Mira, Tika, dan Laksmana melangkah, meninggalkan warung depan sekolah. Sampai di persimpangan, Tika terus melanjutkan perjalanan menuju ke rumah. Sedangkan Mira dan Laksmana, berbelok ke arah pos ronda.
Gadis yang super baperan itu paham jika Laksmana ingin mengatakan sesuatu yang bersifat pribadi. Oleh karenanya, Tika memilih pulang.
Laksmana langsung meluapkan semua yang telah mengganjal di hatinya. Pertanyaan-pertanyaan yang bercokol di kepala menuntut jawaban.
"Jadi, kamu ke mana selama ini? Kenapa nggak ada kabar, nggak pamitan? Apa kamu marah sama saya, Mir? Saya salah apa?" cecar Laksmana, berapi-api.
Mira sampai heran, baru kali ini melihat Laksmana tampak emosi. Dengan perlahan, Mira memberi penjelasan, menjawab semua pertanyaan dari pemuda tampan itu.
"Maaf, Mas. Semua mendadak. Aku nggak marah sama Mas. Dan, ini aku ke sini mau pamitan," ujar Mira.
"Aku dipindahin ke pesantren, Mas," lanjutnya dengan suara yang lebih seperti bisikan. .
