Aku membuka mataku, tubuhku terasa sangat lemah dan panas karena selimut menutupi seluruh tubuhku.
Aku membangunkan tubuh ku yang terasa sangat panas dan membuka selimut dari tubuh ku. tetapi ada tangan di atas selimut ku sehingga selimut itu terasa berat untuk diangkat, dan ternyata itu adalah tangannya Erina.
sepertinya dia terus mengawasiku saat aku tidak sadarkan diri, tapi sepertinya dia tidur di sampingku.
"Kamu sudah bangun" kata pemilik rumah yang baru saja datang dari kamar sebelah secara tiba-tiba.
Aku melihat gadis yang datang.
"di mana ini?" Aku menjawab dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Kamu pingsan saat kebakaran hutan, dan temanmu bilang seseorang menggunakan sihir api dan memukulmu hingga pingsan, lalu dia memintaku untuk membawamu ke rumahku. mungkin kamu pingsan sekitar empat jam yang lalu. sekarang sudah malam, kamu lebih baik tidur" wanita itu menjawab ku saat dia pergi.
sekarang aku ingat apa yang terjadi. mungkin Erina berbohong untuk menjauhkanku dari masalah.
Aku mencoba untuk berdiri meskipun aku merasa lemas.
"Sepertinya Erina masih lelah" kataku sambil menatapnya yang masih tertidur.
"kreek" aku membuka pintu. Dan ternyata rumah ini sangat luas, selain itu ada beberapa kamar dan banyak perhiasan. tapi aku mencium bau amis di sekitar kamar aku. Kemudian aku mendengar seseorang berbicara di sebuah ruangan. Aku mendengar suara satu pria dan satu wanita, mereka sepertinya menertawakan sesuatu sampai akhirnya aku penasaran dan mencoba untuk mendengarkan nya.
Aku Mendekati ruangan yang ditutupi oleh pintu. lalu aku mendengarnya dengan menekan telingaku ke pintu itu dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"Sekarang kamu bisa membalas dendam terhadap bocah kecil yang mengganggu rencanamu untuk menjadi kepala sekolah"
"Oh ya tentu saja, aku bisa membalas semua balas dendamku, Aku akan menyiksanya saat bocah nakal itu tidur dan membunuhnya. Yang lebih menguntungkan adalah putri kepala sekolah ada di sini, dengan begitu kita bisa menjadikannya sandera sehingga aku bisa ditunjuk sebagai kepala sekolah"
Ketika aku mendengar bahwa putri kepala sekolah akan disandera, aku teringat bahwa Erina adalah putri kepala sekolah, pak Agra. dan jika aku ingat-ingat lagi, akulah yang merusak rencana mereka ketika pak Agra disandera.
Aku berniat meninggalkan tempat itu. "kreek" pintu terbuka dan Aku juga terjatuh Karena aku bersandar di pintu itu dan aku tertangkap basah oleh mereka.
"Sayangnya kita ketahuan, tangkap dia dan jangan biarkan dia pergi!!" kata wanita yang ada di kamar itu.
Tanganku dipegang dan diikat ke tiang rumah.
"Erina lari!!" kataku sambil berteriak sangat keras.
"Diam" katanya sambil menendang wajahku.
kemudian pria itu berlari ke Erina dan kembali lagi.
"Sangat buruk! Kita kehilangan dia, dia melarikan diri melalui jendela" kata pria itu.
"Oke, ini salahmu, mari kita siksa sampai kamu meminta maaf" Kata pria itu.
Aku tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan untuk menghukum ku.
Erina terus berlari mencari warga lain yang ada di sana tetapi tidak ada warga yang tinggal di sekitar tempat itu. dia melihat seekor kuda yang tidak memiliki pemiliknya, pada akhirnya dia mengendarainya dan menuju ke tempat Militer Kerajaan.
"Aku harap kamu baik-baik saja, Tunggu Aku Sebentar lagi" katanya sambil menunggang kudanya yang berlari sangat cepat menuju kerajaan.
"Lepaskan aku" kataku yang mencoba untuk melepaskan diri.
"Setelah apa yang kamu lakukan? Huh, jangan bermimpi bahwa kamu telah merusak rencana kami dua kali, sekarang kami memilih metode apa yang tepat untuk menyiksamu" jawabnya dengan tawa yang sangat menyeramkan.
Aku dibawa ke ruangan yang sangat terang dan berbau sangat amis, ternyata bau amis itu berasal dari ruangan yang berada di depanku.
"Kreek" suara pintu dibuka dan aku diseret ke dalam ruangan itu. Aku melihat ada banyak kepala di dalam toples besar dan kaki yang menggantung.
"Apakah ini pembunuhan?" Aku mengatakan nya dalam hati ku.
bau amis di mana-mana dan banyak darah di tempat itu, aku mencoba melepaskan tali yang mengikat ku.
"Diam" katanya sambil menendangku.
