Aku memang sejak masih kuliah suka mencari pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu kosongku. Menjadi spg, usher, foto model, barista freelance di kedai kopi, berdagang online alat kesehatan di toko online, dan mengiklankan di instagram produk-produk kecantikan dari brand lokal baru karena selain cantik, followersku cukup banyak sekitar 2.1 juta.
Andai aku tidak sibuk kuliah mungkin aku sudah menjadi selebgram. Sayangnya aku tidak punya tim untuk membuat konten yang menunjangku menjadi selebgram sehingga aku lebih memilih tetap jadi perawat walau banyak followersku yang bilang aku cantik dan cocok jadi selebgram serta banyak perusahaan skincare dan perusahaan lain yang ingin mengendorse atau kerjasama denganku.
Aku kerja keras karena menyadari aku bukan dari keluarga yang berada. Ayahku yang bekerja sebagai pramugara meninggal sejak aku usia 5 tahun karena kecelakaan pesawat, ibuku yang hanya ibu rumah tangga akhirnya hanya bisa membuka warung makan kecil di dekat rumah untuk menafkahi dirinya dan aku anak semata wayangnya dari uang asuransi kematian ayahku.
Tapi karena ibuku hanya seorang drop out tahun pertama keperawatan karena finansial keluarganya tidak mencukupi maka setelah ayah tiada kami hanya mengandalkan warung makan kecil yang tidak dikelola sendiri oleh ibuku melainkan dibantu oleh 3 orang pekerja, dikarenakan ibuku sibuk mengurus aku. Akan tetapi belum sampai 3 tahun warung makan kecil itu sudah bangkrut.
Bangkrut karena keuntungan yang diserahkan oleh pegawai ibuku tidak semua diserahkan oleh mereka melainkan hanya 1/4 dari total yang mereka dapatkan. Uang untuk membeli bahan untuk masakan warung makan itu pun lebih banyak mereka curi diam-diam untuk mereka bukan untuk dipergunakan sebagai mana mustinya.
‐-------
Usia 8 tahun, adalah masa paling suram dari hidupku. Rumahku terpaksa dijual untuk melunasi utang-utang ibuku yang masih belum bisa beradaptasi dari gaya hidupnya saat ayahku masih hidup. Akhirnya kita pindah ke rumah kontrakan kecil didalam gang di. Dan untuk mencukupi nafkah ibuku yang terbilang cukup cantik akhirnya mengandalkan kecantikannya untuk bekerja sebagai spg dan pramusaji di bar di daerah pecinan.
‐-------
Sejak bekerja di bar ibuku jarang pulang. Kalaupun pulang biasanya dalam keadaan mabuk berat. Aku yang masi kecil sering tanpa sebab dipukuli karena dianggap nakal, padahal aku yang saat itu baru kelas 2 SD hanya kangen meminta perhatian sewajarnya dan kasih sayang dari ibuku yang jarang ada dirumah.
‐-------
Umur 14 tahun saat aku SMP kelas 8 hidupku agak membaik. Kami tinggal dirumah kecil dipinggir kota yang katanya dibeli ibuku. Ibuku pun menikah untuk kedua kalinya dengan seorang pengusaha keturunan Bugis karena hamil diluar nikah. Ayah tiriku ini jarang pulang, kalaupun pulang hanya 2-3x sebulan. Kalaupun ada dirumah dia seharian hanya dikamar tidur bersama ibuku tanpa pernah keluar kamar.
‐-------
Diusiaku menginjak 17 tahun saat aku baru naik kelas XII SMA karena aku masuk program akselerasi berkat selalu juara kelas, ibuku meninggal dunia. Ibuku meninggal setelah keluar masuk rumah sakit hampir 2 tahun lamanya karena mengidap kanker serviks atau kanker rahim.
Adik tiriku Thomas yang beda usia 15 tahun dariku dibawa papa tiriku pergi sejak ibuku mulai sakit-sakitan. Aku praktis hanya tinggal berdua dengan ibuku, andai aku tidak mendapat beasiswa mungkin aku putus sekolah, apalagi papa tiriku hilang entah kemana.
Dari selentingan kabar yang aku dengar dari tetangga sekitar, katanya papa tiriku sebenarnya adalah anggota DPRD di Sulawesi selain pengusaha sawit. Ibuku adalah istri keduanya yang dinikahi secara siri karena hamil akibat berhubungan badan dengannya saat bersenang-senang di bar tempat ibuku bekerja.
Selain bekerja sebagai pramusaji, dan spg di event-event tertentu rupanya ibuku juga sering 'menjajakan dirinya' dengan harga cukup tinggi ke beberapa pengunjung bar tempat ia bekerja yang memiliki uang berlimpah. Apalagi dengan muka cantik dan putih ala mojang priangan, tentu banyak pelanggan bar yang ingin mencicipi tubuh ibuku.
Malam itu, 3 tahun lalu karena kebutuhan finansial dan tergiur bayaran yang tinggi sekitar 10 juta yang ditawarkan untuk melayani nafsu ayah tiriku, ibuku memberi long time servis di hotel bintang 5 setelah selesai shift kerjanya. Sialnya karena syarat ayah tiriku yang ingin berhubungan badan tanpa pengaman dan saat itu masa subur ibuku, akhirnya hamilah ibuku akibat hubungan terlarang dengan ayah tiriku.
Berhubung ibuku tidak bego-bego amat ia mengancam pertanggung jawaban ayah tiriku untuk menikahinya dengan bukti foto dan video rekaman dari handphone ibuku yang merekam perbuatan terlarang mereka berdua. Apalagi ayah tiriku yang saat itu sudah mabuk berat tidak sadar kalau perbuatan terlarangnya sedang direkam ibuku sehingga bisa menjadi titik balik perubahan ekonomi aku dan ibuku.
Ayah tiriku yang diancam akan dipublikasi video dan foto kegiatan mereka saat ibuku hamil terpaksa mau menikahi ibuku dengan syarat ia harus menghapus segala bukti rekaman itu yang bisa mengancam karirnya di pemerintahan daerah yang baru dinikmatinya selama hampir 2 tahun dan bisa merusak kehidupan pernikahan dengan istrinya yang sudah berlangsung selama hampir dua puluh empat tahun.
Perlu diketahui bisnis ayah tiriku itu sebenarnya bukan murni dari kerja kerasnya, melainkan usaha ayah mertuanya, sehingga dia bisa sukses seperti sekarang sama seperti Ardi, sugar daddyku, dia juga sukses karena sokongan dari istrinya. Jadi apabila istrinya menggugat cerai maka habislah juga karirnya dan kemewahan yang biasa dia nikmati.