Suasana begitu hangat dengan api unggun di depan kami.
"Arth ada sesuatu yang aneh" kata Siestina datang tiba-tiba dan menepuk bahuku.
"Apa itu?"Aku bertanya pada Siestina dengan rasa ingin tahu.
"Ikut Aku Dulu, aku akan memberitahumu nanti" jawab siestina, menarik tanganku.
Aku langsung mengikuti Siestina karena rasa ingin tahu ku begitu tinggi. Aku akhirnya sampai di tempat yang dibicarakan Siestina. Tempatnya terlihat seperti biasa, tidak ada keanehan sama sekali, hanya ada kolam yang jernih di sana.
"Apa yang aneh?"Aku bertanya pada Siestina.
"Lihat airnya" jawabnya.
"Tidak ada yang aneh! Cuman ada bayangku sendiri" kataku sambil melihat air yang jernih.
"Itu yang aneh! Siapa kau? Dan mengapa Silvanus menjadi akrab denganmu? Suatu ketika Silvanus terkenal karena sifatnya yang dingin. Aku terkejut denganmu" kata Siestina dengan nada rendah.
"Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu," jawab ku.
"Jawab dulu! Aku akan mendengarkan dan merahasiakannya" kata Siestina dengan ekspresi menyesal atas kata-kata ku.
"Baiklah! Aku akan menjawabnya tetapi aku akan memperingatkan mu bahwa aku akan berbohong. Aku biasa berlatih dengan para dewa, jadi aku mengenal Silvanus" jawab ku.
"Omong kosong! Silvanus meninggalkan tanah para dewa selama jutaan tahun. Dan kamu mungkin baru berusia beberapa tahun" katanya dengan ekspresi kesal mendengar jawaban dari ku.
Aku bahkan tersenyum melihat raut wajah Siestina, karena ini pertama kalinya dia menunjukkan wajah sedihnya dan kupikir dia adalah dewi yang selalu ceria.
"Sudahlah! Kau memperingatkanku kalau kau berbohong."
Tiba-tiba Siestina mendorongku, sehingga aku jatuh ke air yang sangat dingin.
Melihat itu, Siestina malah tertawa terbahak-bahak "kena kau" kata siestina sambil tertawa.
"Aku bersumpah! Tidak lucu, pakaianku basah karena tindakan kekanak-kanakanmu" kataku dengan nada tegas. Aku melompat keluar dari kolam karena dingin.
"Aku lebih tua darimu! Aku berusia lebih dari seribu tahun, jadi hormati mereka yang lebih tua dari mu" jawab Siestina dengan senyum mengejek.
"Terserah kamu! Sepertinya ada yang salah denganmu" aku segera meninggalkannya begitu saja dan menuju ke tempat api unggun itu berada.
************
Arbarus dan pasukannya akhirnya tiba di tempat yang dimaksudkan Hiuga. Dan sekarang dia berada di luar gua Silvanus dan bersiap untuk melaksanakan rencana jahat mereka.
"Kalian harus siap melawan orang-orang yang sangat tangguh di dalam gua ini. Kalian harus terus melaksanakan rencana dan jika perlu bunuh saja mereka" kata Arbarus memberi perintah sambil berteriak kepada pasukannya.
**********
"Arth mengapa kamu basah kuyup?"Erina berkata ketika dia melihatku sangat basah.
"Aku! Itu ulah ku" jawab Siestina, yang tiba-tiba datang.
"Apa? Kenapa kau melakukan hal bodoh seperti itu? "kata Erina kesal dan padanya, akhirnya mereka bertengkar seperti sebelumnya.
"Diam! Diamlah, " kata Silvanus, yang tiba-tiba berteriak.
Namun, mereka terus berkelahi dan tidak mendengarkan apa yang dikatakan Silvanus. Pada akhirnya, mereka tersentak oleh Silvanus. "Hei! Bisakah kau diam?"Silvanus tiba-tiba marah pada Erina dan Siestina. Seketika mereka berhenti berkelahi meskipun mereka cemberut satu sama lain.
"Ada apa?" Aku penasaran dengan Silvanus.
Silvanus tertawa dan berkata, "sepertinya seseorang datang, dan sepertinya mereka berhasil menemukan ku dan kita."
"Siapa maksudmu?" Aku menjadi penasaran.
"Para dewa pernah memburuku" jawab Silvanus dengan suara rendah.
Aku tidak tahu apa yang dimaksud Silvanus, tetapi tampaknya itu adalah sesuatu yang negatif.
"Kamu pergi ke tempat yang aman karena gua ini akan dihancurkan," Silvanus menasihati yang lainnya.
"Apa yang kamu maksud dengan kata-kata mu? Dan di mana tempat aman yang kau bicarakan?"Kata pak Gyra.
"Oh ya, tempat ini akan hancur! Tidak ada tempat yang aman di sini dan kamu akan mati diserang oleh mereka, kecuali kamu meminta Arth untuk tempat yang aman" Silvanus terus memberikan nasihat tanpa memberitahunya mengapa.
"Serangan mereka? Sebenarnya apa? Dan apa artinya meminta tempat yang aman?" Aku menjadi bingung seperti sedang menebak teka-teki.
"Aku akan memberitahumu begitu mereka memasuki dimensi mu untuk menjaga mereka tetap aman di sana," jawab Silvanus.
Tanpa banyak pertanyaan aku melakukan apa yang dimaksud Silvanus dan aku memanggil gerbang ke dimensi ku sendiri sehingga yang lain bisa diamankan. Kemudian mereka langsung masuk ke dimensi ku tanpa mengajukan banyak pertanyaan meskipun rasa ingin tahu terus menghantui mereka.
Pada akhirnya mereka semua memasuki dimensi ku kecuali aku, Silvanus dan Siestina.
"Mengapa kamu tidak ikut dengan mereka ke dimensi ku?"Aku bertanya pada Siestina.
"Aku tidak mau! Ngomong-ngomong aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi" jawab siestina.
Setelah mendengar ini, Silvanus tertawa terbahak-bahak dan menyuruh Siestina dan aku untuk mempersiapkan diri untuk orang yang dimaksud Silvanus.
***********
Sementara itu, Arbarus di luar gua menyadari bahwa Silvanus tahu di mana dia berada.
"Sepertinya Silvanus tahu di mana kita berada," Kata Arbarus sambil tersenyum kecil.
"Sekarang kalian hancurkan gua ini sampai rata dengan tanah!!!!" Arbarus memerintahkan pasukannya dengan suara tinggi.
Tentara Arbarus langsung melemparkan sihir mereka dan memusatkan sihirnya ke dalam gua.
"Sekarang hancurkan!"
"Boom" mereka segera meledakkan gua dengan sihir mereka " sekarang siapkan senjata kalian! Mereka akan keluar dari gua secara tiba-tiba" Kata Arbarus, memberi perintah kepada pasukannya.
Kemudian tentara Arbarus mengeluarkan senjata mereka dan begitu banyak senjata yang berbeda.
"Boom" tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam gua sehingga ledakan tersebut membuat es yang menutupi gua tersebut tertutupi begitu saja. Kemudian tiga bayangan hitam muncul dari gua, yang terus mendekati Arbarus dan pasukannya.
"Aku akhirnya bisa bertemu denganmu, Silvanus, yang mengkhianati bangsanya sendiri" kata Arbarus.
Segera sosok hitam muncul dari bayang-bayang dan jelas bahwa mereka adalah Arth, Silvanus dan Siestina. (Ketiganya adalah bangsa dewa yang mengkhianati bangsanya sendiri di masa lalu)