"Are you serious?" Tanya Vindra kemudian dalam raut bingung.
"Cepat" sang nona malah semakin mendesaknya, dan berinisiatif sendiri melepaskan baju pria itu, kekikukan terjadi sang nona merasa canggung, ketika melihat bentuk tubuh pria itu yang sangat seksi dan hot.
"Ah kau lanjutkan sendiri saja" ucap nya kemudian dengan nada grogi lantas menuju ranjang berbaring lalu menyelimuti tubuh nya.
Pria itu tersenyum miring, dia hendak melepaskan juga celana pendek yang tertinggal saat ini di tubuhnya, sambil tersenyum seringai menatap nona Dhanda yang kini memalingkan wajahnya karna rasa gugup.
Namun dengan sudut matanya yang bulat dan tajam itu, tanpa sengaja terlirik olehnya kalau pria itu hendak melorotkan celana nya.
"Anjing, mau ngapain kamu?" Ketus nya.
"Hah? Bukankah kau menyuruhku membuka semua pakaian ku, apalagi? Pastinya kau tidak sabar kan? Kita mau?" Goda pria itu dengan senyum nya yang nakal.
Sang nona kembali melemparkan bantal ke wajah pria itu dengan bengisnya.
"Kurang ajar, ini hanya pura pura kau paham, aku tidak sudi dan tidak akan pernah sudi dengan mu, cih, cepat kau masuk ke dalam selimut ku, sebelum wanita itu masuk ke kamar ini, cepat" desaknya dengan nafas yang tergesa-gesa, lantas pria itu menurut begitu saja dia berhamburan menaiki ranjang dan tidur berbaring di samping sang nona menyelimuti tubuh nya dengan selimut yang sama.
"Jadi kau mau merendahkan harga diri dengan rencana ini?" Oceh pria itu, sang nona tersenyum sinis.
"Yah, aku tidak sudi menikah dengan pria itu, demi menghindari pernikahan ini tidak masalah harga diriku sedikit tercoreng, dari pada setelah menikah hidupku mati selama nya, harga diriku akan habis selamanya bersama pria itu"
"Tapi kau juga akan membuat ku kehilangan harga diriku, kau juga tau kan kalau aku pria terhormat?" Protes pria itu lagi.
"Heh? Sejak kapan pria terhormat meniduri jalang murahan di kamar hotel?" Ketusnya.
"Gak masalah karna gak ada yang tau kan? Di mata dunia namaku tetap bersih"
"Tapi aku tau kan? Dan dunia akan segera tau lewat diriku"
"Hah? Kau membuat ku tidak berkutik nona, hm tapi aku serius kalau sampai ada akibat dari perbuatan konyol kita ini, maka aku tidak akan bertanggung jawab, kau harus hadapi sendiri, understand?" Tegas pria itu, sang nona tersengir saja dan seperti tidak peduli peringatan keras tersebut.
Handle pintu pun bergerak, suara hentakan kaki menuju ranjang, Tanisha spontan langsung mengarahkan wajahnya pada pria itu dan melumati bibirnya, sehingga tuan muda Dravinda terkaget darahnya langsung mengalir lebih deras, karna belum mengetahui kalau ada adegan kissing segala, siapa sangka nona Tanisha begitu berani menyentuh bibir nya.
Mana pernah Tanisha menyangka kalau pria itu ternyata pintar acting juga, mereka memerankan adegan itu dengan sangat baik seolah sungguhan, sehingga semua percaya dan akhirnya perjodohan batal karna nona ketahuan tidur dengan seorang pria asing di kamar nya.
*
Vindra tersenyum seringai kala ingatan mereka berlalu, sementara Tanisha memasang wajah yang di tekuk nya.
"Kau masih mengingat peringatan yang ku berikan, hah?"
"Tapi aku tidak pernah menyangka kalau Daddy malah ujung ujungnya akan menikahkan kita"
"Bukankah aku sudah bilang orang tua mana yang sudi melihat putri nya tidur dengan seorang pria yang bukan suaminya, kau tetap ngotot dengan rencana konyol itu, seharusnya kau tanyakan pada ku rencana yang terbaik itu seperti apa, aku tinggal datang ke orang tuamu bilang mencintai mu, dan jangan jodohkan dirimu dengan orang lain, beres pasti perjodohan itu di batalkan, tapi tidak kau malah merendahkan harga diri kita"
"Kalau semuanya sesimple yang ada di otakmu itu, pastinya bukan kau pria yang aku pilih untuk ikut dalam rencanaku, masih banyak kok teman priaku yang lain yang bisa aku suruh mengaku di depan orang tuaku seperti yang kau katakan barusan itu, ibu tiri ku tidak gampang di kibulin dia punya segudang rencana licik untuk menghancurkan hidupku, dengan hanya mengaku sebagai kekasih ku saja itu tidak akan cukup untuk menggagalkan perjodohan ini, dia sudah tau seperti apa sikapku, dan pria itu kabarnya tipikal pria polos lugu, yang tidak peduli aku sudah punya pacar atau belum dia tetap ngotot ingin menikah denganku, sebelum ini aku sudah mencari tau informasi tentang sikap dan watak pria itu, termasuk rencana licik ibu tiri ku, makannya aku sengaja melakukan rencana konyol itu, tidak ada cara lain lagi, dan kau pria yang tepat, kau bukan sembarangan pria, mereka cukup mengenal mu, dengan begitu mereka pasti akan percaya kalau kita beneran punya hubungan" jelas nona Dhanda kening nya sampai berkerut dengan penjelasan nya itu.
