Pagi telah tiba, suara derasnya air mancur dan kicauan burung bisa terdengar sangat jelas.
Aku sedang menyaksikan matahari terbit setelahnya aku beristirahat sejenak, karena pada malam harinya aku sibuk mencari buku ku sendiri. Aku menghirup udara segar dan membuat tubuh ku nyaman.
"Sepertinya kita harus pergi sekarang Arth" kata Ginny yang berada di belakangku sebelumnya.
Aku melihat ke yang lainnya, dan menemukan bahwa yang lain sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka.
"Oke, ayo pergi"
Kami menuruni tangga dan meninggalkan air mancur itu. Singkat cerita kami tiba di hutan dan telah melewati gunung. Dan sekarang kita hanya mengikuti jalan kecil.
"Tunggu!"Tiba-tiba Adis berteriak dan dia melanjutkan percakapannya "aku melihat pohon apel dan ada begitu banyak sekali buahnya" Adis segera berlari ke pohon itu dan kami juga menyusulnya.
Aku mendekati pohon itu dan secara tidak sengaja, aku menginjak apel yang jatuh. Kemudian aku mengambilnya dan membelah buahnya, aku tercengang karena di dalam buahnya sangat aneh, buahnya mengeluarkan asap.
"Tunggu sebentar, apakah buah ini bisa dimakan? Masalahnya adalah ada asap"
Mendengar itu, Erina dan Ginny mendatangi ku dan melihat buah yang ku ambil.
"Mungkinkah ini apel beracun?"Kata Erina, terkejut.
"Brugg" tiba-tiba ada suara jatuh. Kami menoleh ke suara itu, dan ternyata itu adalah suara Adis yang terpingsan karena memakan apel beracun. Kami segera mendekati Adis, dan aku memeriksanya.
"Sepertinya dia tidak sadarkan diri"
"Itu buruk, kita harus mencari tanaman mawar putih, karena itulah satu-satunya yang bisa menyembuhkan Adis" kata Ginny.
"Kamu memiliki sihir penyembuhan Ginny, gunakan saja pada Adis" saran Erina pada Ginny.
"Aku tidak bisa! Karena itu ada di luar sihir penyembuhan" jawab nya.
Kami terpaksa mencari tanaman bunga karena kecerobohan Adis. Aku membawa Adis dan mulai mencari tanaman saat menuju ke barat, dan Ginny mengatakan tanaman mawar putih adalah tanaman liar, sehingga dapat ditemukan di mana saja tetapi tempat nya sulit untuk diketahui.
"Ini konsekuensinya jika kita tidak membaca buku, kita tidak tahu buah mana yang bisa dimakan dan buah mana yang tidak bisa dimakan" kata Erina.
"Terserah kamu, aku tidak suka membaca buku, membaca buku terlalu membosankan"
Mendengar itu Erina langsung cemberut padaku, tiba-tiba Adis mengigau dan dia hampir jatuh dari gendongan ku.
"Laah! Bagaimana dia bisa bergerak?"
"Dia baru saja diracuni, dan racunnya tidak membuat nya pingsan, tetapi hanya tidur untuk waktu yang lama" kata Ginny.
dia adalah orang yang paling tahu tentang obat sementara Erina tahu segalanya kecuali tentang obat, dia membencinya.
Pada akhirnya kami sampai di ujung jalan, tidak ada jalan lagi tapi ada jurang yang dangkal di depan kami. dan kami beruntung menemukan tanaman mawar putih di dekat jurang.
"Apakah itu tanaman mawar putih?"
Tanpa berpikir aku langsung mengambil tanaman itu dan memberikannya kepada Ginny. Tiba-tiba ada getaran di tanah seolah-olah ada gempa kecil. Tiba-tiba ada iblis kelelawar besar yang datang dari balik pohon pinus. Iblis
Itu terbang ke langit dan kembali ke bawah dan sepertinya itu akan mengambil Erina.
"Awas Erina!"
Aku langsung mendorong Erina sehingga Erina terjatuh, tetapi aku menjadi korban. Aku dipegang sangat erat dan dibawa terbang oleh kelelawar.
"Sial! Tanganku tidak bisa bergerak"
Aku terus dibawa terbang oleh kelelawar, sampai pada akhirnya aku dibawa ke gua besar dan gua itu juga cukup gelap. Aku terkejut karena ada banyak iblis kelelawar di dalam gua itu.
Aku dilemparkan di tengah-tengah mereka.
Semua kelelawar menatapku dengan sangat menakutkan, rahang mereka dibuka sangat besar dan ada taring panjang di rahang mereka.
"Aduh, apa gunanya ini? Aku baru saja dibuang?" aku sangat kesal karena dilemparkan begitu saja.
Pada akhirnya salah satu kelelawar berbicara "kami akan membebaskan mu jika kamu membawa sepuluh manusia ke sini"
Tiba-tiba aku memotong percakapannya "aku menolak, maaf"
"Kemudian hidup Anda akan diganti oleh mereka" kata kelelawar.
Kelelawar itu langsung terbang di sekitar gua, dan Arth mengambil tombaknya, kelelawar terus berputar-putar di sekitar gua menunggu kesempatan, sampai akhirnya menyerang secara tiba-tiba, tetapi Arth melompat dan menghindarinya, Arth membalasnya dan melemparkan tombaknya ke kelelawar itu sampai tombaknya menempel di tubuhnya.
"Sial, rupanya tombak itu tidak bisa membunuh kelelawar dengan satu serangan"
Namun, kelelawar itu tampak kesakitan dan mulai marah pada Arth. Kelelawar itu marah dan mengumpulkan energi magis ke dalam mulutnya, sihir di mulutnya langsung berubah menjadi gelombang suara, dan aura itu ditembakkan menuju Arth, tetapi Arth tidak merasakan apa-apa.
Pada akhirnya, Arth tiba-tiba menyerang dan menjatuhkan iblis kelelawar itu. Arth segera mengambil tombaknya yang tertancap di tubuh iblis kelelawar.
"Waktu mu sudah habis"
Arth menggabungkan sihir apinya dengan tombaknya sehingga tombaknya menjadi berapi-api seperti besi yang dipanaskan, Arth segera menusuk kelelawar itu sampai terbakar dan menjadi abu.