Chereads / Harta, Tahta dan Vita : Kisah Hidup Vita / Chapter 10 - Memeras Ayah Tiri (1)

Chapter 10 - Memeras Ayah Tiri (1)

Liburan natal tinggal beberapa hari lagi, beberapa bulan ini aku sudah memikirkan bagaimana cara memeras ayah tiriku sembari tetap giat belajar. Aku juga mengumpulkan uang tambahan untuk biaya akomodasi dan penginapan ke Makasar dengan cara memberikan les dan menjadi joki tugas dari teman-teman sekolahku.

Aku pun sudah menyusun strategi rencana matang yang akan aku lakukan selama di Makassar nanti. Aku sudah tidak sabar untuk segera bertemu ayah tiriku.

‐-------

Sabtu pagi, di bandara Sultan Hassanudin, pesawat dari jakarta baru saja mendarat 5menit yang lalu. Terlihat para penumpang menuruni pesawat dari beberapa penumpang itu, terlihat Vita yang baru pertama kali ke Makassar juga termasuk dalam penumpang pesawat Citilink yang sedang menuruni pesawat.

Setelah mengambil tas kopernya dari bagasi, Vita berjalan ke luar untuk mencari supir rental yang sudah dia booking 3 hari sebelum keberangkatannya ke Makassar. Setelah berhasil menemui supir rental bernama bapak Andi, Vita pun segera pergi menuju tempat penginapan yang sudah dipesannya sebelum dia sampai ke Makassar.

Di mobil rental, Vita segera menghubungi seseorang perempuan yang akan membantu rencananya, mereka janjian bertemu di hotel yang dipesan setelah Vita sampai. Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, Vita akhirnya sampai dipenginapan, dan segera disambut seorang perempuan setengah baya agak gemuk bernama Maimunah. Maimunah ini adalah sahabat SMA almarhum ayah kandung Vita yang bekerja di perusahaan kurir, walau ayah kandung Vita sudah tiada, tetapi Maimunah dan ibunya Vita masih sering kontak, Maimunah selalu menyempatkan diri bertamu ke kediaman almarhum ibunya Vita dan Vita apabila ke Kota tempat Vita tinggal. Maimunah sudab mendengar cerita Vita dan apa yang dilakukan oleh ayah tiri Vita kepada almarhum ibunya, karena kasihan dengan apa yang diderita Vita, maka maimunah bersedia membantu Vita tanpa pamrih. Walau dia tidak tahu bahwa tujuan Vita sebenarnya adalah untuk memeras ayah tirinya.

‐-------

Tingtong! Bel berbunyi dikediaman Arif. Dari dalam rumah seorang perempuan setengah baya memakai baju agak lusuh berlari kecil keluar dari dalam rumah menuju pagar.

"Siang, apa benar ini kediaman pak Arif?" tanya pria berseragam biru-biru khas perusahaan kurir 'Sikebut'.

"Benar, tapi tuan besar sedang pergi kerja, kakak siapa ya?" tanya perempuan tua usia sekitar empat puluh lima tahunan itu.

"Saya kurir bu, hendak mengantarkan surat untuk pak Arif" ujar pria berseragam itu.

"Ooo.. Kurir, baik, saya terima kakak suratnya" jawab perempuan yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) kediamanan keluarga besar Arif.

"Baik terimakasih, dengan ibu siapa saya berbicara?" tanya petugas kurir itu ramah.

"Saya Siti, mas" jawab Siti padanya.

"Ibu Siti, mohon tandatangani bukti terima suratnya disini bu" pinta petugas kurir pria itu ke Siti.

"Ok mas" jawab Siti memberikan tanda tangan.

‐-------

Surat itu adalah surat berisi salah satu foto perbuatan mesum ayah tiri dengan almarhum ibuku serta surat ajakan untuk bertemu di suatu tempat lusa depan, yang sudah aku atur sejak 2 hari lalu sejak aku tiba di Makasar.

