"Bentar dikit lagi yah mah , kaki Charlotte masih pegal" ucap Charlotte. Ia sebenarnya tak enak hati untuk mengatakan itu. Ia masih sedikit merasa tidak enak ralat. Bukan tidak enak tapi belum terbiasa dengan kedua orang tua Charlie..
"Iyah gapapa kok Char , kaki mamah juga sedikit pegal. Udah lama ga pernah jalan jalan kayaknya. Sekali jalan langsung pegal pegal semuanya"ucap Marry.
Charlotte sedikit tidak enak mendengar perkataan Marry. Ia begitu tidak enak hati karena telah membuat kaki mama mertuanya itu pegal pegal.
"Maaf yah mah , gara gara Charlotte kaki mamah jadi sakit"ucap Charlotte
"Gapapa kok sayang , mama malahan seneng nemenin kamu"ucap Marry
Walaupun Marry tak merasa Charlotte membuat nya sakit, namun Charlotte masih merasa tidak enak juga. Ia lalu mengajak Marry untuk berhenti saja berkeliling rumahnya. Ia tidak mau ada yang terjadi dengan mama mertuanya itu.
"Udah mah , kita berhenti saja ya keliling nya. Charlotte udah mulai paham dikit dikit kok. Lagian kan Charlotte gak mungkin jalan sampe ke lantai atas. Cukup ya mah , lagian Charlotte udah mulai hafal semua ruangan di lantai satu kok"ucap Charlotte
"Yah kok berhenti sih sayang , kan mamah masih pengen nemenin kamu"ucap Marry
"Udah gapapa kok mah , Charlotte cuman gak pengen kaki mamah sakit lagi. Ini aja baru lantai dua , sementara rumah mamah ada 5 lantai. Udah ah Mah gausah dilanjutin lagi yah"ucap Charlotte memohon.
Marry menatap Charlotte. Raut wajah Charlotte menandakan bahwa ia begitu khawatir dengan Marry. Tidak ada tanda tanda bahwa Charlotte hanya berpura pura saja. Jelas terlihat dari raut wajahnya yang seperti memohon agar Marry mengiyakan perkataan nya. "Terima Kasih Tuhan , ternyata putraku tidak salah memilih istri"ucap Marry didalam hatinya.
"Iyah sayang , kita berhenti keliling yah. Tapi , kalau misalnya besok besok kamu pengen mama temenin keliling keliling lagi , kasitau mama aja. Mama siap nemenin kok"ucap Marry sambil tersenyum.
Sebuah senyuman terbentuk diwajah Charlotte. Ia senang Marry mau mendengarkan nya.
"Iyah mah" ucap Charlotte.
Charlotte pun membalas senyuman itu. Mereka lalu kembali beristirahat sejenak. Suasana kembali sunyi. Setelah beberapa menit , akhirnya Marry membuka suara.
"Mama pengen nanya , boleh gak Char?"tanya Marry
"Boleh dong mah , tanya apa?"jawab Charlotte
"Kamu sama Charlie sebenarnya sebelumnya pacaran atau?"tanya Marry
Charlotte bingung, ia harus menjawab apa. Ia dan Charlie hanyalah berpura pura. Pertemuan awal mereka sangatlah tidak bagus. Ia berpikir sejenak.
"Aduh , gue harus jawab apa nih , boong gapapa kali yah. Hehehe Tuhan , gue minta maaf yah. Gue terpaksa boong"ujar Charlotte didalam hati
Marry melihat Charlotte yang sedang melamun. Ia lalu memanggil manggil nama Charlotte. Tapi , tidak adak ada balasan dari Charlotte. Ia lalu memegang bahu Charlotte , dan memanggil Charlotte sekali lagi. Barulah Charlotte menjawabnya.
"Char?"
"Charlotte?"
"Char?"