*************
Erina tiba di kerajaan dan melaporkan apa yang terjadi, dan sangat kebetulan dia melihat ayahnya dan mendekatinya.
Erina melaporkan apa yang terjadi pada ayahnya dan sebenarnya Erina juga tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Arth menyuruhnya untuk pergi. Erina melaporkan apa yang bisa dia tangkap sebelumnya, kemudian Pak Agra memerintahkan personel kerajaan atau tentara untuk menghampiri tempat tersebut.
"Kamu pergi dengan ayah sambil menunjukkan kepada ku tempat itu" kata Mr Agra dengan tenang dan bijaksana. Erina mengangguk setuju. akhirnya mereka pergi dengan 9 personel.
***********
"Lepaskan aku" aku mengulangi lagi dan lagi.
Aku diangkat dan tangan ku diikat sehingga tubuh ku menggantung di tengah ruangan.
"Sekarang kita siksa dengan cara apa? Gunting, tebas, atau potong kecil-kecil" kata pria itu sambil memegang pisau kecil yang sangat tajam di tangan nya.
"Aku ingin memperkosanya, sayang sekali jika tidak digunakan, terutama dari wajahnya" kata wanita itu dengan senyum yang sangat menyeramkan.
"Mari kita ikat dia di kursi dan kemudian kita akan memotongnya satu per satu" kata pria itu sambil membawakan kursi dan tali.
kemudian wanita itu menendang alat kelamin ku sampai aku tidak sadarkan diri.
***********
aku kembali sadar dengan keadaan diikat di kursi. Aku tidak bisa bergerak sama sekali. lalu penjahat itu mengambil pisau dan menikamnya di pergelangan tangan ku.
"aahhhhh" aku berteriak kesakitan. lalu ditikam lagi dan berteriak lagi. mereka tampak sangat bahagia. ruangan itu seperti neraka dengan jeritan kesakitan dan tawa keras di dalam ruangan itu.
**************
Erina dan yang lainnya mendekati tempat yang ditunjukan oleh Erina.
"di depan" kata Erina kepada ayahnya.
****************
"Agghhh" Arth sangat kesakitan sehingga dia akhirnya menundukkan kepalanya dan terdiam.
"Kenapa kamu diam? Jangan mati " pria itu menikamnya lagi tetapi Arth terdiam. Namun pria itu terus menikamnya hingga terus menerus.
Sampai akhirnya penjahat itu mengambil pedang dengan tujuan membunuhnya.
"Yah, hidupmu berakhir di sini," kata pria itu.
dia langsung menebas pedangnya di leher Arth. tapi pedang itu patah saat mengenai leher Arth. mereka terkejut dan mengambil pedang lain dan menebasnya lagi, namun itu sama saja.
tiba-tiba tali yang mengikat tangan Arth terpotong dan Arth memegang pedang itu.
Arth memegang pedang dan menoleh ke dua penjahat dengan mata yang berubah menjadi menguning.
"Kamu akan mati" kata Arth tak terkendali.
kemudian wanita itu mengambil tombak dan menusuknya ke kepala Arth, tetapi tombak itu malah hancur.
wanita itu terkejut dan sangat ketakutan dan semua tali yang mengikat Arth terputus dan Arth berdiri dengan tatapan yang sangat mengerikan.
kedua penjahat itu melarikan diri tetapi mereka langsung menempel di tanah seperti gravitasi yang sangat kuat. Arth memancarkan energi sihirnya pada tanah.
***************
"Itu ayah!!" kata Erina kepada ayahnya. Mereka mendekati tempat itu tetapi sesuatu yang aneh terjadi, rumah yang ditunjukkan oleh Erina bersinar dengan besar.
"Berbalik dan cepat pergi dari tempat itu" kata Pak Agra kepada personelnya.
mereka berbalik dan kuda-kuda mereka berlari sangat cepat, rumah semakin cerah dan ada ledakan yang begitu kuat sehingga gempa bumi terjadi di mana-mana. angin meniup ledakannya, abu beterbangan, sampai akhirnya pak Agra menggunakan sihir pelindungnya untuk melindungi personel dan putrinya.
sihir pelindung itu dilepaskan dari tangannya sehingga aura putih pun keluar dan mengelilingi mereka. seketika angin meniup gelombangnya yang begitu besar, tapi protektif yang di buat oleh pak Agra sangat kuat.
"Aku harap kamu baik-baik saja" kata Erina di dalam hatinya.
Malam itu Pak Agra masih menahan sihir pelindungnya sampai benar-benar aman.
"Sepertinya ledakan telah selesai" kata pak Agra.
Pak Agra membuka sihir pelindungnya, betapa terkejutnya mereka ketika melihat suasana di sana. yang awalnya sangat hijau sehingga be. Namun sekarang berubah menjadi padang rumput yang terbakar akibat ledakan.
"Semuanya! Keluar kan sihir air" kata Mr Agra kepada semua tentaranya.
mereka melemparkan sihir air dan memadamkan api di sekitarnya, lalu mereka menuju ke tempat ledakan itu terjadi untuk mencari tahu penyebabnya sambil memadamkan api yang terus menyala.
