"Mir, kamu ke mana?"
Murni kebingungan mencari putri satu-satunya. Sudah lelah dia berkeliling, tapi tak juga menemukan gadis itu hingga kakinya menuntunnya kembali ke depan rumah.
Wanita itu merasa lelah. Dia lalu memutuskan untuk duduk, dan memijit-mijit kakinya yang pegal. Harapannya kini dia tumpukan pada Bram.
"Semoga aja Bram ketemu Mira," ucapnya, lirih.
Namun, hingga mentari mulai merangkak naik, Bram belum juga kembali bersama putri semata wayangnya. Murni semakin gelisah. Dia merasa, seolah-olah masalah enggan pergi darinya. Selalu saja ada hal yang menimpanya.
Di tempat lain, Bram masih mencari Mira. Semua tempat sudah dia periksa, tetapi tak menemukan gadis itu. Hingga saat dia hendak berbalik menuju ke rumah kecil yang kini ditinggali Mira dan ibunya, lelaki itu mendengar suara tangisan. Meski lirih, masih tetep terdengar sebab kebun itu sepi.
