"Rani yang mana sih, Ki? Ciri-cirinya?"
Kiki menoleh dengan mulut terbuka. Tidak habis pikir dengan sahabatnya ini. Rani, yang biasa ke mana-mana dengan Aneska, masa belum hafal juga wajahnya?
"Lo kalau ketemu Anes, nggak pernah ngelirik Rani?"
Mereka berdiri di balik pagar sekolah, menghadap ke jalan raya--memasukkan kedua tangan di celah pintu gerbang sambil memindai satu per satu siswi yang melintas di depan mereka. Berniat untuk mencegat Rani.
Pak Dodo membiarkan, tidak mengusir.
"Ya lihat, sih. Tapi kan gitu, wajah perempuan suka berubah-ubah tergantung model rambut mereka. Siapa tahu, Rani udah potong rambut."
Kiki nyaris menjitak kepala Reygan kalau saja orangnya tidak menoleh. "Bilan aja lo hafalnya muka Anes doang."
"Nggak usah bawa-bawa Anes, bisa kan?" Reygan mendadak sensi.
Kiki mengerti, dia menghadap ke depan lagi. Semenit kemudian. "Nah! Tuh, tuh! Rani turun drai mobil merah."