Aku berharap jebakan yang sudah aku siapkan bisa berhasil untuk balas dendam dan memeras ayah tiriku yang sudah mentelantarkan ibu dan diriku saat ibuku sakit hingga meninggal.

‐-------

Siang itu di sebuah hotel melati di tepi kota Makasar, berhenti sebuah mobil bmw seri 5 di lobi hotel, dan turunlah seorang laki-laki berjas hitam berusia 48 tahun tinggi dan putih dari mobil dan berjalan menuju ke front office.

"Ada yang bisa saya bantu pak?"sapa perempuan muda cantik, yang bertugas sebagai resepsionis hotel siang itu, dengan ramah.

"Saya hendak bertemu ponakan saya yang tinggal dihotel ini, atas nama Vita Rusadi" ujar pria necis berjas rapih itu.

"O iya pak, tadi mbak Vita menitipkan kunci ke kami dan berpesan kalau dia keluar sebentar ada perlu, apabila oomnya tiba diminta menunggu di dalam kamarnya" jawab resepsionis hotel melati itu sembari memberikan kunci kamar ke Arif, pria berjas itu.

"Baik, terimakasih, saya akan menunggu dikamar" jawab Arif sembari mengambil kunci yang diberikan dan menuju ke kamar 202 tempat Vita menginap melalui tangga.

‐-------

"Halo.. Vita! Kamu dimana! Katanya papa disuru kesini, tapi papa sampai kamu malah tidak ada ditempat. Untung papa lihat note no handphone kamu di meja sebelah kamar" telepon Arif kepada ku agak kesal, karena putri tirinya ini yang hendak ditemui malah tidak ada ditempat.

"Iya pa, maaf aku lagi beli oleh-oleh dulu, tadi ketemu tetangga lama waktu breakfast jadi diajak nemenin dia. Setengah jam lagi paling aku sampai hotel. Papa makan aja dulu, itu Vita ada es pisang hijau kesukaan papa di kulkas, Vita beliin tadi pagi khusus buat papa" ujarku.

"Haduh.. Kamu yang minta ketemu tapi kamu malah tidak ada! Baiklah papa tunggu. Terimakasih atas makanannya. Kamu jangan lebih dari sejam kembalinya, 2,5 jam lagi papa ada rapat dengan bupati. Kalau 1jam dari sekarang kamu tidak datang, Papa tinggal" jawab Arif tegas padaku.

"Iya Pa.. Maaf, oke pa setengah jam lagi Vita sampai.. Bye" ujarku menutup pembicaraan.

Es pisang hijau itu sebenarnya adalah perangkapku untuk ayah tiriku, karena tanpa dia tahu didalam es pisang hijau itu sudah aku campurkan bubuk perangsang yang ampuh dan sangat keras khasiatnya. Kehebatan dari perangsang itu adalah tidak berbau dan tidak merubah rasa, selain itu satu tetes saja bisa menaikan libido yang meminumnya walau seteguk 3 kali lipat serta membuat nafsu birahi yang meminumnya tidak dapat dibendung akal pikirannya.

Bener-bener mengerikan, obat itu aku beli dari toko mainan dan alat seks di Belanda yang aku dapat dari temanku, dan obat itu sebenarnya terlarang dan ilegal karena sering dipakai oleh pemerkosa untuk mendapatkan korbannya. Karena aku ragu keaslian obatnya maka aku tuangkan 1 botol 10ml penuh ke dalam es pisang ijo yang aku hidangkan.

Awalnya Arif tidak mau memakan es pisang ijo yang disajikan Vita, tapi saat mencicipi sesendok hidangan itu dan merasa rasanya lezat, tanpa ada pikiran tidak-tidak Arif menghabisi makanan yang disediakan sembari menonton televisi di kamar 202. Tidak terasa belum sampai 5 menit es pisang ijo bercampur obat perangsang itu telah dihabiskan Arif tanpa bersisa. Manjur tidaknya obat itu akan terlihat setelah efek obat bekerja selama 15 menit dalam tubuh yang meminumnya.