Chapter 34 - perintah Orba

"semuanya berjalan lancar" kata Hiuga yang telah menonton Arth dari gunung tertinggi. "Sekarang saatnya aku kembali" Hiuga segera membuka pintu gerbang untuk pergi ke tanah para dewa.

************

"Bagaimana kamu bisa menjadi seorang my?"kata Silvanus saat dia berjalan bersamaku ke guanya.

"Jangan katakan itu dengan keras!! Aku tidak ingin teman-teman ku tahu tentang masa lalu ku yang menyakitkan" kataku dengan perasaan menyesal tentang sesuatu yang telah ku lakukan.

Mendengar itu, Silvanus langsung tahu apa yang ku maksud.

Kami tiba di gua Silvanus. Dinding gua itu ada banyak gambar yang menceritakan seseorang yang membuat aku bertanya-tanya.

"Gambar Apa ini?"Kata-kata ku dengan takjub.

"Eh, gambar ini benar-benar aneh" kata Erina yang melihat gambar itu dan dia menyentuhnya dengan perasaan aneh.

Aku berjalan menghampirinya dan melihat apa yang dimaksud Erina.

"Mengapa gambar ini menceritakan kisah bodoh" kataku jengkel.

Aku melihat cerita ku sendiri. Gambar itu menunjukkan dewa yang berubah menjadi iblis dan di samping gambar itu ada gambar yang menunjukkan Perang besar antara dewa dan iblis.

"Inilah yang membuat ku nyaman tinggal di sini" kata Silvanus yang telah memperhatikan ku dari belakang.

"Ada begitu banyak gambar yang menceritakan sejarah, bahkan masa lalu ku tercantum dalam gambar lain.

"Tuan Silvanus! apa arti gambar dewa yang berubah menjadi iblis ini?"Kata Erina yang selama ini terus penasaran.

"Aku tidak tahu, dan kamu akan tahu itu" jawab Silvanus, menatapku sambil tersenyum, dan aku menatapnya dengan dengan jengkel.

***********

Hiuga memasuki istana dan terus berjalan ke tempat yang dia tuju dan tak lama setelah itu, Hiuga melihat pintu mengkilap yang sangat terang di depannya. Hiuga menarik napas dalam-dalam dan membiarkannya keluar seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu yang tidak bisa dia terima.

"Aku bisa melakukan ini" kata Hiuga pada dirinya sendiri dan membuka pintu.

"Kamu akhirnya kembali Hiuga!"Ada seseorang di ruangan itu.

Hiuga segera menghampirinya dan segera memberi hormat ke padanya.

"Ceritakan semua apa yang kau ka alami dengan mereka?" Kata dengan seseorang itu. (Orang yang mengatakan ini disebut Orba pemimpin Hiuga dari ras dewa Pengintai).

"Aku akan melakukannya dengan senang hati" jawab Hiuga, berdiri langsung di hadapan Orba.

"Lapor! Aku telah mengikuti mereka begitu lama dan ada begitu banyak kejadian tak terduga, bahkan ada sesuatu yang penting yang dapat ku laporkan kepada Tuan Orba" lapor Hiuga kepada tuannya dengan nada yang begitu berat.

"Katakan padaku dari awal, ketika kau mengintai mereka untuk kedua kalinya" orba memberi perintah.

"Setelah laporan terakhir untuk Anda, aku mengintai mereka untuk kedua kalinya. Pertama, mereka bergaul dengan orang yang ahli dalam ilmu pedang. Kedua, mereka menemukan Silvanus di gunung es"

"Apa? Mereka menemukan Silvanus?"Orba berkata dengan nada tinggi karena dia terkejut mendengarnya.

"Bukan hanya itu. Arth bertarung dengannya sampai Silvanus dikalahkan oleh Arth."

"Bagaimana dengan Silvanus?"Orba bertanya pada Hiuga dengan perasaan terkejut.

"Aku tidak tahu pasti, tetapi tampaknya mereka bersekutu dengan Silvanus. selain itu, sepertinya Dewi Siestina ada di pihak mereka" jawab Hiuga.

"Kenapa begitu?"Kata Orba yang semakin penasaran.

"Aku tidak tahu pasti. Tapi entah bagaimana Siestina mengikuti mereka dan sepertinya dia tergila-gila pada Arth"

"Jangan biarkan Dewi Siestina dan dewa Silvanus bergabung dengan mereka. Dewi Siestina bukan masalah besar, tapi Silvanus akan menjadi masalah besar bagi kita apalagi dia termasuk ras dewa terkuat. Hiuga! Kamu terus memata-matai mereka, dengan begitu, aku akan memberikan permintaanmu" kata Orba yang marah mendengarnya.

"Bagus. "Aku akan melakukannya," jawab Hiuga.

Hiuga langsung keluar dari ruangan.

"Dengan cara ini aku bisa membebaskan ibu ku yang ada di penjara" kata Hiuga berbicara dalam hatinya.

*********

"Komandan!!!"Orba berteriak sangat keras.

Seketika dewa yang sangat kuat muncul mendekati Orba.

"Ada apa, tuanku?"Kata Komandan yang datang (komandan itu bernama dewa Arbarus dan dia termasuk ras dewa terkuat. Selain itu, ia juga memiliki tim sendiri)

"Komandan! Aku Punya perintah untuk mu" kata Orba.

"Aku akan melakukannya" jawab Arbarus dengan tegas.

"Bawa pasukanmu ke gunung es tertinggi di tanah es, Bawa dewa Silvanus dan Dewi Siestina, jika perlu bunuh mereka" perintah Orba ke Arbarus.

"Aku akan melakukannya dengan senang hati" jawab Arbarus yang keluar dari ruangan dan memanggil pasukannya.

***********

Hiuga terus berjalan di sekitar taman di tanah para dewa dengan perasaan menyesal. "Apa yang ku lakukan itu benar?"Hiuga bertanya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba Hiuga melihat Siestina yang tepat di depannya.

"Siestina!!"Kata Hiuga dengan nada keras.

"Maaf pak! Namaku bukan Siestina " kata seseorang yang hiuga maksud.

Mendengar itu Hiuga langsung mengusap matanya dan ternyata Siestina hanyalah khayalan belaka.

"Maaf! Ternyata aku salah mengira orang" Hiuga segera lari dari gadis itu karena dia malu padanya.

"Apa yang ku lakukan?"Kata Hiuga yang terus berjalan sambil merasa malu dengan apa yang telah terjadi.

***********

Arbarus memanggil semua pasukannya yang bisa dia bawa ke medan perang. "Semuanya! Kita akan melawan seorang pria perkasa dan melawan dewa legendaris. Persiapkan peralatan kalian dan persiapkan mentalitas kalian" kata Arbarus yang memimpin pasukannya dengan nada tinggi.

************

"Sekarang kemana tujuanmu?"Silvanus bertanya padaku.

"Tujuan kami adalah untuk menemukan tempat yang layak untuk hidup seperti pulau kura-kura" jawab ku dengan nada rendah.

Kami berbicara sambil merasakan kehangatan api unggun yang ku buat.

"Bukan itu maksudku" kata Silvanus, tidak puas dengan jawabanku.

"Jadi apa maksudmu?" Aku menjadi penasaran dengan maksud Silvanus.

"Tidak! Lupakan itu"