Cuaca begitu dingin, salju terus jatuh dari langit dan salju begitu dalam, bahkan kami harus berjalan secara berjinjit.
Pada akhirnya kami melihat sebuah rumah dengan asap yang berasal dari cerobong asapnya. atapnya tertutup salju dan dindingnya terbuat dari kayu jati. Rumah itu cukup besar dan Lyna mengatakan rumah itu digunakan untuk berlatih keterampilan pedang, karena ayahnya adalah seorang ksatria yang cukup terkenal karena dia kuat meskipun dia tidak memiliki sihir. ayah Lyna terkenal karena menjadi ksatria yang kuat tanpa sihir.
Kami diundang ke rumah Lyna dan ada satu ruangan yang cukup berisik. Aku bertanya kepada Lyna tentang ruangan itu. Lyna menjawab bahwa itu adalah ruang latihan Kendo.
Aku melihat sekeliling ruangan itu dengan rasa ingin tahu yang besar. Aku baru saja masuk dan ada seorang lelaki tua yang Berotot, dan dia memainkan pedang dengan sangat baik. Aku kagum melihat itu, karena gerakannya begitu sempurna dan dalam.
"Aku harus belajar Kendo" teriakku.
"Eh, tidak mau makan dulu" kata Lyna.
"Tidak, aku harus belajar Kendo sekarang"
Tiba-tiba pria berotot itu mendekati ku dan menepuk bahu ku.
"Sekarang ganti pakaianmu dan kenakan pelindung kepala" kata pria itu sambil memberi ku pakaian longgar.
Aku segera pergi dan mengenakan pakaian longgar itu dan kembali ke ruang Kendo, lalu aku mengenakan pelindung kepalaku.
Tiba-tiba aku diminta untuk memilih pedang yang terbuat dari rotan dan aku memilih salah satunya.
Tiba-tiba pria itu menyerangku dengan pedang yang terbuat dari rotan, tetapi aku menghindarinya. Dia menyerang lagi dan aku mencoba menyerangnya, tetapi serangan ku malah bentrok dengannya.
"Apa ini? Kekuatannya begitu kuat" Aku berkata pada diriku sendiri.
Pada akhirnya pedang rotan ku dipatahkan olehnya.
"Bangunlah Nak! kamu harus mengosongkan pikiranmu dan kamu harus menjadi sebuah pedang" katanya. Dia langsung meninggalkanku begitu saja.
"Dengan sihir, akan mudah untuk melawannya" kataku pada diriku sendiri.
Tiba-tiba Lyna datang dan mengatakan kepada ku bahwa itu adalah ayahnya. Aku terkejut karena ada manusia yang tidak memiliki sihir tetapi bisa sekuat itu.
"Kamu bisa belajar Kendo di sini" kata Lyna. "Tapi sekarang Anda lebih baik bergabung dengan yang lain"
"Di mana yang lain?" Aku penasaran.
Dan Lyna bilang mereka sedang makan di kamar sebelah. Aku langsung mendekati mereka dan menemukan mereka telah selesai makan.
"Ha ha, kau terlambat"
Itu bukan masalah, karena makanan sisa begitu banyak dari pada makan terlebih dahulu. setidaknya itulah yang ku pikirkan saat itu. Aku memakan makanan yang telah disajikan oleh Lyna.
"Arth! sekarang kamu beristirahat dengan yang lainnya" kata Lyna datang dari belakangku.
Lalu aku mengikutinya ke ruangan yang dia tunjukkan padaku. Kamarnya cukup luas untuk menampung kami berenam. Aku langsung masuk dan tertidur karena aku kenyang dengan makanan yang ku makan, meskipun itu adalah sisa makanan.
**************
Suasananya sangat nyaman terutama ketika di luar dingin, sementara aku membungkus diri dengan selimut di sekujur tubuh ku sehingga aku menolak untuk bangun karena sangat nyaman.
Tiba-tiba entah dari mana sebuah bantal terbang dan mengenai kepalaku.
"Hei ini sudah siang, cepat bangun atau aku akan melempar bantal lagi" kata Erina yang sudah mandi.
