Chereads / Harta, Tahta dan Vita : Kisah Hidup Vita / Chapter 11 - Memeras Ayah Tiri (2)

Chapter 11 - Memeras Ayah Tiri (2)

Terdengar suara pintu terbuka, seorang perempuan cantik berambut sedada usia 17 tahun masuk ke kamar 202. Wajah dan tubuhnya basah kuyup karena kehujanan, kebetulan memang saat itu sedang hujan deras dari pagi.

"Siapa itu?" tanya Arif yang sedang berbaring santai di kasur kamar.

"Vita Pa.."

"O kamu uda datang.." jawab Arif sembari bangun dari berbaringnya..

"Iya Pa.. Aku basah kuyub.. Aku mandi dulu ya Pa .." Jawab Vita sembari membuka lemari pakaian disamping kanan tempat tidur Arif berbaring dengan seluruh bajunya basah kuyub.

"Ok Vit.. Mandi aja.. Papa juga masi ada waktu 1 jam 30 menit kok.. By the way.. Kamu banyak berubah ya.. Makin cantik sekarang.. Lebih cantik dari mamamu.. Papa pangling" ujar Arif yang duduk di kasur kepada Vita yang sibuk mencari baju ganti di lemari membelakanginya.

"Ah papa bisa aja.." jawab Vita sembari mengacuhkan Arif mencari baju di lemari.

"Bener, kamu cantik banget, kaya model, badan kamu bagus, putih, harum lagi, tau gitu aku ga ngejar mama kamu, mending papa ngejar kamu Vit.." ujar Arif menggoda Vita tanpa tahu malu, mungkin karena pengaruh obat perangsang yang diberikan Vita di es pisang ijo. Apalagi es pisang ijo yang disajikan Vita sudah habis tak bersisa, tinggal piringnya yang tergeletak di meja samping kasur.

"Bener Vit, kamu cantik banget.. Papa ga boong.. Kamu menggairahkan banget" ujar Arif sembari memeluk Vita dari belakang tiba-tiba sembari mengelus-elus lembut pantat Vita.

"Iihhh.. Papa bisa aja deh.. Kok genit banget si Pa.. Kan aku malu Pa.." jawab Vita yang membiarkan Arif merangkulnya sembari tangan Arif juga mulai meremas-meremas pantatnya dan tetap sibuk mencari pakaian ganti di Lemari pakaian.

"Pantat kamu seksi banget Vit.. Papa jadi nafsu" ujar Arif makin aktif meremas pantat Vita.

"Ih.. Papa genit ih.. Vita kan anak papa" Ujar Vita mengingatkan walau tetap membiarkan Arif tetap meremas-remas pantatnya.

"Bukan anak kandung kan.. Jadi kita ga ada hubungan darah" Ujar Arif yang nalarnya sudah hilang dan dikuasai birahinya karena pengaruh obat perangsang.

"Emangnya boleh Pa kalau bukan anak kandung?"jawab Vita sembari membalik badannya, setelah mendapatkan kaus tanpa lengan, hot pants, dan celana dalam, sehingga mereka sekarang berposisi berhadap-hadapan.

"Boleh dong" sembari Arif mendekatkan bibirnya ke bibir Vita untuk menciumnya melihat tidak ada reaksi perlawanan dari Vita dan malah berkesan Vita memberi kesempatan padanya.

"Eitss.. Sabar ya say.. Aku mandi dulu bentar, biar ga masuk angin abis kehujanan, abis mandi kita bersenang-senang" ujar Vita yang sekarang tidak memanggil Arif dengan sebutan papa lagi sembari menahan bibir Arif mendekat menggunakan telunjuk kirinya.

"Oke tapi jangan lama-lama ya Say.." Ujar Arif sembari melepaskan pelukannya ke Vita dan menghempaskan dirinya ke kasur.

"Ok.. 10menit aku akan ke kamu.. Sabar ya" Ujar Vita mengedipkan sebelah mata menggoda Arif sembari berjalan ke kamar mandi.

Vita berdiri didepan pintu kamar mandi, berdiam sebentar lalu berbalik badan didepan kamar mandi lalu berkata "Ini buat kamu yang sudah mau sabar". Vita lalu menggoyang badannya layaknya penari ular lalu perlahan-lahan melepas pakaian yang dipakainya dengan maksud menggoda Arif. Melihat adegan itu, tonjolan di celana Arif makin membesar dan mengeras.

"Aku mandi dulu ya say.." ujar Vita yang sudah selesai melepas seluruh pakaiannya hingga tubuhnya tidak ditutupi sehelai kain apapun.

Ia melempar celana dalamnya yang baru terlepas ke muka Arif untuk menggodanya. Arif lalu memegang erat sembari menciumi dan menghirup celana dalam Vita yang penuh aroma kewanitaannya.

