Chapter 15 - murid pertama

Aku kembali ke dunia manusia. Suara katak dan keheningan terdengar di telingaku dan banyak kunang-kunang terbang membawa cahaya mereka di tengah malam.

"Tidak terasa sudah malam"

Aku berjalan di jalan yang sepi, melewati lampu yang dibawa oleh kunang-kunang.

"Sepertinya aku harus pulang dengan cepat. Aku takut Erina dan Pak Agra khawatir pada ku."

Tapi aku tidak tahu harus menjawab apa jika pak Agra bertanya mengapa aku bisa dipisahkan dari para dewa.

Aku terus berjalan di jalan yang agak berlumpur karena ada begitu banyak genangan air di jalan. Lalu aku mendengar keributan di gang. Aku mendekatinya karena penasaran. Ternyata ada pertengkaran di antara para prajurit.

Prajurit itu berkisar dari 4 orang. Mereka bertiga tampak marah dan yang satunya tergeletak di tanah dan sepertinya mereka melakukan sesuatu pada prajurit yang tergeletak itu.

Aku terus mengintip mereka dengan hati-hati. Pada akhirnya mereka menendang kepala prajurit yang sedang berbaring. Tanpa berpikir aku langsung mendatangi mereka.

"Hei, berhenti! Apa yang kalian lakukan?" Aku langsung berteriak.

"Kami memberinya pelajaran, jadi jangan ganggu kami anak nakal" kata salah satu dari mereka.

Prajurit yang tergeletak di tanah merangkak kesakitan.

"Apa yang salah dengan dia, bukannya prajurit itu pahlawan?"

Tapi mereka tertawa begitu keras sehingga mata mereka berair.

"Kami memberinya pelajaran karena dia lemah, kami tidak ingin dia bergabung dengan kelompok kami, jadi kami memberinya pelajaran dan kami akan membuangnya" kata pemimpin prajurit itu.

"Tapi mengapa?"

"Karena dia lemah" mereka tertawa terbahak-bahak.

"Orang lemah tidak pantas menjadi tentara, jadi kami memberinya pelajaran agar dia bisa keluar dari tentara Kerajaan" kata salah satu dari mereka.

"Kau tahu? Kau juga lemah. Anda mengeroyoknya, jika Anda kuat mengapa tidak satu lawan satu?"Aku berkata mengejek kepada mereka.

"Apa yang kamu katakan" mereka marah mendengar kata-kataku.

Kemudian salah satu dari mereka menyerangku sambil mengeluarkan pedangnya.

"Anda akan mati dipotong oleh pedang ku" katanya.

Dia menebas pedangnya di leherku. Namun ia menyerang tanpa berpikir karena dia sudah marah.

"Brugg" pedang itu mengenai kepalaku.

"Heh, apakah pedangmu tumpul?"Aku berkata sambil memegang pedangnya.

"Huh, apa yang terjadi, ini pasti sihir" katanya terkejut.

Kemudian teman dia menyerangku dengan sihir api.

"Hahaha, Persetan denganmu" ujar prajurit yang mengeluarkan api.

Tetapi ketika mereka menatapku, mereka semua terkejut bahwa aku tidak terbakar sedikit pun. Aku pikir lebih baik jika aku menyelesaikan ini sebelum sesuatu terjadi.

Aku mengembalikan itu kepada mereka dan melemparnya sampai dia terbakar parah.

"Apa yang kamu lakukan nak?"Kata salah satu dari mereka tampak sangat marah.

"Aku hanya mengembalikan apinya"

Kemudian mereka mengangkatnya dan membawanya pergi. Aku langsung mendekati prajurit yang diintimidasi sebelumnya.

"Kamu baik-baik saja?"

Dia berdiri sambil merasakan sakit, dan dia juga membuka pelindung kepalanya sambil berkata "Terima kasih tuan atas bantuan Anda"

Aku terkejut bahwa dia seusia dengan ku. Aku bertanya tentang statusnya. Namanya Adis dari warga negara yang sangat miskin dan dia masih sangat muda.

"Jika kamu baik-baik saja, aku akan pulang dulu oke?"

"Tunggu tuan!"

Aku menoleh padanya.

"Jika aku tidak salah, nama dari tuan itu Arth kan? Orang yang memenangkan tes kepantasan kemarin " katanya kepada ku.

Lalu aku berkata " ya " padanya. Aku merasa sepertinya aku menjadi lebih terkenal di Kerajaan ini hehe.

"Kalau begitu tolong Jadikan Aku muridmu" katanya sambil menunjukkan keinginannya.

"Tentu" jawabku.

Dia terkejut dan tidak percaya dengan jawaban ku, dia terus melompat-lompat seperti anak kecil pada umumnya.

"Anda dapat berlatih kapan pun Anda mau, tetapi apakah anda memiliki energi magis?"

"Ya," jawabnya dengan gembira.

"Kalau begitu sampai jumpa besok aku harus pulang sekarang" kataku sambil melambaikan tanganku. Aku ingat bahwa aku membawa buku dewa yang ku curi sore ini.

"Siapa yang bisa membacanya?"