"Dan lihat sangking percaya nya, ayahmu hendak menikah kan kita berdua, kalau aku sih tidak masalah, tapi kau?" Jawab pria itu dengan santai dan senyum nakal nya yang enggan lepas dari bibir nya yang menawan.
"Vin, please, baru kali ini aku nona Tanisha yang terhormat memohon kepada seorang pria, bantu aku menghentikan pernikahan kita, aku sungguh sungguh belum siap untuk menikah" melasnya dengan wajah lugunya yang mencuak ke permukaan secara tiba tiba.
"Hei nona kau sadar telah memperlihatkan wajah polosmu padaku? Apa begini aslinya dirimu hah?"
"Vin, please" jawab nya lagi malah semakin memelas wajah cantik nya itu, dan sebuah pemandangan indah yang sepertinya sangat jarang terjadi, Vindra dapat menikmati wajah cantik itu saat ini.
"Boleh aku tanyakan sesuatu dulu?" Wajah pria itu tampak sedikit lebih serius.
"Apa?"
"Apa kau tidak tertarik sedikit saja dengan ku? Kau tau kan? Ribuan gadis gadis cantik mulai dari anak pengusaha, kalangan aktris, wanita berkelas dari seluruh dunia mereka mengantri untuk mendapatkan diriku, wanita kelas kakap pun sudi memberikan harga diri nya padaku tanpa syarat apapun, tapi kau menolak ku?"
"You are too confident, sedikit pun aku tidak tertarik padamu, kau tau kan aku di beri julukan Gadis Sukar Takluk, jadi jangan mimpi untuk bisa mendapatkan rasa dari ku" dan kembali wajahnya songong lagi. Salah sendiri Vindra yang mancing.
"Okay, maaf aku tidak bisa membantu mu, biarkan pernikahan kita terjadi haha..."
"Vindra kurang ajar pria tidak berguna, kau menguji kesabaran ku, aku sudah memohon padamu, kau akan segera kulenyapkan dari bumi ini, sakalian saja kau mati" Tanisha mendadak bengis, dia melempar vas Mawar kristal yang ada di meja mereka ke lantai, berdengking keras memecah suasana yang hening.
Untungnya di ruangan itu hanya ada mereka berdua karna telah di blok untuk pengunjung yang lain, hanya para staf restoran yang saat ini memucat karna amukan nona mereka tersebut.
Hebatnya Vindra tetap santai, tak gentar sedikitpun sambil tersenyum manis. Gadis itu mengarah kan pecahan beling ke arahnya dia tetap saja tersenyum, menatap lebih dalam mata gadis yang kini persis di depan nya.
"Mau membunuh ku? Lakukan lah? Aku mati di tangan calon istri ku, haha..." entah pria ini terbuat dari apa, sikapnya sungguh mengejutkan dan aneh dari sekian banyaknya pria yang pernah nona Dhanda kenal selama ini.
"Vin aku tidak bercanda" Bentak sang nona bersamaan dengan wajah yang semakin bengis.
"Ya sudah lakukan, ayo" sambil tersenyum seringai pria itu memegang pergelangan yang tengah menyapit beling tajam itu mengarah kan kewajahnya sendiri.
"Ayo.." tangan Tanisha bergetar, pria itu semakin mendesak nya.
"Lakukan Tan..." Teriaknya lagi, tangan halus itu semakin bergetar saja dengan wajah yang mendadak pasi gak karuan.
"Why? Don't you have the courage? Hah? Atau kau takut di cap sebagai penjahat?" Bentak pria itu lagi, kali ini wajah tampannya terlihat cukup serius.
Mata bulat Tanisha memerah mengumpulkan butiran butiran air mata di kelopak nya, menatap pria itu, lalu menamparnya, peraduan mata itu langsung terlepas wajah tampan yang tadinya melekat lantas memiring kesamping, Vindra sedikit meringis sambil memegang bekas tamparan tersebut, lantas sang nona berlalu pergi dari tempat itu.