Cuaca sangat dingin karena salju terus turun sehingga rambut ku penuh dengan salju.
Aku terus meneriakkan nama Erina dan yang lainnya, serta ayah Lyna. Aku tidak tahu apa yang terjadi saat aku pergi.
"Sebenarnya apa yang terjadi"
Ayah Lyna mengambil segumpal salju dan sesuatu untuk membuat penelitiannya.
"Arth! Anda harus iku dengan ku" kata ayahnya Lyna.
aku mengikutinya ke reruntuhan.
"Bantu aku mengangkat reruntuhan ini"
aku membantu mengangkat kayu yang menghalangi kami dan setelah mengangkat kayu ada ruangan yang sangat gelap.
Kami masuk ke ruangan itu dan aku tidak tahu apa maksud atau tujuan ayah Lyna. Ada begitu banyak senjata di dalam ruangan bahkan seperti ruang senjata.
"Pilih Pedang Yang Kamu inginkan Arth" katanya sambil mengambil pedang dan mengenakan baju besinya, baju besinya sangat mirip dengan baju besi hidup yang aku lawan sebelumnya.
Aku segera mengambil pedang yang agak bagus, selain itu aku juga mengambil tombakku. Tiba-tiba, ayah Lyna mengambil jirah yang hampir sama dengannya.
"Pakailah baju besi ini! Anda akan membutuhkannya" aku segera mengenakan baju besi itu dan ternyata bahwa baju besi itu sangat berat dan ada tulisan aneh di bagian belakang baju besi. Aku bertanya arti dari prasasti atau tulisan yang ada pada jirah tersebut, dan ayah Lyna menjawab:
"hati adalah satu dengan pedang"
Kami keluar dari ruangan dan aku bertanya kepadanya. " mengapa kita mengenakan pakaian ini?"
"Kita akan menyerang klan Rashi dan menyelamatkan teman Anda dan putri ku" dia mengatakan itu sambil mengenakan helm berlapis bajanya.
Aku mengikuti ayah Lyna. baju besi ini sangat berat terutama aku membawa pedang dan tombak, tetapi ketika aku melihat ayah Lyna, aku merasa dia adalah pejuang yang tangguh dan kuat meskipun dia tidak memiliki sihir sedikit pun.
Tiba-tiba ayah Lyna berhenti dan melambaikan tangannya menunjukkan bahwa aku juga harus berhenti. "Apa itu?"Tiba-tiba ayah Lyna menarikku ke semak-semak.
"Sthhh, diam dan jangan bersuara" katanya sambil menutupi mulutku.
Aku mematuhinya dan tiba-tiba datang dua tentara yang hampir sama dengan kami, mereka berbicara sambil berjalan. Tiba-tiba ayah Lyna keluar dari semak-semak dan membunuh mereka berdua tanpa suara sedikitpun.
"Itu cepat" aku mengaguminya, tapi jika dibandingkan dengan sihir, itu bukan apa-apa.
Aku keluar dari semak-semak dan mendekati ayah Lyna sambil melihat orang yang dia bunuh. "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"Aku bilang. Ayah Lyna meletakkan pedangnya di sarung pedangnya.
"Kita harus menunggu matahari terbenam, lalu kita bisa menyerang seluruh klan"
Sebenarnya aku bisa saja menyerang seluruh klan sendirian, selama tidak ada tempat yang kedap sihir.
Aku terus mengikuti ayah Lyna dan menunggu matahari terbenam.
*************
Malam telah tiba dan klan Rashi mengadakan pesta besar karena mereka akan mengorbankan Erina dan yang lainnya kepada para dewa dengan dibakar hidup-hidup.
Erina dan yang lainnya diikat dengan tali dan dibawa ke dekat api besar yang menyala-nyala. "Ayo kita pergi" tiba-tiba mereka dicambuk karena mereka begitu sangat kejam.
Suasana desa klan Rashi begitu meriah karena mereka akan melakukan upacara pengorbanan. Di tengah desa ada api yang sangat besar dan Erina dibawa ke api berada. tiba-tiba ada dua bayangan tepat di tengah cahaya bulan di atap rumah.
"Kau sudah siap, Arth?"Ayah Lyna berkata sambil membuka pedangnya.
