Vindra kembali mengingat masa lalunya dengan merenung di kamar berlatar biru yang di penuhi dengan potret sang kekasih di masa lalu.
"Aku kangen kamu Asha, menatap matanya mengingat kan ku padamu, harus bagaimana caranya agar aku tega melukainya Asha? Hah? Asha aku tidak ingin terbebas dari dendamku, tapi kenapa perasaan ini mendesak ku, Asha apa yang kau lihat? Kau menertawaiku hah? Aku bodoh kan Asha? Tapi janjiku pasti ku penuhi mata di balas mata benar kan, begitu kan pesan terakhir mu padaku? Bagiku itu bukan terakhir Sha itu awal, awal untuk menghancurkan wanita yang telah menghancurkan hidupmu gadis yang sangat aku cintai, tidur lah dengan nyenyak Asha ku sampai kita bersatu kembali"
ucap pria yang punya sejuta tanda tanya tentang bagaimana sikap aslinya dia, disini lain, di depan orang orang lain lagi yang di perlihatkan nya, sikap itu baik dan lembut hanya pada satu orang saja yaitu Asha, sosok wanita cantik di dalam photo yang tengah di peluk nya hingga terlelap itu.
Tapi satu hal sikap nya juga sangat hangat terhadap wanita yang baru di kenal nya, rekan bisnis nya, juga fartner berantem nya nona Tanisha.
Dalam remangnya malam, seseorang tanpa sengaja menggandeng tangan tuan muda Dravinda, wanita itu tersentak kala melihat wajah dari pria tersebut yang saat ini dahinya berkerut lantaran merasa aneh karena tiba tiba saja di gandeng oleh seorang wanita cantik berparas ayu.
"Astaghfirullah, maaf mas saya salah tarik tangan, saya kira anda teman saya??" Ucap wanita itu dengan gelagapan dan wajahnya yang memerah padam karna tersipu malu.
"Is okay, no problem" ucap pria itu kemudian sambil tersenyum manis, sangat tampan dan berkarakter pikir gadis tersebut.
Sementara temannya menyuruk nyuruk di belakang pria itu sambil tertawa, menjulur kan lidahnya ke arah sang gadis, menggoda dan mengerjai nya.
"Tin, kau sengaja?" Sergah nya.
"Iya hehe, aku ingin kau bisa kenalan dengan pria ini, dia tampan kan?" Ucap gadis yang di panggil nya Tin tersebut sambil menahan senyum dan tawanya.
Pria itu tersenyum kembali lantas mengulurkan tangannya pada gadis tersebut.
"Kenalin aku Vindra Dravinda, Tin adalah sepupu ku, aku yang memintanya untuk melakukan hal ini, karna aku ingin kenalan dengan cewek secantik kamu, maaf yah caranya agak norak dan bikin kamu kesal"
ucap pria itu dalam nada lembut serta senyuman merekah di wajahnya yang tampan.
"Aku Asha, Asha Aryanta" jawab sang gadis sambil tersipu, menunduk kan kepalanya.
"Aku pria gamblang Asha, apa yang ada di hatiku aku suka langsung mengutarakan nya tidak suka berbelit belit dan akhirnya belok belok gak jelas, halah pusing, yang jelas aku mau jujur aku suka kamu dari pertama kali melihat kamu"
Asha langsung terpelongo mata birunya yang indah melebar sampai menyipit kan kelopaknya.
Pria ini sungguh aneh? Dia langsung menembak nya ketika baru saja berkenalan dan berjabat tangan, dia begitu jujur eh apa dia beneran jujur? Atau hanya sekedar suka mempermainkan wanita? Khusus nya gadis lugu seperti ini? Ahh jangan gampang baper dan ketipu sama wajah rupawannya itu, pikir Asha.
"Emangnya kamu pertama kali liat aku dimana?" Asha mulai berani menatap pria itu dengan tatapan yang tajam.
"Disini, barusan" jawabnya enteng saja.