Mereka tiba di tempat yang ditunjukkan Erina.
"Aku pikir di sinilah ia berada" kata Erina.
namun tempat tersebut kini telah berubah menjadi lubang besar dan terbakar akibat ledakan yang telah terjadi.
"Sepertinya ada di sini, sekarang cari jejak dan hal - hal yang bisa dijadikan bukti" kata Pak Agra kepada tentaranya.
mereka langsung mencari sesuatu yang dapat digunakan sebagai penelitian dan bukti.
"Aku melihat seseorang berjalan dalam api di sana!" kata salah satu tentara yang melapor ke Pak Agra.
"Tidak diragukan lagi dia pasti Arth, karena dia satu-satunya yang bisa menahan panasnya api, sekarang tunjukkan jalan nya" kata Pak Agra kepada para prajurit yang baru saja melaporkan.
Mereka mendekati tempat yang ditunjukkan oleh prajurit yang melaporkan ada seseorang. mereka mendekatinya sambil memadamkan api. Ternyata memang benar bahwa mereka menemukan Arth yang sedang berjalan.
"Hei!"Kata Erina sambil berteriak.
kemudian Arth menoleh ke tempat Erina berada dan langsung mendatangi mereka.
"Aku senang kau baik-baik saja" kata Arth kepada Erina dengan ekspresi yang melegakan. kemudian Pak Agra bertanya "apa yang terjadi" tetapi Arth menjawab.
"Aku tidak ingat apa-apa, hanya saja lingkungan ku terbakar dan aku tidak merasakan panas sama sekali"
Pak Agra puas dengan jawabannya Arth dan dia sudah tahu apa yang terjadi tetapi masih dalam penelitiannya.
"Sepertinya seseorang ingin membunuhmu dengan sihir ledakan, tetapi dengan sihirmu kamu mampu bertahan dari panasnya api dan efek ledakan" kata Pak Agra dengan kesimpulan penelitiannya.
Segera bala bantuan tiba dan membantu untuk memadamkan api.
************
"Sekarang kalian pulang" kata Pak Agra kepada ku dan Erina dan kami dikawal oleh tentara dengan mengendarai kereta kuda.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Ketika kamu mengatakan kepada ku untuk lari?" Erina berkata kepadaku dengan wajah penasaran.
Aku menjelaskannya secara rinci. lalu aku bercerita tentang mereka yang ingin mengambil jabatan ayahnya Erina. Erina menjadi sedih mendengar itu, tetapi aku mencoba menghiburnya dengan lelucon ku.
"Jangan khawatir! mereka sudah dibakar oleh api" kataku untuk menghiburnya.
Erina tertawa bahkan para prajurit yang mengawal kami, dia juga tertawa terbahak-bahak.
Malam itu adalah malam yang sangat melelahkan dan juga bisa dijadikan pengalaman buat diri ku sendiri.
Pada akhirnya kami tiba di rumah dan langsung disambut oleh ibu Erina yang begitu khawatir, itu bisa dilihat dari raut wajahnya.
Aku pergi ke kamar ku sementara Erina pergi ke kamar mandi. Erina mengatakan kepada ku untuk segera tidur karena besok adalah tes kepantasan. tetapi aku masih ingin tahu tentang ledakan dan pedang yang belum aku sebutkan.
Aku mencoba untuk mengeluarkan pedangku tetapi usahaku tidak berhasil. sampai akhirnya aku menamai pedangku Light Blood bahkan tanpa mengeluarkannya.
Malam itu aku menceritakan pengalaman ku di buku catatan ku. Aku menuliskan semua yang ku ingat, dan mencoba untuk menyimpulkannya.
"Krekk" pintu terbuka.
"Sekarang giliranmu untuk mandi" kata Erina yang baru saja membuka pintu kamarku.
Aku pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh ku.
Setelah mandi, aku diberi Baju Tidur oleh ibu Erina dan langsung memakainya.
"Arth" Erina memanggil saya dari kamarnya.
Aku mendekatinya tetapi dia malah mendekati ku.
"Apakah kamu siap untuk tes bakat besok? Tapi memang hari ini sangat melelahkan bagi ku" kata Erina kepada ku.
"Siap atau tidak, kamu harus mengikuti ujian" jawabku.
kemudian Erina mengangguk dengan tanda kesepakatan.
"Oke sekarang mari kita tidur, mungkin besok pemilihan kelompok" kata Erina saat dia pergi ke kamarnya. dan aku juga pergi ke kamar ku.
Aku berbaring di tempat tidurku sambil membaca buku tentang sihir dan sejarah. aku membaca dengan serius untuk cepat memahami ilmu sihir, dan aku juga membaca sejarah karena aku masih penasaran dengan DARK Flame, aku terus membaca sampai akhirnya aku tertidur dengan sangat nyenyak.