‐-------

"Sayang bisa lemparkan handuk di meja samping kasur, aku lupa bawa handuk"ujar Vita membuka sedikit pintu kamar mandi setelah menghabiskan waktu setidaknya 30 menit lamanya untuk membersihkan diri dan menghindari masuk angin karena basah kuyub akibat kehujanan.

"Ga usa sayang kesini aja,toh aku uda liat tubuh indah kamu" ujar Arif yang sudah bertelanjang bulat tanpa sehelai baju pun berbaring dikasur. Terlihat torpedonya sudah mengembang maksimal dan keras menandakan nafsunya sudah diubun-ubun.

"Tapi dingin, lempar dulu handuknya toh baju gantiku di samping kasur juga ga aku bawa ke kamar mandi" ujar Vita ngotot sembari memunculkan separuh kepalanya keluar dari dalam kamar mandi.

"Ok" ujar Arif singkat lalu melemparkan handuk ke arah tanganku yang muncul sebagian dari dalam kamar mandi.

Birahi yang sudah menguasai Arif, dan juga karena pengaruh obat perangsang, membuat dia lupa apa tujuan utama dia datang menemui Vita. Tujuan awal ingin bernegosiasi masalah bukti foto perselingkuhan dan foto nikah diam-diam dengan ibunya Vita malah berubah menjadi ingin mencicipi tubuh anak tirinya. Sungguh laki-laki bejat!

Vita keluar dari kamar mandi sembari meliuk-liukan tubuhnya layaknya penari stripsis profesional lalu menjatuhkan handuknya dilantai, dan berjalan perlahan ke arah kasur. Dia naik ke atas kasur lalu bergerak merangkak di atas tubuh Arif yang berbaring terlentang. Saat posisi muka Vita sudah berada persis didepan Arif mereka lalu berciuman mesra. kedua tangan Vita merangkul leher Arif, sedangkan kedua tangan Arif meremas-remas nafsu kedua bongkahan pantat Vita.

Mereka bercumbu hampir 15 menit lamanya memuaskan hasrat nakal mereka, kelamin Vita makin basah lalu dia berbisik ke telinga Arif "Aku udah basah, aku masukin ya kontolmu ke vaginaku" Arif hanya mengangguk tanda setuju.

Vita memegang tongkat kenikmatan Arif lalu memposisikan kelamin Arif itu didepan liang senggamanya, dengan posisi Woman on top, tongkat kenikmatan Arif mulai tenggelam didalam liang rahim Vita. Setelah seluruh tongkat sakti Arif berada di liang surgawi Vita, Vita mulai menggoyang pinggulnya.

"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." erang Vita

"Kamu uda ga perawan ya? Kamu jago banget goyangannya, kaya ibu kamu. Uda sering ya sayang kamu begini?"

"Aaakh.. Iya sayang.. Sering.. Aaah.. Sssh.. Tapi baru kali ini aku bersetubuh sama papa tiri.. Euunggh.. Nikmati aja sayang.. Jangan banyak bicara.. Ssssh.. Aaah.. Aaah.." ujar Vita terus menggoyang naik turun menjepit tongkat kenikmatan Arif.

"Aaahhh.. Enak sayang.. Kempot banget lubang kamu.. Iyaaa.. Lebih enak dari pelacur tua itu.. Aahhh.." ujar Arif meracau menikmati goyangan Vita.

"Ahhh... Oughhh.. Enakan.. Aaah.. Ma.. Na.. Lubangku atau punya mama Say.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. ?" tanya Vita sembari terus mengoyang pinggulnya menikmati olahraga ranjang terlarang itu..

"Kamu.. Ahhhh.. Jelas Kamu" ujar Arif menikmati goyangan pinggul Vita diatasnyanya senbari meremas- remas dengan kasar kedua payudara Vita.

Goyangan Vita makin liar.. Keringat dari tubuh kedua insan dimabuk birahi bercucuran dengan derasnya, walau kamar dingin karena air condisioner, tapi aksi mereka membuat panas suhu tubuh meningkat. Menikmati goyangan pinggul Vita yang seperti pelacur kawakan, Membuat Arif hampir mencapai orgasme, sehingga ia ikut memasuk keluarkan tongkatnya naik turun semakin cepat..

"Sayang.. Geli.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. geli.. Aku ga tahan.. Aku mau keluar" ujar Vita

"Aku juga sayang.. Aku juga.. Mau aku keluarin didalam atau diluar sayang?" tanya Arif yang juga sudah mau ejakulasi.

"Didalam saja sayang. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Sssh.. Aaakh.. Enak didalam.." ujar Vita makin cepat goyangannya.

"Aaakkhh.. Akkkhhh.. Aku mau keluar sayang" teriak Arif yang merasa spermanya sudah mau diujung.