"Maaf kalau tante ngerepotin kamu ya, Nes."
Aneska tersadar karena sedari tadi dia sibuk melamun menatap ke arah jendela kaca yang mengembun. Hujan turun dengan deras ketika dia sampai di restoran.
Diana meneleponnya semalam. Wanita itu bilang ingin bertemu dengannya. Aneska tidak bisa menolak, dan tidak memiliki alasan untuk menolak juga, karena Aneska pun sedang libur, dan mereka memutuskan untuk bertemu siang ini.
Aneska pikir, sepertinya mendesak.
"Nggak ngerepotin kok, Tante."
Namun, Aneska sepertinya harus meralat. Diana bukan ingin bertemu dengannya, melainkan dengan anak lelakinya. Dan Aneska hanya sebagai perantara saja.
Semalaman Aneska memikirkan hal ini. Dia mempertimbangkan apakah hal ini pantas dia lakukan. Aneska tidak bilang yang dia lakukan. Aneska tidak bilang yang sesungguhnya ke Reygan. Dia hanya minta bertemu di restoran. Reygan tanpa banyak bertanya langsung menyanggupi. Lelaki itu memang akan cepat menyetuji jika sedang dalam mode waras.