Aku sejujurnya penasaran apakah yang dikatakan Ardi benar atau tidak, but I dont give a fuck, Ardi adalah sugar daddyku, jadi musuhnya adalah musuhku.
‐-------
Jam 2 siang itu di Instalasi Gawat Darurat (IGD), usai aku mencatat operan pasien dari perawat yang dinas pagi, aku berkeliling melihat kondisi 2 pasien yang dioperkan kepadaku. Aku memeriksa tanda-tanda vital keduanya dan menanyakan apakah ada keluhan yang membuat mereka tidak nyaman dan adakah perbaikan atau tidak selama perawatan di IGD.
Setelah selesai memeriksa semua pasien IGD aku berjalan ke pos perawat IGD. Disana aku menyapa teman perawat yang berdinas diwaktu yang sama denganku sembari duduk disampingnya.
"Hai Martha.. Apa kabar?"
"Hai Vita.. Baik.. Loe sendiri bagaimana? Jaga sore juga? Uda lama ya kita ga pernah satu shift lagi, kangen juga sudah lama ga bareng loe" jawab Martha.
"Baik juga Mar.. Iya jaga sore.. Bener uda ada kali sebulan kita ga satu shift.. By the way.. Uda denger gosip tentang dokter Bedah baru?" tanyaku pada Martha.
"Belom.. Gosip apa Vit?" tanya Martha penasaran.
"Si dokter Bedah itu katanya galak dan suka aniaya perawat" ujarku menceritakan secara singkat tentang gosip buatanku itu.
"Ah masa si Vit?"
"Bener deh Suerr" ujarku berusaha menyingkirkan keraguan Martha.
"Tapi.. Kemarin malam gue jaga ketemu dia pas dia jawab konsul.. Orangnya baik tuh.. Ramah.. Halus.. Bahkan dia ga kaya dokter spesialis lain yang rata-rata arogan.. Selain ganteng dia juga humble banget. Uda mau ikut bantu mindahin pasien dari mobil ke kursi roda terus waktu gue kesulitan ambil darah dia malah minta izin mencoba bantu, karena gue takut dia marah gue kasi.. Terus dia bantu dapetin pembuluh darah tapi ga marah-marah.. Kalo dokter spesialis lain mana ada kaya gitu" sanggah Martha panjang lebar menceritakan pengalamannya kemarin malam dengan dokter baru itu kepadaku.
"Serius lu Mar?" tanyaku balik mendengar sanggahan Martha yang sebenarnya aku akui dalam hati adalah fakta yang sebenar- benarnya.
"Iya bener.. Emang lu dapet gosip ini dari mana?" tanya Martha yang sebenarnya tertarik dengan gosip yang aku hembuskan karena dia memang suka dengan gosip.
"Dari temen gue yang kerja di rs tempat doi kerja" jawabku bohong.
"Oh ya??!" tanya Martha ga percaya
"Iya bener.. Mungkin aja itu kesan pertama tapi aslinya doi brengsek.. Bisa aja kan?"
"Bisa si Vit.. Ya uda deh gue akan hati-hati ke dia.. Makasi ya Vit" ujar Martha yang sepertinya setuju dengan perkataanku.
"Ok Martha" ujarku menyudahi pemebicaraanku dan pergi ke wastafel untuk mencuci tanganku setelah selesai menaruh status pasien- pasienku di meja perawat.
Aku berhasil meyakinkan Marta.. Tapi hati kecilku agak berkecamuk.. Apakah si dokter baru ini bener-bener baik.. Kalau iya, apa aku ga kelewatan bikin kabar bohong ini sampai jelekin nama dia? Ah persetan lah.. Toh demi menyelamatkan keuangan gue.. Paling dia muna, sok baik diawal aslinya bejat. Semua spesialis sama lah.. Arogan semua..
‐-------
"Bang, aku izin ke kantin ya.." aku meminta kepada Bang Wawan ketua tim perawat igd shift sore.
"Ok.. Tapi jangan lama-lama ya" pinta Wawan kepadaku.
"Iya bang.. Mumpung pasien kosong" Aku berjalan ke kantin, sebenarnya aku ke kantin bukan karena mencari makan.. Melainkan untuk menyebarkan gosip ga bener mengenai dokter bedah baru, agar dia tidak betah kerja di RS ini.
Bener dugaanku.. Di kantin berkumpullah perawat-perawat senior yang seperti biasa, mereka bukan untuk mengisi perut melainkan untuk berbagi gosip baru. Aku memesan roti bakar ke Mang Ucup dan lalu memesan es teh manis dari Mpok Yeyen. Sambil membawa segelas es teh manis yang aku pesen dari Mpok Yeyen aku memilih tempat untuk duduk didepan meja panjang tempat berkumpulnya perawat-perawat dan pegawai administrasi rs untuk bergosip. Terlihat dimeja tempat aku duduk dari kiri ke kanan Mak Ella, Kak Derti, kak Maya dari bangsal VIP Bedah, dan didepan mejaku Mak Ika, Mpok Latri dari bangsal kelas 1 Bedah Mpok Pipit, Kak Tina, dan Kak Uci dari bagian Administrasi .
Aku duduk diam, sambil menyedot es teh manis yang aku pesan,melihat situasi dan mencari kesempatan masuk pembicaraan mereka berdelapan.