"Ehhh, iyah mah. Maaf yah"
"Kamu bingung yah? Udah kalau gamau jawab gapapa kok"ujar Marry
"Mamah cuman heran aja , dari dulu yang paling susah dapet perempuan itu cuman Charlie. Entah apa yang membuat dia tidak pernah membawa seorang perempuan untuk dikenalkan kepada mamah sama papah. Bahkan , mamah sama papah sempet ngira kalau Charlie itu gak normal. Gimana gak gitu , mamah sama papah setiap kali Charlie pulang selalu saja meminta agar Charlie menikah. Namun , Charlie mala mengalihkan pembicaraan dan selalu saja menolak untuk membahas itu. Sampai akhirnya papah sama mamah dapet ide untuk ngejodohin Charlie sama anak dari rekan bisnis papah , nah saat papah ngomong mau ngejodohin Charlie. Charlie bilangnya udah punya calon istri. Nah, dari situ baru deh dia ngenalin kamu sama mamah sama papah. Sebenarnya mamah sama papah seneng, bahkan seneng banget. Anak lelaki satu satunya akhirnya menikah , namun yang buat mamah sama papah bingung, kenapa saat mamah sama papah udah mau ngejodohin baru Charlie bawa kamu, kenapa gak dari dulu sih. Padahal kamu itu cantik , baik. Cocok banget jadi istri Charlie dan menantu mamah"ucap Marry
Charlotte mendengar semua yang dikatakan Marry. Ia sedikit kaget, rupanya Charlie mengejar-ngejar nya dulu , karena Charlie tidak mau dijodohkan. Pantas saja saat Charlotte mengiyakan permintaan Charlie, Charlie begitu senang.
"Gini mah , Charlotte sama Charlie itu sebenarnya itu ga sengaja ketemu di jalan. Nah pas itu Charlie ga sengaja mau nabrak Charlotte. Charlotte marah marah , mulai dari itu, Charlotte benci banget sama Charlie. Eh besoknya ketemu lagi. Lusanya juga sama. Ketemu lagi sama Charlie. Mungkin Charlie ngerasa bersalah atau gimana yah Charlotte juga gatau , Charlie ngedeketin Charlotte. Terus kita berdua tukeran nomor , Charlotte liat Charlie itu anaknya baik, sopan. ga nyampe sebulan kita berdua kenal. Eh Charlie ngajak nikah , sebenarnya awalnya Charlotte nolah sih mah , soalnya Charlotte kan masih kuliah. Lagian Charlotte juga belum siap untuk berumah tangga, tapi setelah dipikir-pikir ayah sama ibu Charlotte udah gaada , gaada yang bisa ngejagain Charlotte lagi. Yaudah Charlotte iyain deh permintaan Charlie buat nikah , baru deh Charlie ngajak Charlotte ke rumah, buat kenalan sama mamah sama papahnya katanya. Awalnya Charlotte sempat ragu , sama takut. Takut mamah sama papah gamau nerima Charlotte. Charlotte udah yatim piatu. Ga punya orang tua lagi. Ternyata, dugaan Charlotte salah. Mamah sama papah malahan baik banget sama Charlotte. Charlotte jadi bersyukur bisa dapet kasih sayang lagi dari orang tua. Walaupun bukan orang tua kandung Charlotte. Tapi Charlotte tetap bersyukur"ucap Charlotte panjang lebar.
Marry mendengarkan semua cerita Charlotte dengan seksama.
"Terus , kenapa ga dari awal aja Charlie bawa kamu ke rumah. Padahal Charlie tau loh , kalau mamah sama papah udah pengen banget ngeliat dia bawa perempuan ke rumah, ngenalin ke mamah sama papah"tanya Marry
"Kalau itu Charlotte juga gatau sih Mah, mungkin Charlie takut Charlotte gamau. Charlotte aja kaget pas Charlie ngajak nikah, Charlotte pikir Charlotte mimpi. Eh ternyata itu beneran "ucap Charlotte dengan cengiran.
"Hahahah kamu ada ada aja sih Char. Terus sifat Charlie sama kamu gimana? Waktu mamah ke kantor Charlie dulu , ada beberapa pegawai sih yang bilang kalau Charlie itu dingin banget , terus dia juga irit banget ngomong nya"ucap Marry
Charlotte tersenyum , "emang gitu mah orangnyaaa , dia dingin banget sama gue sih. Ngomongnya aja pelit bangett"ucap Charlotte didalam hatinya.
"Gak kok mah , sama Charlotte Charlie beda. Charlie baik. Perhatian. Kalau Charlie kayak gitu , mana mungkin Charlotte mau sih mah"ucap Charlotte sambil tertawa.
Marry pun ikut menertawakan Charlie.
***
Bersambung