Chapter 24 - rencana Hiuga

Sore melanjut ke malam, sinar matahari sekarang berubah warna menjadi oranye.

Siestina dan aku berjalan melewati hutan yang hancur akibat pertempuran.

Pada akhirnya kami tiba di dasar tebing. Erina dan yang lainnya berada di puncak.

"Teman-temanku ada di atas sana, tapi aku tidak tahu bagaimana kita memanjat tebing"

"Ikuti aku" jawab Siestina.

Siestina memancarkan semacam sihir, dia memanggil pohon yang tumbuh dengan cepat di depan kami. Siestina mengajak untuk memanjat pohon yang Siestina buat.

"Mengapa kita memanjat pohon?"

Pada akhirnya aku mengikuti apa yang dikatakan Siestina. Aku memanjat pohon dan pohonnya sangat pendek.

"Siestina! Tebing ini tinggi, mengapa kita tidak memanggil pohon yang lebih tinggi juga?" Aku ingin tahu apa yang Dia rencanakan.

"Yah aku tahu"

Siestina dan aku berada di atas pohon pendek, tiba-tiba Siestina melemparkan sihirnya lagi dan pohon itu merespons dan menyerap energi aneh yang dilepaskan oleh Siestina. segera pohon itu tumbuh dan naik dengan cepat. Siestina dan aku digendong, sampai akhirnya kami sampai di puncak tebing.

********

Erina dan yang lainnya terkejut karena tiba-tiba ada pohon besar di depan mereka, sampai Erina mengeluarkan panah sihirnya untuk berjaga-jaga.

"Tenang Erina! Ini aku" kataku sambil turun dari pohon. Begitu juga dengan Siestina.

Lalu tiba-tiba Erina menembakkan panahnya ke Siestina, tetapi Siestina mampu menghindarinya.

"Siapa kamu?"Kata Erina.

"Tenang Erina, sebenarnya dia!"

Siestina tiba-tiba menyela perkataan ku.

"Perkenalkan! aku Siestina seorang dewi, dan sekarang aku akan mengikuti Arth kemanapun dia pergi"

"Apa maksudmu?"Kata Erina saat mendekati Siestina. Dan pada akhirnya mereka terus bertarung dan mengejek satu sama lain.

"Aduh"

Ginny mendatangi ku dan bertanya tentang Siestina, lalu aku memberi tahu Ginny apa yang terjadi. Pada akhirnya Ginny percaya apa yang ku katakan.

"Arth, sepertinya kita harus mencari tempat untuk beristirahat, kita harus bersiap-siap sebelum hari mulai gelap, ketika hari gelap akan merepotkan nanti" kata Ginny memberi sarannya.

"Itu ide yang bagus dan sepertinya tebing ini juga tempat yang bagus untuk beristirahat, bagaimana menurutmu Adis?"

Adis diam dan terus melamun akibat dari efek buah yang dimakannya.

Ginny dan aku menoleh ke Erina dan Siestina. "Kamu rambut nenek-nenek" lalu Siestina menjawabnya "apa, apa maksudmu?" Erina mengejek lagi " biasanya rambut putih adalah rambut nenek" mereka terus bertengkar tanpa henti.

Pada akhirnya Ginny dan aku menyimpulkan bahwa mereka setuju untuk beristirahat di tebing ini.

***********

Sementara itu Hiuga berada di dimensi lain, tepatnya di dunia para dewa. Hiuga mendekati pemimpinnya yang bernama Orba. Hiuga mendekati pemimpinnya dan memberi hormat padanya.

"Laporkan master, aku berhasil mencuri buku yang diambil oleh manusia itu, tapi aku tidak tahu apakah dia manusia biasa atau reinkarnasi dari dewa iblis" kata Hiuga memberikan laporan kepada tuannya dan memberitahunya apa yang telah dia selidiki.

"Bagus! Sekarang Anda ikuti mereka. Sebelum mengikuti mereka Anda mengambil dua dewa dan menyerang mereka terlebih dahulu, jika mereka dapat bertahan hidup Anda harus mengikuti mereka dan berpura-pura menjadi manusia biasa" dewa Orba memberi perintah kepada Hiuga.

"Ok pak, saya akan melakukannya"

***********

Pada akhirnya kami menyelesaikan tenda yang terbuat dari kayu yang diproduksi oleh Siestina. Aku menjadi penasaran dengan status Siestina, tapi itu tidak terlalu penting, pada akhirnya aku mendekati Erina dan Siestina yang berada di depan api unggun.

"Ternyata kamu sudah akrab!"

"Siapa bilang kita akrab" kata mereka berdua sambil cemberut satu sama lain.

Sepertinya akan sulit untuk membuat mereka saling mengenal.

Aku bertanya kepada Siestina yang tahu tempat di mana pulau kura-kura itu berada.

"Pulau ini cukup jauh dari sini, kita harus melewati hutan ini, setelah itu kita harus melewati gunung es, itu tidak banyak karena kita harus melewati gunung berapi yang panas, jika kita telah melewati gunung berapi, kita bisa melihat pantai, dan dari sana kita akan berlayar menuju Pulau kura-kura" Siestina menjelaskan dengan cukup detail.

"Buset, cukup jauh, apakah kita akan sampai di sana?"Aku bercanda pada mereka.

Itu sudah menjadi tujuan kami. Kami akan pergi ke Pulau kura-kura meskipun sangat jauh, tetapi itu adalah tekad kami untuk pergi ke sana.