"Masa si Mpok si Betty selingkuh sama Dokter Jefri" tanya Mak Ella.
"Et dah.. Ga percaya banget lu mah. Beneran Ka, gue liat sendiri, malam-malam abis pulang kerja si Betty masuk ke mobilnye Jefri" terang Mak Ella ke Mak Ika.
"Mungkin dia mau ngikut searah kali Pok? Kan searah tuh rumahnye Betty ma dokter Jef" ujar Tina.
"Ya bisa aja si.. Tapi kenapa jadwal dinas Betty selalu singkron?" Ujar Mak Ella membantah perkataan Tina.
"Ya bisa kan mpok, tinggal tuker-tukeran aja" sahut Tina.
"Tapi aye setuju ma Mpok Ella kalo dr Jef ma Betty selingkuh.. Soalnya ane pernah liat pas jalan-jalan ke mal Puri, pas nonton dibioskop, sekitar 5 baris depan ane, ada sosok kaya Betty dan dok Jeff nonton berdua. Bajunya Betty juga persis kaya yang pernah dipake pas acara gathering taon lalu dah" cerita Mpok Pipit.
"Nah apa gue bilang.. Noh ada bukti otentik dah dari Pipit!" seru Mak Ella.
Kasihan sebetulnya Betty, dia digosipin selingkuh sama dokter Jefri yang merupakan dokter umum senior di rumah sakit ini. Gosip ini kalau sampai kedengar ke telinga suaminya Betty bisa kasihan Bettynya, apalagi aku tahu banget kalau suaminya Betty itu tempramen dan suka main tangan.
Aku bisa tahu karena kebetulan pas pulang dari rumah sakit, dijalan yang sepi dari mobil yang kendarai aku melihat suaminya Betty lagi memarahi Betty di trotoar samping motor mereka terparkir, bahkan aku lihat suaminya menamparnya. Melihat kekerasan seperti itu aku sebenarnya ingin menepikan mobilku dan melerai mereka, tapi saat itu aku sedang terburu-buru ke pameran mobil siang itu dimana aku sedang mengambil kerjaan sebagai spg, sehingga aku mengurungkan niatku dan tetap melajukan mobilku.
Apalagi aku tahu kalau Dr Jefri mempunyai kelainan preferensi seksual, yaitu dia menyukai sesama jenis. Aku tahu karena kekasihnya Jefri adalah temanku di akper, namanya Abraham. Mereka pacaran sudah hampir 5 tahun. Jadi sangat tidak mungkin Jefri dan Betty selingkuh. Karena dari cerita Abraham, dia dan Jefri bahkan sudah sering berhubungan badan, sehingga secara logika tidak mungkin Jefri cinta atau bahkan nafsu melihat Betty.
Saat geng Gosip selesai membahas gosip dr Jefri dan Betty, aku merasa disitulah kesempatanku untuk menyiarkan gosip tentang dokter bedah baru yang menjadi musuk sugar daddyku.
"Ngomong-ngomong Mak, aku ada gosip ni tentang dokter bedah baru yang baru keterima. Ini aku denger dari temenku yang kerja dirumah sakit luar, katanya tu orang galak dan suka aniaya perawat, makanya dia dipecat dari rumah sakit sebelum disini" ujarku memulai pembicaraan.
"Ah yang bener lu Vit.. Masa ganteng-ganteng gitu dia kejam si" Mak Ella langsung menanggapi topik gosip baru yang aku sampaikan.
"Kegantengan kaga ngaruh sama sifat kasar orang lah Mak" ujar kak Maya membelaku.
"Iya juga ya, ga ngaruh ya" Mpok Pipit mengiyakan pernyataan Maya.
"Tapi kayanya bener dah, kalo liat dari muka-mukanya walau ganteng-ganteng gitu tapi ada hawa kejem dah tu dokter" Mpok Latri mengeluarkan pendapatnya.
"Iya tuh.. Aye juga liat pas parkir mobil dia nutup mobilnya keras banget, ke mobilnya aja dia kasar apalagi ke orang" timpal Mak Ika.
Sebenarnya secara logika tidak ada hubungan antara menutup mobil dengan keras dengan sifat suka menganiaya, tapi pendapat ngaco Mak Ika membuat gosipku semakin dipercaya oleh mereka sehingga aku membiarkan saja tidak berusaha mengoreksinya. Apalagi tujuan utamaku memang membuat kesan buruk mengenai dokter baru itu dimata pegawai rumah sakit, jadi selama itu mendukung usahaku ya aku iya-kan saja.
Gosip mengenai dokter baru itu makin meluas dan melebar dari ide awalku, bumbu-bumbu pemikiran para penggosip di meja kantin yang tidak jelas dan cenderung absurd makin menambah parah gosip yang akan muncul dikemudian hari. Itu jelas sesuai dengan yang aku harapkan, dengan munculnya gosip buruk aku berharap dokter baru itu tidak betah dan pindah dari rs ini.
Tidak terasa aku sudah bergosip sampai sejam lamanya dengan ibu-ibu dan senior-senior perawat dan pegawai rs di kantin. Menyadari hal itu aku segera izin pamit karena takut Bang Wawan marah kepadaku karena terlalu lama meninggalkan posku di IGD.