Malam itu Ginny dan aku pergi ke tempat Goro dan Lyfa.
"Goro, Lyfa, ada bahaya di belakang kami, siapkan pertahanan kalian!" kata Ginny tegas.
Kemudian kami menuju suara itu ke hutan. aku dan Goro di posisi paling depan dan siap menyerang, sementara Ginny dan Lyfa berada di belakang kami.
Goro dan aku bersembunyi di balik semak-semak dan ternyata kelompok satu dan kelompok tiga dari kelompok bangsawan sedang memperebutkan bola sihir dan bertarung.
Camus dan Takimuya bertarung begitu sengit. Takimuya menyerang Camus dengan pedangnya tetapi dapat diblokir oleh Camus dan menyerangnya lagi dengan tangan besinya.
"pukulan besi" kata Camus sambil memukul pedang Takimuya dan
"prengg" pedang Takimuya patah.
Kemudian Camus memberikan pukulan keduanya dan memukul kepala Takimuya sehingga itu membuatnya pingsan. Camus sangat kelelahan karena melawan Takimuya, itu bisa dilihat dari raut wajahnya dan keringat yang mengalir.
Goro dan aku masih bersembunyi di semak-semak. Tiba-tiba Camus berlari dan kami mengikutinya tanpa sepengetahuannya. Ternyata Camus mendekati kelompoknya yang sama-sama bertarung dengan kelompok tiga
"Surt, apakah kamu mendapatkan bola ajaib?"Kata Camus.
"Aku mendapatkannya tapi Decto terluka" jawab Surt.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari balik pohon dan Camus mengetahuinya.
"Apa itu?"Kata Camus.
Camus mendekati suara itu dan ternyata Ginny dan Lyfa lah yang berada di belakang pohon itu.
" Ini Sangat buruk Arth! Ginny dan Lyfa tertangkap, kita harus menyerang mereka" kata Goro sambil berlari dan langsung menyerang mereka.
Goro mendorong Surt ke bawah dan menguncinya, tapi Camus memukul Goro yang mengunci Surt. Melihat situasi itu aku segera berlari untuk mendorong Camus sampai dia terlempar.
"Sayangnya dalam situasi ini, kami diserang oleh orang-orang biasa (non-bangsawan)" kata Camus.
Mendengar itu, aku langsung menyerang Camus dengan tendangan ku tetapi dia berhasil menghindarinya dan dibalas oleh pukulan Camus sampai aku terbengong oleh serangan itu, rasa sakitnya menusuk di perut. Ku
"Apakah ini yang sebut dengan serangan mendalam?"Aku berkata dalam hatiku.
Tiba-tiba Camus membalas dengan pukulannya sehingga aku terlempar sangat jauh. Rasa sakitnya begitu kuat dari pukulan Camus sehingga aku memuntahkan darah.
"Ini belum seberapa" Camus tiba-tiba datang di belakangku dan memukulku dari atas.
"pukulan besi" dia memukul kepalaku hingga aku terjatuh ke tanah.
Camus sangat kelelahan.
"Kamu manusia beban, beraninya kamu menyerang kami para bangsawan"
Tiba-tiba aku merasakan energi panas di tubuh ku, rasa sakit dan ketakutan ku menghilang. Aku merasakan sesuatu di tangan ku, dan yang ku lihat adalah pedang merah yang terus menyala di tangan ku.
"Huh, apa yang terjadi?"Camus sangat terkejut dan menyerang ku yang sedang berbaring.
"Bugh" aku menangkap pukulannya dan berdiri.
"Apa? Tidak mungkin " Lalu aku dengan erat memegang energi di tanganku.
"TWOAARR" ledakan pun terjadi. Hutan terbakar dan kemudian aku memegang pedang merah yang bersinar. Aku merasakan energi besar yang ada di pedang itu, dan tanpa aku sadari Camus jauh di depanku karena dia terlempar oleh ledakan itu.
***********
Malam itu hutan terbakar dari ledakan. dan aku berlari menuju tempat Goro, Lyfa dan Ginny.
"Awas Lyfa" kata Goro melihat Lyfa akan diserang oleh Futo. Namun, Lyfa terkena serangannya dan terjatuh.
"Waktumu sudah habis" kata Futo sambil menebas pedangnya. Lalu aku berlari sangat cepat dan melawan tebasan pedang Futo dan pedangnya "ptengg" dipatahkan oleh pedangku.
"Menyerah lah! kamu terpojok sendirian" kataku.
"Cuihh, Apakah Camus telah dikalahkan?"kata Futo yang langsung berlari dengan bola sihirnya.
"DUAARR" Lyfa menembakkan petir ke Futo sampai dia pingsan.
***********
Sekitar pukul 23: 12 tim ku berhasil mendapatkan bola sihir lain. dan sekarang kami memiliki 3 bola sihir, dan itu sudah cukup untuk ujian. sekarang hanya masalah mempertahankan bola sihir sehingga tidak direnggut oleh kelompok lain.
"Ngomong-ngomong di mana tenda kita sebelumnya?"Kata Lyfa. Dan kami lupa posisi tenda kami.
Pada Akhirnya Kami mengikuti aliran sungai karena tenda kami dekat dengan sungai. Lyfa dan Goro ada di depan sementara aku dan Ginny ada di belakang.
"Art, apa pendapatmu tentang para bangsawan?"katanya.
Tapi aku tidak bisa menjawabnya.
"Itulah alasan aku juga membenci Erina" dia melanjutkan percakapannya.
"Aku pikir itu normal, kebencian ada pada semua orang. bayangkan saja jika semua bangsa dewa dan manusia membenci mu, uhh apa yang aku bicarakan hehe" saya berseru. Pada akhirnya kami menemukan tenda kami rusak karena tertiup angin kencang.