Chereads / reincarnation of a demon god (sub Indonesia) / Chapter 16 - mengingat masa lalu

Chapter 16 - mengingat masa lalu

Malam itu begitu sunyi, suara katak begitu keras dan cahaya kunang-kunang mulai meninggalkanku. Aku masih berjalan di jalan berlumpur dan segera tiba di rumah Erina.

Aku lupa bahwa aku membawa buku yang ku bawa sebelumnya, aku akan menemukan seseorang yang dapat membaca buku ini.

Pakaianku mulai basah karena hujan gerimis malam itu dan aku berada di depan rumah Erina.

"Bagaimana aku menjelaskannya kepada pak Agra?"Aku mengetuk pintu secara perlahan sebanyak tiga kali.

"Krekk" suara pintu terbuka.

"Loh! Arth kenapa kamu kembali" kata Erina begitu kaget saat melihatku. Dia tampak lega ketika dia melihatku dan tangannya membelai dadanya menunjukkan kelegaan pada dirinya.

"Apakah ayahmu masih terjaga?"

Erina bingung dan menjawab "Ayah sudah tidur"

Baik, itu adalah kesempatan ku untuk sementara waktu sehingga tidak ada yang akan bertanya apa yang terjadi.

Aku disambut oleh Erina dengan kebahagiaan nya.

"Arth mengapa kamu kembali?"katanya.

Aku bingung dengan pertanyaan itu sampai akhirnya aku ingat kata-kata prajurit yang ku bakar.

"Mereka membuang ku, karena aku tidak kuat dan tidak berguna, jadi aku dikirim kembali" jawab ku.

Mendengar itu Erina langsung percaya apa yang ku katakan. Kemudian Erina menawarkan makanan, tetapi aku menolak, dia menawari aku minum. Aku langsung menerimanya.

Erina membawakan ku secangkir kopi

"Arth aku duluan ok!" katanya. Dia pergi ke kamarnya.

Suara hujan deras terdengar begitu keras. Aku melihat ke luar jendela sambil minum secangkir kopi. Aku ingat kisah masa lalu ku tentang mengapa aku dulu disebut dewa iblis, dan mengapa aku dibenci oleh para dewa.

Aku ingat itu sambil minum secangkir kopi dan melihat hujan di luar jendela.

Sebelum disebut iblis, aku sebenarnya adalah dewa sihir, dan dewa lain memintaku untuk berkolaborasi dengan mereka, lalu aku menolak karena aku tahu tujuan mereka, meskipun tidak semuanya, sampai akhirnya aku didorong ke jurang yang dangkal.

Aku menyadari bahwa aku berada di dunia iblis. Dan di situlah aku meningkatkan semua sihir ku. memburu semua iblis dan raja iblis sampai akhirnya tanpa disadari jiwaku benar-benar berubah menjadi iblis. Dari pembantaian itu aku dibesarkan untuk menjadi raja mereka dan tujuan ku adalah untuk menentang para dewa.

Aku pernah mengalahkan naga legendaris bernama Ragan, sampai akhirnya dia tunduk kepada ku dan menjadi bagian dari kerajaan iblis.

Para dewa tahu itu. Dan terus mencari cara untuk menghentikanku. Sampai akhirnya aku terbunuh oleh sihir terlarang yang bisa digunakan sekali.

Dan sekarang aku menjadi sosok manusia yang sedang minum secangkir kopi. Jika mereka tahu bahwa aku masih hidup sepertinya mereka akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Dengan kata lain aku telah hidup di ketiga negara: para dewa, iblis, dan manusia.

Tanpa sadar kopi ku sudah habis. Aku ingat bahwa aku membawa sebuah buku. Kemudian aku melihat-lihat buku itu tetapi aku tidak bisa membacanya meskipun aku dulu adalah seorang dewa.

