Mira merasa, baru saja terlelap saat ayam jago tetangga berkokok dengan begitu nyaringnya. Matanya mengerjap. Berulang kali dia menguap. Kantuknya belum hilang sebab tidur kemalaman. Namun, gadis itu tetap memaksa untuk bangkit dari tempat tidurnya.
Semua keperluan untuk sekolah dipersiapkan dengan cepat. Buku-buku dia masukkan sesuai jadwal, ditambah, buku diary bersampul biru yang dihiasi pita. Mungkin, untuk ke depannya, buku itu yang akan menjadi sahabatnya untuk meluapkan segala gundah.
Di tempat lain, Tika menunggu Santi dengan gelisah di depan rumahnya. Sudah hampir pukul setengah tujuh, gadis itu belum juga menampakkan diri. Di tengah kegelisahannya, akhirnya yang dia tunggu-tunggu datang. Namun, Santi tak berhenti, atau pun menoleh ke arah Tika.
Wajah Santi yang masam tetap menatap lurus ke depan. Langkahnya terus terayun mantap, menyusuri jalanan yang mengarah ke sekolah.
"Santi! Tungguin, dong," panggil Tika.