"Mah , pah , Charlie ke kamar yah , ada beberapa berkas yang harus Charlie periksa" ucap Charlie.
"Charlotte juga pamit yah, mau lihat lihat rumah ini. Biar tahu ruangan ruangan di rumah ini. Takut kesasar"ucap Charlotte dengan sedikit tertawa"
"Ehh tunggu , kalian berdua ke ruang keluarga dulu , ada yang pengen papah kasih ke kalian"ucap Mike.
"Iyah Charlie, Charlotte. Udah Char ntar mamah temenin keliling keliling rumah. Sekarang ikut papah sama mamah dulu ke ruang keluarga"ucap Marry.
Charlie dan Charlotte bertatapan sejenak lalu berjalan menuju ruang keluarga mengikut Marry dan Mike.
Sesampainya mereka di ruang keluarga. Mereka bereempat duduk. Mike lalu mengambil dua amplop dari laci meja didekatnya.
"Ini , dari papah sama mamah. Hadiah pernikahan kalian " ucap Mike, Ia lalu menyodorkan kedua amplop itu kepada Charlie dan Charlotte.
Charlie dan Charlotte menerimanya dengan sedikit kebingungan. "Ini apa pah?"tanya Charlie
"Kalian buka saja dulu."ucap Marry.
Charlie lalu memberikan satu amplop kepada Charlotte. Ia lalu membuka amplop yang ada ditangannya. Begitu juga dengan Charlotte. Setelah dibuka , Charlotte kaget. Ternyata yang diberikan Marry dan Mike adalah tiket liburan ke Australia selama sebulan. Marry dan Mike sengaja memberikan tiket itu agar mereka berdua lebih cepat mendapatkan cucu dari Charlie. Charlie pun kaget saat membuka amplop itu. Ia sebenarnya senang, sangat senang. Dengan mempunyai waktu berdua dengan Charlotte ia yakin sekali semakin cepat ia dapat membuat Charlotte jatuh cinta kepadanya.
"Itu tiket liburan ke Australia selama sebulan. Anggap saja itu bulan madu kalian. Kalian mau kan liburan berdua?" Tanya Marry.
Charlie dan Charlotte bertatapan. Ada rasa tak ingin pergi dalam hati Charlotte. Matanya dapat mengartikan semua itu. Charlie yang tau apa yang dirasakan Charlotte hanya terdiam saja. Ia yakin semuanya dapat ia urus sesampai mereka disana.
"Kenapa harus tidak? Ya maulah , siapa sih yang gak mau liburan ke Australia. Iyah kan Char?"ucap Charlie. Ia lalu beralih menatap Charlotte.
"Ii-iiyaa Mah , pah , Charlotte mau kok. Tapi nunggu Charlotte selesai ujian semester yah. Kan besok mulainya nih, mungkin minggu depan udah habis. Yah mah? Pah?"ucap Charlotte.
"Iyah sayang"ucap Marry dan Mike. Keduanya sangat senang sekali. Walaupun bukan sekarang berangkatnya namun, perkataan Charlie dan Charlotte sudah membuat mereka berdua sangat senang.
Charlotte bingung , mana mungkin ia akan pergi liburan berdua dengan Charlie. Charlotte juga tahu maksud kedua orang tua Charlie memberikan ia dan Charlie liburan ini. Ia tahu kalau Marry dan Mike ingin sekali Charlie memberikan mereka cucu. Namun , Charlotte belum siap. Ia masih ingin melanjutkan kuliahnya , ia juga masih ingin mencapai cita citanya. Lagipula, pernikahan keduanya hanya akan bertahan selama 3 bulan , tidak lebih dari itu. Charlie juga sudah menyetujui permintaan Charlotte agar mereka tidak melakukan hubungan layaknya suami istri sesungguhnya. Charlotte menatap ke arah Charlie. Ia memberikan Charlie kode agar mereka berdua berbicara sendiri dikamar. Charlie yang paham dengan kode Charlotte langsung mengiyakan. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan Charlotte berlalu meninggalkan kedua orang tuanya.