Asha termangu kembali, ini orang memang sengaja mempermainkan dirinya, tapi sungguh kenapa dia tampan dan sangat mempesona sekali? Pikiran Asha saat ini sudah persis es campur, sangat beragam isinya.
"Kau bercanda dengan ku?" Asha meninggikan suaranya.
"Tidak Asha dia memang seperti itu anaknya, dia gak suka neko gimana? Aduh gimana yah jelasin nya sama kamu, pokok nya kamu harus percaya padanya Asha?" Jawab si Tin seraya menggaruk garuk kepalanya, sepertinya si Tin juga bingung mendadak ketombean dengan sepupu tampan nya tersebut.
"Asha aku serius" ucap pria itu lagi dengan menatap Asha penuh harap.
"Kalau gitu mau kah kau berteman dulu dengan ku? Tidak mungkin kan kita langsung pacaran?" Tegas Asha.
"Tidak aku langsung melamar mu Asha?" Ucapnya lagi lewat wajah tampan polos yang entah bagaimana itu.
"Astaghfirullah, Tin darimana kamu menemukan Alien tampan ini? Bikin aku lupa waras tau gak? Astaghfirullah Tin?" Asha sampai menepuk jidatnya sendiri karna benar benar sungguh keheranan, oke kalau dia bilang suka pada pandangan pertama, tapi emangnya ada langsung di lamar pada pandangan pertama? Mungkin ada? Tapi siapa? Orang ta'aruf aja butuh proses? Perjodohan? Perjodohan so pasti mengenali lebih dekat dulu kan? Gak mungkin gak ada proses begitu? Pikiran Asha rasanya menggerindil gerindil pada rerumputan hijau yang tengah di injak-injak nya saat ini.
"Vindra Dravinda dari mana asalmu sebenarnya, kau dari planet lain hah? Atau kau lagi nge prank aku yah?" Oceh gadis itu kemudian dengan raut menyeringai aneh.
"Ih dia bukan sembarangan pria, tutup mulut lemes mu itu Asha dodol ku tersayang, dia adalah pewaris tunggal Dravinda Corp yang terkenal itu loh, kau seharusnya bersyukur ini sama seperti ketiban durian runtuh, kalau aku sih langsung yes, kalau kamu gimana hah?" Ucap sang teman lantas menaik turunkan alisnya menatap gadis tersebut.
Asha kelimpungan gak karuan, di bantai nya berlari sekencang mungkin menyisakan gurat bingung dalam metode sadis di wajah Tin dan tuan muda Dravinda.
"Tin apa dia tidak menyukai ku?" Vindra menyenggol punggung pergelangan Tin bersamaan dengan wajah tampannya yang termangu menatap kepergian Asha.
"Kau sih, lagian kenapa langsung di lamar? Gadis manapun yang pasti mengira kamu hanya main main saja"
"Yah Tin habisnya harus gimana lagi?" Melas nya, ini pria periang dan polos tak berbolong seperti nya.
"Ahh ganggu banget, bikin cringy, you know" ucap Tin kemudian lantas dia berlari mengikuti pelarian Asha.
Vindra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kebingungan sendiri jadinya.
"Lah Tin... kok kau yang jadinya salty.." Teriak nya kemudian. Lalu ikut mengejar dari belakang.
Tuan muda Dravinda tersenyum kala membuka mata tajam nya, sepenggal gurauan masa itu menggelitik tidurnya hingga dia terbangun.
Di lihat pada kenyataannya saat ini Vindra tak lagi seperiang dulu, kepolosan dan sikap apa adanya itu harus berakhir pahit, semenjak kematian tragis yang terjadi terhadap gadis yang di lamarnya pada pandangan pertama tersebut.
"Asha...." jerit tangisnya kemudian.
Vindra nyaris depresi buntut dari akibat kehilangan kekasih nya tersebut.
"Aku akan membalas kematian mu, akan ku bunuh jahannam yang telah merenggut kau dari ku Asha"
Vindra menggeram, wajah dan telinga nya sampai memerah bola mata yang tajam itu seperti silet yang siap melukai sasaran nya.