"Aku akan siap kapan pun kamu mau"
Arth dan ayah Lyna tiba-tiba turun dan menyerang tentara yang membawa Lyna dan yang lainnya. Arth melakukan serangannya dengan melempar tombak untuk membunuh salah satu dari mereka. sementara ayahnya Lyna langsung menebas pedangnya dari bayang-bayang.
Seketika mereka semua kaget dan panik, Arth terus menyerang mereka tanpa henti dan ditemani dengan sihirnya sehingga mereka dikalahkan dalam waktu singkat.
"Ternyata sihir benar-benar membuatnya lebih mudah dalam pertempuran!"Kata ayahnya Lyna.
"Arth, kamu akhirnya datang" kata Ginny.
Arth melepaskan tali yang mengikat mereka. "Aku berjanji untuk melindungimu"
Erina dan yang lainnya diperintahkan untuk lari ke jalan yang ditunjukkan oleh ayah Lyna, dan mereka segera lari dan menjauh dari kami.
"Apakah kamu siap untuk memusnahkan clan ini, Arth?"
"Aku siap untuk mengajari mereka Pelajaran" Kata Arth sambil mengambil tombak yang ia lempar sebelumnya.
Arth tidak ingin mereka dikorbankan kepada dewa dengan cara itu.
Tiba-tiba begitu banyak tentara lain yang berdatangan karena kebisingan yang telah terjadi.
"Serang mereka!!!!!" mereka langsung mengarahkan pedang mereka ke Arth. Arth juga tidak tinggal diam Arth juga menyerang mereka. Sementara Ayah Lyna langsung menyerang mereka seperti ksatria dan Arth melemparkan tombaknya ke salah satu dari mereka.
tombak itu terus melayang dikendalikan oleh sihir Arth dan terus membunuh tanpa henti. selain tombak, Arth juga menggunakan pedangnya untuk membunuh mereka.
Suara gemuruh dan suara pedang serta jeritan orang-orang berteriak terdengar di desa itu.
Pada akhirnya tempat itu berubah menjadi desa penuh darah yang terus memercik dari mayat yang telah dibunuh Arth dan ayahnya Lyna.
"Sekarang kita hancurkan tempat ini dengan membakarnya" kata ayah Lyna.
Tetapi Arth menolak karena dia takut akan ada wanita dan anak-anak di desa. Namun, ayah Lyna menjelaskan bahwa tidak ada perempuan dan anak-anak di desa ini. hanya laki-laki yang percaya pada kultus mereka.
Mendengar itu, Arth punya rencana lain dan Arth meminta kepada ayahnya Lyna untuk menjauh dari desa terlebih dahulu. Ayah Lyna juga setuju dan ingin tahu tentang apa yang direncanakan Arth.
Mereka berdua melarikan diri dari desa sejauh yang mereka bisa dan pada akhirnya mereka berhenti di atas bukit
desa itu begitu jelas. Jika dilihat dari atas bukit.
"Apa rencanamu Arth? dan mengapa kita tidak menghancurkan desa?"Ayah Lyna sangat ingin tahu tentang rencana Arth.
"Lihat ini! jika dengan sihir, desa akan lebih mudah dihancurkan daripada dengan cara manual" kata Arth sambil memegang tombaknya.
Arth menuangkan energi sihir ke tombaknya dan seketika tombak itu bersinar berwarna kemerahan.
"Apa itu?"Ayah Lyna kagum dan mengatakan itu dengan nada rendah.
Arth mengarahkan tombaknya ke desa dan melemparnya. tombak itu terbang dan menembus hujan salju, sampai akhirnya mendarat tepat di tengah desa.
"Lihat ini! meledak" kata Arth sambil terus memancarkan sihirnya.
Tiba-tiba desa itu menyala dan "bomm" ledakan besar terjadi yang bisa menghancurkan desa dalam sekejap mata. Ayahnya Lyna tertegun tak percaya bahwa sihir bisa melakukan hal seperti itu, dan Arth memanggil tombaknya kembali padanya.
"Kalau begitu kita harus cepat mengejar Lyna dan yang lainnya" kata ayah Lyna dengan nada rendah karena dia masih kagum dengan sihir.