Waktu terus berlalu. Tak terasa, satu pekan sudah Mira berada di pesantren. Murni merasakan rindu yang menggebu-gebu. Wajar saja, sedari Mira kecil, belum pernah dia berpisah dengan sang ibu.
"Nanti tunggu jadwal jemput, Mur." Begitu yang Surtinah katakan setiap kali Murni merengek, meminta untuk menjenguk Mira di pesantren.
"Aku mau tahu keadaan Mira, Kak. Aku kangen." Murni terus merajuk, namun kakaknya selalu meyakinkan bahwa Mira akan baik-baik saja di sana.
"Mending kamu doain aja si Mira, biar lancar belajarnya, biar nggak melanggar aturan," bujuk Surtinah.
"Terus kapan waktu jenguknya, Kak? Aku kangen," rengek Murni lagi.
Surtinah menghela napas, kemudian menggeleng pelan. Berulangkali wanita itu membujuk adiknya, namun tetap saja ibu Mira itu merengek agar bisa segera ke pesantren.