Teriknya kota metropolitan membawa seorang gadis berkulit putih, lembut dan juga kenyal, berlarian sangat kencangnya menuju sebuah mobil berwarna Silver, merupakan kendaraan mewah keluaran terbaru tahun ini, tengah terparkir pada pinggiran jalanan kota yang sesak padat merayap. Sepertinya gadis itu sangat takut terkena sengatan matahari yang akan membakar kulit indahnya.
"Brum....??" Suara dentuman keras itu mendadak muncul dari arah belakang kendaraannya, dia tersentak lalu sedikit panik.
"Aku menabrak seseorang? Ampun Tuhan, sebaiknya kabur saja???" Gumamnya, sambil tersenyum seringai dia mengencangkan laju kendaraan itu.
"Haha...." Dia malah tertawa terbahak bahak hingga terlihat seluruh deretan gigi terawatnya.
"Woi berhenti gak lu, berhenti lu gue bilang berhenti?" Kini kendaraan mewah lainnya tengah berpaspasan mengiringi, seorang wanita seksi dan juga montok mengejar mobil gadis itu dengan wajah yang tampak membengis.
"Gue gak mau berhenti mau apa lu hah?" Teriaknya dari jendela.
"Mau main main lu sama gue hah? Anjing Betina?" Hardik si wanita seksi
"Kurang ajar lu Jalang Rongsokan" balasnya.
"Fuck you" wanita semok itu banting setir, mengencangkan laju kendaraannya dan berhasil menghadang kendaraan milik sang gadis.
"Hah sial" dia memukuli setirnya.
"Turun lu??" Teriak wanita itu lewat yang lantang.
"Hei jaga sikapmu padaku, nyonya Arkandra tidak berguna kau hanya Rongsokan pungutan ayahku, beraninya kau menghadang mobilku?" Timpal gadis itu dengan angkuhnya.
"Aku ibumu Tanisha Dhanda yang terhormat, kau yang seharusnya jaga sikapmu padaku"
Gadis itu tersenyum sangat remeh sembari memangku tangannya kedada, menerima dengan santai saja semua ocehan wanita yang mengaku ibunya tersebut.
"Oh ho... kau bicara status dengan ku, haha.... sekali jentikan jari ku saja, maka kau pusshh, piuh terbang seperti kuman tak berguna!!??"
"Kau menghina ibu mu, anak tidak tau malu, sini kau, akan ku adukan kau pada ayahmu" wanita itu menarik tangan sang anak lalu menggiringnya.
"Don't touch me, jalang pungutan jangan kotori tanganku dengan tangan murahan mu itu?" Rontanya dia menghempaskan dengan kasar tangan ibunya tersebut, sukses membuat amarah sang ibu semakin besar hingga mata bulatnya terbentuk sempurna dilengkapi dengan rona merah.
"Plak...??" Tamparan keras sang ibu mendarat dengan sempurna.
Tanisha tidak mau kalah, dia berbalik menampar wanita itu, hingga perang cakar cakaran hingga saling menjambak antara ibu dan anaknya itu terjadi di pinggiran jalanan kota yang kebetulan sangat ramai.
Beberapa orang yang menyaksikan drama itu, tidak mau melewatkan kesempatan ini mereka mulai mengambil Vidio dan gambar momen langka yang terjadi diantara keluarga level Raksasa tersebut.
Seketika satu negri heboh beberapa tangkapan photo bahkan video membludak menjadi topik terhangat hari ini, seluruh platform media sosial penuh dengan pemberitaan berjudul "Drama Keluarga Raksasa semakin hot"
Drama keluarga Dhanda terjadi lagi, ibu dan anak nyaris saling membunuh, ibu tiri yang kejam menyiksa anaknya di pinggiran jalan, keluarga Dhanda mendadak viral sosok ini menjadi penyebab mereka saling cakar mencakar, serta berbagai jenis Artikel berlebihan lainnya sontak bermunculan dimana mana.
"Kapan dunia akan tenang dari ulah kalian berdua hah?" Amukan tuan Abrar Dhanda, di "Dhanda House" kediamannya yang megah, kedua wanita itu tersenyum seringai saja seakan tidak peduli.
"Jawab Daddy Tanisha, kenapa kamu tidak juga mau menghormati ibumu ini? Dia ibumu Tanisha???" Bentak sang ayah. wajah pria setengah baya yang masih gagah rupawan itu terlihat sangat membengis murka.
"Bulsyet, ibu ku sudah mati dua tahun yang lalu Daddy, wanita jalang ini? Heh dia bukan ibuku, dia sampah yang kau pungut dari tempat pelacuran?" Sarkas tidak sopan seorang putri. Mulutnya Tanisha ini duh!
