Aneska muncul di depan pintu dengan satu kotak kue di tangan. Bolu pisang yang tadi sempat dia beli ketika di perjalanan ke sini. Reygan sudah menawarkan untuk menjemput dirinya, tapi Aneska tidak mau. Dia memilih untuk naik taksi saja.
Pintu rumah itu terbuka, dan Riana muncul menyambutnya.
"Pa, calon mantu Papa udah datang, nih!" teriak Riana sangat antusias.
Tanduk di kepala Aneska sudah keluar, namun tersamarkan oleh bando putih yang dia kenakan. Untung saja.
"Calon mantu?!" Reygan yang keberatan dengan kalimat Riana tadi, dia ikut muncul di pintu. "Sejak kapan? Kamu ini suka semena-mena ya sama Kakak sendiri."
Aneska hanya maklum. Dia juga suka semena-mena dengan Riana. Dia mengerti posisi Riana dengan baik.
Fatma datang menengahi. Dia menepuk pelan punggung Riana. "Kalian ini. Bukannya Anes diajak masuk, kalian malah berantem di depan pintu."
Aneska maju, mencium punggung tangan Fatma, yang dibalas dengan pelukan hangat yang singkat.