"Mah , pah. Charlie sama Charlotte ke kamar bentar yah"ucap Charlie
"Iyah mah , pah. Charlotte sama Charlie ke kamar bentar aja"sambung Charlotte
"Loh sayang , kenapa? Katanya tadi mau keliling keliling rumah. Mama temenin kok"ucap Marry
"Iyah mah , Charlotte ke kamar bentar aja. Setelah itu Charlotte kembali kesini"ucap Charlotte.
"Iyah mah , Charlie cuman pengen ngomong sesuatu kok sama Charlotte. Gak lama juga kok"ucap Charlie menimpali.
"Yaudah, habis itu kesini ya sayang"ucap Marry kepada Charlotte.
"Iyah mah"balas Charlotte.
Charlie dan Charlotte pun berlalu meninggalkan Marry dan Mike. Mereka berdua berjalan menuju kamar mereka. Sesampainya dikamar , Charlie langsung mengunci pintu. Ia takut jika saat mereka berdua membicarakan ini , ada mamah atau papahnya yang datang. Charlie lalu menarik tangan Charlotte dan membawanya duduk bersama dengan Charlie diatas sova yang berada di dalam kamarnya.
"Maaf Char , ini semua melebihi ekspektasi saya. Ternyata keinginan mama sama papah saya untuk memiliki cucu terlalu besar , sehingga mereka memberikan liburan atau bulan madu yang lama untuk kita berdua"ucap Charlie
"Tidak apa apa Charlie. Saya juga tau kok , semua orang tua pasti ingin sekali anaknya memberikan cucu untuk mereka. Namun , saya minta maaf Charlie saya belum siap. Saya masih ingin melanjutkan kuliah saya. Walaupun memang saya bisa hamil sambil kuliah karena kita berdua sudah menikah , namun maaf Charlie , saya masih ingin mengejar cita cita saya. Lagipula, didalam surat perjanjian yang kita berdua buat juga kamu telah menyetujui untuk saya tidak perlu memberikan kamu anak atau saya tidak perlu memberikan hak saya layaknya seorang istri . Kita berdua sudah berjanji saat kita menikah nanti kita berdua tidak perlu melakukan hubungan badan layak nya suami istri pada umumnya"jelas Charlotte.
"Iyah Char , saya paham. Tapi tolong saya, kamu jangan menolak hadiah dari orang tua saya. Kita pergi liburan ya , saya janji selama kita disana kita akan pisah kamar dan saya juga tidak akan melakukan hal hal yang kamu tidak suka. Yang penting kita berdua berangkat saja. Masalah disana nanti baru saya yang urus. Saya mohon"ucap Charlie
Charlotte sedikit kaget. Baru kali ini ia melihat Charlie memohon seperti ini. Seperti nya Charlie tidak ingin membuat kedua orangtuanya kecewa. Charlotte sangat ingin sekali menolak, namun melihat permohonan Charlie membuat ia tidak enak hati. Ia akan pergi liburan bersama Charlie. Tapi sesuai dengan apa yang Charlie katakan , mereka tidak akan berbuat apa apa. Hanya liburan biasa.
"Mau ya Char"ucap Charlie sekali lagi.
"Iya iya Charlie. Setelah saya selesai ujian nanti kita akan berangkat. Tapi tepati apa yang kamu katakan tadi"ucap Charlotte.
"Tenang saja , saya janji"ucap Charlie.
"Yes , rencana saya berhasil, Charlotte mau liburan bersama saya. Semakin saya dan Charlotte berdekatan berdua. Semakin cepat juga saya berhasil membuat Charlotte jatuh cinta kepada saya. Semoga setelah pulang dari liburan nanti , Charlotte sudah mencintai saya dan mau meninggalkan surat perjanjian itu digantikan dengan pernikahan yang mengatasnamakan cinta , bukan perjanjian."ucap Charlie didalam hati.
Charlotte bingung dengan Charlie. Setelah ia mengiyakan perkataan Charlie tadi. Charlie bengong dan senyum senyum sendiri. Tak mau mengganggu Charlie , diam diam ia berjalan keluar dari kamar.
"Terimakasih ya char- eh char? Kamu dimana? Kok ngilang?" tanya Charlie.
***
Bersambung