"Jaga mulut mu anak tidak tau diri, percuma kau sekolah di luar negri sampai bergelar tinggi setinggi langit tapi kesopanan mu rendah jauh ke dalam kerak bumi"
"Hm i don't care!!" Tanisha berlalu, menaiki tangga menuju lantai atas rumah mewahnya, kamarnya yang bak putri raja.
Sang ibu tiri akhirnya menghentak hentakkan kakinya, emosinya meluap luap seperti semburan lahar panas.
"Kau tau dia menabrak seorang pria tapi main kabur begitu saja, sebaiknya kau segera nikahkan putri kesayangan mu itu, biar dia segera hengkang dari rumah ini, aku muak dengan sikap sombongnya itu" Bentaknya kemudian kepada sang suami.
"Siapa yang mau menikah dengannya? Dia terlalu ganas, tidak ada pria yang sudi mendekatinya, sudah berapa kali kita mencoba menjodohkan dia, selau gagal kan?"
"Kali ini tidak, aku punya pria itu, dia sepadan dengan kita, nanti sore private jet mereka akan mendarat di kota ini, aku pastikan Tanisha menikahi pria itu, itu janjiku" tekad sang ibu tiri yang seksinya sungguh sangat, matanya tengah melotot tajam disertai oleh senyuman yang licik.
Tanisha kembali menuruni tangga, dengan Dress pich mewah off shoulder sepanjang lutut, dia sangat cantik paling cantik sedunia.
Mata bulatnya dilingkup oleh bola mata kebiruan, kelopak sedikit menyipit, di pertegas dengan lentiknya bulu mata, serta polesan Eyeliner bersayap di ujung kelopak matanya, rambut gelombang yang terurai berkilau, tingginya semampai model Catwalk, dia bukan tipikal pemilik dada besar, ukuran dadanya pas, tidak besar dan tidak terlalu kecil, semuanya Perfect.
"Daddy, Tan mu pergi dulu, bye" dia mencium sang ayah sekilas, lantas pergi melenggok dengan kaki jenjangnya yang memikat.
"Mau kemana kamu nak?" Cegat sang ayah, dia menghentikan langkahnya.
"Ketemu teman, kencan buta haha..." ocehnya lalu pergi dengan acuh tak acuh.
Ayah dan sang ibu tiri tertegun dan melotot setelah mendengar pengakuan yang nampaknya untuk ukuran wanita yang tidak ingin menikah seperti Tanisha itu sangatlah konyol.
Dia sangat cantik sayangnya sombong, mungkin karna berada jadi ada yang untuk disombongkan.
Bergaya Korea berwajah ke Arab Araban, cantiknya itu cukup langka tak kunjung bisa bosan memandangnya, laki laki sebenarnya tergila gila, namun karna status sosialnya, dan juga sikap sulit di dekati itu, membuatnya tenang dalam status Jomblo Maksimum.
*
"Nona Dhanda yang terhormat selamat datang, silahkan saya antar menuju meja anda" sapa manager restoran, sebuah hotel berbintang paling terkenal sejagat.
"Okay" jawabnya angkuh, lalu melenggok lagi menuju mejanya, pelayanan sangat khusus terhadapnya, yang secara pemilik dari hotel berkelas tinggi ini.
Seorang petugas lainnya menarikkan kursi untuk dia duduki, semua petugas menundukkan kepala menghormati nona tunggal perusahaan multinasional Dhanda Development Tbk.
Cukup lama, sang nona angkuh berdiam di meja dan kursi mewah itu hingga minuman di meja tinggal setengah.
"Brengsek mana, yang membuat nona terhormat sepertiku menunggu selama ini" Dia mulai menggerutuk geram di batin.
Tiba tiba terdengar suara lembab yang lumayan enak didengar oleh telinga
"Sorry, anda Tanisha Dhanda?" Sapa Seorang pria yang baru saja datang itu. Dia mengenakan jas santai berwarna hitam serta kemeja Navi yang kancingnya terbuka separuh, tentunya menampilkan dadanya yang bidang, seksi, berbalut otot-otot yang kencang, porsinya pas dan sama sekali tidak berlebihan. Dia pemilik tubuh proporsional pria idaman seluruh wanita dari belahan bumi manapun, sudah pasti tampan dan karismatik.
Aroma maskulinnya saja sontak menggoyahkan dunia Tanisha si Angkuh, sehingga membuatnya berhasil terpelongo sampai lupa berkedip.