Tiba-tiba aku teringat bahwa aku harus berlatih Kendo dengan ayah Lyna. Aku segera bergegas mengganti pakaian ku dan langsung pergi mencari ayahnya Lyna.
Aku tidak menemukannya meskipun aku terus berjalan di sekitar ruangan. pada akhirnya aku melihat Lyna di luar rumah. saya segera mendekatinya dan bertanya kepada Lyna.
"Di mana ayahmu Lyna?"
Tanpa menunggu jawaban dari Lyna aku sudah tahu jawabannya. karena aku melihat ayah Lyna duduk diam di tengah salju. dia memejamkan mata nya seolah-olah dia merasa nyaman bahkan dalam cuaca yang sangat dingin.
Aku menoleh ke Lyna, tapi Lyna hanya menganggukkan kepalanya seperti memberi tanda.
Aku langsung mendekati Ayah Lyna yang sedang menikmati kedamaiannya. Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya. tetapi sebaliknya aku melihat ke sana-sini karena aku bingung apa yang harus dilakukan.
"Sekarang cobalah untuk menjernihkan pikiran, mengatur pernapasan Anda, sehingga Anda akan merasakan kenyamanan yang mendalam, biarkan beban Anda dibebaskan seperti burung yang meninggalkan sarangnya" kata ayahnya Lyna dengan tenang.
Aku tidak tahu apa maksudnya, tetapi aku melakukan apa yang dikatakan dan mematuhinya.
"Bagaimana aku bisa menyingkirkan pikiran ketika udara sedingin ini" kataku dalam hati.
Tiba-tiba ayah Lyna berdiri dan memintaku untuk pergi ke suatu tempat. Aku tidak mengerti apa tujuannya, tetapi aku masih mengikutinya.
Suasananya sangat dingin sehingga aku sangat kedinginan. Aku mengikuti ayah Lyna yang belum pernah mengucapkan sepatah kata pun sebelumnya. dan itu membuat ku merasa canggung terhadapnya. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Ngomong-ngomong, kemana kita akan pergi?"
Tidak ada tanggapan apa pun darinya. sampai pada akhirnya dia berhenti dan melambaikan tangannya.
"Ikuti aku" dia akhirnya berbicara dan dia mengatakan kepada ku untuk mengikutinya ke hutan bersalju.
Saya lebih penasaran ke mana aku pergi? Tapi aku hanya diam dan mengatakannya dalam hatiku. Sampai akhirnya aku melihat sebuah gua besar dan ayah Lyna juga berhenti.
"Apakah Anda siap untuk pelajaran kedua Anda?"Ayah Lyna berkata sambil melemparkan pedang klasik ke arahku.
"Pelajaran apa? Kapan pelajaran pertama?"Aku sangat bingung.
Dia langsung masuk ke gua dan meninggalkanku. Tidak ada pilihan lain, aku segera mengambil pedang dan pergi ke gua.
Aku memasuki gua dan menyusulnya. Gua ini tidak terlalu gelap karena ada banyak batu yang bersinar seolah-olah ada sesuatu yang menyorot.
"Pelajaran pertama, kamu harus mencoba memfokuskan pikiranmu dan menyingkirkan bebanmu, jika kamu bertarung sambil memikirkan sesuatu, maka kamu akan kalah dan dibunuh oleh lawanmu" dia terus berjalan dan tidak pernah menatapku sama sekali.
Sampai akhirnya dia menunjuk ke tempat yang cukup gelap. Aku bertanya kepadanya.
"apa yang ada di sana?"
"Tempat kamu akan belajar sesuatu " jawabnya.
Aku tidak benar-benar mengerti kata-katanya tetapi aku mengikuti arahannya. aku mendekati tempat yang ditunjukkan oleh ayah Lyna. Ada jurang yang bersinar di depanku, sepertinya ada sihir atau sesuatu di dasar jurang.
"Kamu akan belajar sekarang" ayah Lyna tiba-tiba mendorongku ke jurang yang dalam itu dan aku terjatuh ke dasar jurang yang bersinar.