Chapter 26 - negara salju

Hiuga telah mengawasi mereka, dan sekarang rencananya adalah mengikuti mereka dan melaporkan kembali kepada tuannya Orba.

**********

"Huh, benar-benar melelahkan" kata Arth.

Dia sangat lelah sambil menahan punggungnya yang terluka dan berdarah, akibat dari serangan para Dewa.

***********

Suasana di sana begitu sepi dan panas, burung-burung kini kembali ke pepohonan tinggi. Aku mendekati teman-teman ku dan bertanya tentang kondisi Erina, ternyata Erina baik-baik saja dan bisa disembuhkan dengan mudah.

"Arth punggungmu berdarah" kata Ginny sambil menatap punggungku.

Aku tidak punya waktu untuk mengucapkan sepatah kata pun, tiba-tiba Ginny menyentuh punggung ku dengan tiba-tiba dan memeriksanya.

"Sepertinya lukanya cukup serius, tunggu sebentar" Ginny menggunakan sihir dan tiba-tiba muncul kain yang tampak seperti perban, tetapi perbedaannya adalah kain itu tertutup oleh cahaya magis. kain ini digunakan untuk menutupi dan menyembuhkan luka.

"Aku bingung, mengapa para dewa menyerang kita?"Kata Siestina yang tidak mengetahui konflik yang sudah terjadi.

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang datang dari kejauhan, dan ternyata itu adalah Hiuga, Hiuga datang kepada kami terengah-engah seolah-olah dia telah mengejar sesuatu.

"Syukurlah aku bisa mengejar kalian!!" kata Hiuga yang masih terengah-engah.

"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi?"

Kemudian Erina menceritakan apa yang terjadi pada Hiuga dengan sangat rinci. Hiuga terkejut seperti dia tidak percaya apa yang dikatakan Erina.

Ginny membuka kancing pakaianku dan membungkus perbannya di sekitarku. Aku berteriak seperti anak kecil karena sakit.

"Diam, masa anak laki-laki berteriak" kata Ginny sambil membungkus perban.

"Ini tidak ada hubungannya dengan laki-laki, apa yang dapat kamu lakukan jika kamu kesakitan?"

Mendengar itu, mereka malah tertawa seperti mengejek ku. pada akhirnya kain itu mungkin menutupi seluruh punggung ku dan aku memutuskan untuk tidak mengenakan kemeja sebelum aku terbiasa mengenakan perban itu di punggung ku.

"Sepertinya kita harus melanjutkan perjalanan kita, sebelum dewa-dewa lain berdatangan. posisi kita sekarang seperti buronan" kata Erina mengajak yang lainnya untuk melanjutkan perjalanan.

Kami sepakat dan memulai perjalanan kami menuju tujuan, dan rute kami sekarang mengarah ke negara salju yang jauh di ujung Barat hutan ini, kami berenam melanjutkan perjalanan kami menuju barat.

***********

Sementara itu di tempat lain, dewa yang berhasil melarikan diri dari Arth kembali ke dewa Orba dan melaporkan apa yang telah terjadi, dia melaporkan bahwa rekan-rekannya telah dibunuh oleh Arth dan Hiuga telah berhasil bergabung dengan mereka.

"Bagus, sekarang kita tunggu laporan dari Hiuga" kata Orba.

Orba menjadi tertarik pada Arth, karena Arth telah berhasil mencuri buku rahasia dan dapat bertahan dari serangan dewa. tidak hanya sekali tetapi Arth mampu bertahan berkali-kali.

Dari hasil penelitian Orba tentang insiden di mana para dewa mengambil manusia untuk digunakan sebagai boneka untuk pelatihan militer dan ketika boneka itu adalah Arth. Orba terkejut bahwa hari itu bertepatan dengan hilangnya buku rahasia.

Ada dua dewa yang melaporkan bahwa mereka dibawa ke dimensi lain oleh Arth, dan Arth mengeluarkan pedang legendaris yang diketahui semua dewa. Tapi Orba tidak langsung mempercayainya, dan sekarang dia ingin memastikannya, karena dia takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya sesuai dengan ramalan yang ada.

**************

Pada akhirnya kami tiba di batas antara dataran bersalju dan dataran panas. Kedua daratan tersebut dibatasi oleh sungai yang cukup kecil. sungai ini agak aneh karena satu sisi mengalir air dan satu sisi membeku. Suasana di sana juga cukup aneh karena kehidupan yang berbeda di tempat-tempat yang berdekatan.

"Bagaimana kita bisa menyeberang?"Kata Addis.

"Tenang saja" Siestina tiba-tiba melemparkan sihirnya dan mengambil akar besar yang membentang di sana.

"Itu bagus Siestina" aku memujinya.

Tiba-tiba aku dicubit oleh Erina dari samping.

"Apa? itu menyakitkan" tapi Erina cemberut dan mengalihkan pandangannya.

Kami menyeberangi sungai dan mulai meletakkan kaki kami di atas salju. salju itu begitu dingin ketika sepatu kami menyentuh salju, bahkan Erina juga menjadi bersin akibat kedinginan. bersin nya begitu lucu suaranya kecil seperti bayi.

"Tutup hidungmu" kataku sambil sedikit mengejek.

"Diam"

Kami melanjutkan perjalanan kami dan cuacanya cukup ekstrem, jadi kami sangat kedinginan.

Aku sangat kedinginan dan pada akhirnya aku mengenakan kembali pakaian ku.

Ketika kami sedang dalam perjalanan, kami tiba-tiba mendengar teriakan seorang wanita dari balik pohon yang tertutup salju. Tanpa berpikir kami segera mendekati suara itu.

Dan ternyata ada seorang wanita yang diserang oleh Golem es.

Tiba-tiba ada busur yang menyerang Golem es hingga ia sulit untuk bergerak. aku melihat ke belakangku dan ternyata Erina menembakkan panahnya langsung ke Golem es untuk menyelamatkan wanita itu.

"Sekarang giliranku" kata Siestina sambil mengambil akar dan melilit Golem es. sehingga ia tidak bisa bergerak.

Ginny segera mendekati wanita itu dan bertanya bagaimana keadaannya. Kondisinya hanya sedikit terluka. Ginny segera menyembuhkannya dengan sihirnya.

Wanita itu berterima kasih kepada kami dan mengundang kami ke rumahnya. Nama wanita itu Lyna, dia bilang dia tidak sengaja bertemu Golem es saat berlatih Kendo.

Pada akhirnya aku setuju dengan undangan Lyna, karena Lyna menawarkan makanan yang ada di rumahnya. Kami mengikuti Lyna ke rumahnya.