Cuaca sangat panas dan angin sangat kencang sehingga awan melayang menjauh dari tempat itu. Batu yang menyala terus mendekati permukaan dengan cepat, mereka begitu pasrah melihatnya.
"apakah ini akhir dari hidup kita"
"Tidak, Ini bukan akhir dari hidup kita, sekarang berkumpul di tempatku" jawabku dengan tegas dan tergesa-gesa.
Mereka melakukan seperti yang ku katakan, dan itu adalah kesempatan bagi ku untuk mengeluarkan kekuatan ku. Mereka mengelilingi ku dan aku melepaskan energi sihir ku segera setelah aku melepaskan banyak energi sihir. Tiba-tiba mata ku kembali ke warna kuning, karena pusat energi sihir ku ada di kedua mata ku.
**************
Arth melepaskan sejumlah besar energi sihirnya dan membentuk penghalang merah yang bersinar sangat terang.
Batu itu terus mendekati permukaan sampai akhirnya ledakan yang luar biasa terjadi, semua pemandangan ditutupi oleh ledakan tetapi mereka dilindungi oleh sihir yang dikeluarkan oleh Arth. Arth terus memblokir ledakan dengan sihirnya sampai dia berkeringat deras karena terus menahan ledakan.
"Ini belum berakhir"
"Arth, sebenarnya siapa kamu?"Erina berkata dalam hatinya.
"Bruggh!!!!!!"
Kerajaan hancur total, semua orang meninggal karena ledakan dan serangan dari para dewa. Tapi di balik asap yang menghalangi pandangan itu ada setitik cahaya kecil, dan itu adalah sihir Arth yang menahan ledakan itu.
Arth melepaskan sihirnya karena dia berasumsi bahwa ledakan telah berakhir. "Trengg" sihir pelindung pecah, karena Arth tidak mengalirkan sihirnya lagi.
**********
"Apakah kalian baik-baik saja" kata Arth.
"Kami baik-baik saja" kata mereka serempak.
Mereka segera tercengang ketika mereka melihat kerajaan itu hancur dalam reruntuhan.
"apa yang harus kita lakukan?"
Aku mengerti apa yang mereka katakan karena itu rumah mereka.
"Kita harus menemukan tempat yang aman dengan cepat, sebelum para dewa memperhatikan kita"
Kami berdiri berusaha untuk tetap kuat setelah apa yang terjadi. Kami berjalan di tengah reruntuhan bangunan yang hancur dan terbakar. Kami mencoba untuk keluar dari kerajaan yang hancur ini.
Sampai akhirnya kami tiba di luar kerajaan, dan menyaksikan Kerajaan yang masih terbakar, kami memberikan hormat kepada kerajaan dan mengucapkan selamat tinggal kepada kerajaan dan orang-orang yang telah meninggal.
Hari sudah mulai gelap kami pergi ke hutan di mana iblis berkeliaran, tapi itu satu-satunya cara untuk melarikan diri dari para dewa. Kami Sepakat Untuk Pergi ke barat di mana manusia dilindungi oleh makhluk legendaris, yang dikatakan ada kura-kura besar di laut, begitu besar bahkan cangkang kura-kura itu menjadi sebuah pulau dan digunakan oleh populasi manusia sebagai tempat tinggal mereka.
**********
Hari mulai gelap, akhirnya kami beristirahat di tengah pohon pinus besar. Adis mengumpulkan cabang untuk membuat api unggun. Lalu aku melemparkan sihir apiku untuk menyalakan api unggun.
"Blurr" suara api menyala. Kami mengitari api unggun dan menghangatkan diri. Aku memeriksa buku yang saya bawa dan itu tidak rusak sama sekali.
"Aku bingung, sekarang apa yang harus kita lakukan?"Kata Ginny sambil menghangatkan tangannya.
"Mari kita coba berjuang sampai akhir, kita akan berjuang untuk hidup kita" jawab Adis dengan sangat antusias.
"Hahaha, aku suka semangatmu"
Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekati kami dari kegelapan.
"Siapa itu?"Akhirnya dia menunjukkan dirinya. Dan ternyata itu adalah Hiuga. Aku tidak tahu mengapa dia masih bisa selamat dari ledakan yang terjadi sore ini. Aku menjadi sangat curiga padanya terutama karena Hiuga menghilang selama ledakan. Aku harus mewaspadai dia, karena aku tidak mengenal seratus dirinya.