Aku terus membalik halaman buku itu sampai akhirnya aku menemukan halaman yang surat-suratnya dapat dipahami. Ada simbol di mana simbol itu terlihat seperti Perang, lalu di bawahnya ada dialog yang bisa saya baca, yang berisi:

"Era masa depan akan lebih buruk dari masa lalu, era di mana darah akan menjadi sungai di tengah lapangan, semua bangsa akan berjuang untuk mempertahankan peran masing-masing, sampai akhirnya dalang perang akan kalah karena dua negara bersatu untuk mengalahkan satu bangsa lagi "

Aku bingung tentang dialog itu, sepertinya itu adalah ramalan yang dibuat oleh para dewa kuno.

"Berarti Satu Bangsa akan kalah karena kombinasi bangsanya lagi" kataku.

Tapi aku tidak tahu bangsa mana yang dia jelaskan. Aku bahkan tidak tahu era apa itu. Apakah era sudah berlalu atau belum?

Sepertinya aku akan mencari seseorang yang bisa menjelaskan semua buku ini. Aku menyimpan buku itu dengan rapi sehingga tidak ada yang tahu tentang buku ini.

Suara hujan mulai menghilang saat hujan mulai mereda. Aku pergi ke kamar ku dan berpikir bagaimana menjelaskannya kepada pak Agra besok? Apakah ini akan menjadi penjelasan yang sama dengan Erina? Aku memikirkannya sampai akhirnya aku tertidur lelap.

********

Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku. Aku keluar dari kamarku.

"Sekarang Arth, bagaimana kamu bisa kembali ke sini?"Kata Pak Agra yang duduk di kursi.

Kemudian aku mendekatinya dan duduk di depannya "mungkin karena aku lemah, jadi mereka membuang ku dan mengembalikan ku ke sini" jawab ku dengan kaget.

"Tidak masuk akal, mereka membawamu karena kamu menunjukkan kepada mereka kekuatanmu, kamu juga membunuh dewa di depan kami, dan sekarang kamu dibuang karena kamu lemah? Bagaimana tidak masuk akal" katanya.

"Aku tidak tahu mengapa mereka membiarkan ku pergi"

" Tapi Syukurlah kau kembali"

*************

Pada hari itu aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah sihir. Aku ingat buku yang ku dapatkan. Aku harus menyembunyikannya agar Tuan Agra tidak tahu.

Suasananya begitu cerah dengan silau matahari pagi dan kicauan burung yang lewat dan hinggap di atas perumahan, suara kerumunan orang bisa terdengar karena mereka sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Cuaca berbeda dari tadi malam.

Aku tiba di sekolah dan bertemu dengan Ginny, dia tampak sangat terkejut ketika dia melihat ku.

"Loh! Arth kenapa kau bisa kembali?"

Aku menjelaskan kepadanya tetapi penjelasannya sama dengan penjelasan Erina. Dia tampak lega saat melihatku. Aku juga menyadari bahwa sekarang di belakangku ada Hiuga yang mendengarkan kata-kata ku secara diam-diam. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan.

Aku berjalan ke kelas dengan Erina dan Ginny. Tapi aku bisa merasakan seseorang mengikutiku dari belakang.

"Kalian pergi dulu" kataku.

Mereka pergi ke kelas duluan. Kemudian wku mencari orang yang mengikuti ku, aku mencari di Aula berikutnya tetapi tidak menemukan siapa pun.

"Yah, ini aneh meskipun aku merasa seseorang mengikutiku" kataku saat aku pergi.

"Pers" aku tiba-tiba menghilang.

"Apa yang kamu lakukan Hiuga" kataku tiba-tiba di belakangnya. "Kenapa kamu terus mengikutiku?"

Dia bingung dan menjawab" aki kebetulan lewat, Oke aku akan pergi dulu " dia langsung meninggalkan ku begitu saja.

Aku juga mengabaikannya dan pergi ke kelas ku. Tanpa disadari aku terlambat ke sekolah.

"sial"

Aku dihukum di luar kelas.