlebih dahulu menjawabnya.
"Selamat pagi Charlotte sayang" ucap Marry.
"Selamat pagi mah" balas Charlotte.
"Selamat pagi semuanya"ucap Charlotte.
"Duduk disini sayang , eh Charlie nya mana?"tanya Marry.
"Emmm, Charlie nya-"
"Saya disinii." ucap Charlie , ia lalu beralih menatap Charlotte "sayang lain kali jangan tinggalin saya seperti tadi ya" ucap Charlie, Charlotte langsung kaget. Bisa bisanya Charlie begitu manis kepadanya. Namun , ia tahu sikap manisnya itu hanya Charlie buat buat saja. Charlie hanya ingin menyenangkan hati kedua orang tuanya.
"Emmm , iyah Charlie."ucap Charlotte
Mereka berdua lalu duduk bersebelahan. Charlotte mulai mengambil sepotong roti , dan mengoleskan sedikit selai coklat , ia lalu memberikan roti itu kepada Charlie. Awalnya ia tidak ingin membuat roti untuk Charlie , namun setelah perbuatan manisnya Charlie kepadanya tadi membuat ia jadi sadar. Charlie ingin ia juga bersikap manis sama seperti Charlie tadi dihadapan kedua orang tuanya. Walaupun menurut Charlotte itu semua salah. Namun , ia hanya bisa mengikuti saja.
"Ini roti kamu" ucap Charlotte dan langsung menaruh piring berisi roti coklat dihadapan Charlie. Charlie lalu tersenyum. Ia lalu mulai memakan roti tersebut.
"Terimakasih Charlotte"ucap Charlie sambil tersenyum
Charlotte membalas senyuman Charlie , ia lalu kembali mengambil sepotong roti lagi dan melakukan hal yang sama. Setelah itu ia lalu memakan roti tersebut.
Marry dan Mike hanya tersenyum melihat kelakuan pengantin baru dihadapan mereka. Mereka berdua juga sangat senang sekali. Akhirnya harapan mereka tercapai. Putra semata wayang mereka telah menikah , menikah pun dengan perempuan yang sangat sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mereka juga selalu berdoa untuk putra serta menantu mereka. Sekarang, mereka hanya menunggu putra semata wayang mereka memberikan cucu yang begitu lucu untuk mereka.
Tak ingin kalah dari putranya itu , Mike mengkode istrinya , Marry untuk membuatkan roti untuknya. Marry yang mengerti dengan kode dari suaminya itu hanya tertawa dan mulai membuatkam roti untuk suaminya.
"Terimakasih sayang"ucap Mike. Charlotte dan Charlie langsung memalingkan wajah mereka ke arah Mike. Mereka berdua lalu tertawa pelan.
"Kalian berdua pikir , cuman kalian saja yang bisa. Hehehe papah sama mamah juga bisa. Ia kan mah?"ucap mike. Ia lalu beralih ke arah Marry.
"Hahaha , ia pah" ucap Marry sambil tertawa. Ia begitu lucu dengan tingkah suami nya itu, bisa bisanya ia takut ia kalah dengan anaknya sendiri.
"Hahaha dari papah saja" ucap Charlie sambil tertawa. Charlotte juga sama. Hanya tersenyum saja.
Mereka lalu melanjutkan kegiatan sarapan mereka , tradisi yang mereka buat agar tidak berbicara bahkam tidak boleh tertawa saat sedang makan tiba tiba saja hilang saat kedatangan Charlotte. Suasana yang awalnya hening dan diam berubah menjadi ceria dan bahagia. Mike dan Marry sangat senang. Baru Charlie menikah saja sudah membuat mereka berdua sesenang ini , apalagi kalau Charlie sudah memberikan mereka cucu. Sungguh mereka berdua pasti sangat senang sekali. Mereka berharap kesenangan mereka tidak pernah hilang , terus bahagia selamanya. Mereka juga berharap agar Charlie dan Charlotte mau untuk tinggal bersama sama dengan mereka. Lagi pula, rumah ini cukup untuk mereka tinggali. tapi , bagaimanapun juga , kalau Charlie dan Charlotte memilih tinggal sendiri dirumah lain , Marry dan Mike tidak akan memaksa mereka untuk tetap tinggal.
Setelah beberapa menit akhirnya roti yang mereka makan telah habis. Mereka bereempat beranjak dari tempat duduknya. Charlie ingin kembali kekamarnya , sementara Charlotte ingin berkeliling melihat-lihat rumahnya Charlie. Namun , sebelum mereka berdua pergi , Mike menyuruh mereka ke ruang keluarga dulu. Ada sesuatu yang ingin Mike berikan kepada keduanya.
***
Bersambung