Aneska sengaja berangkat ke sekolah siang. Meski sudah sejak setengah tujuh dia duduk di halte. Beberapa bus yang lewat, dia abaikan begitu saja. Barulah ketika pukul tujuh tepat, dia berdiri dan pindah melamun di dalam bus.
Aneska sedang kacau, jadi sepertinya membuat masalah dengan Bu Ida akan sedikit menyenangkan. Dia sedang butuh pengalihan.
Keinginan Aneska sudah terkabul, dia mendapati Bu Ida dengan penggaris panjang sedang menghukum beberapa anak lelaki di depan gerbang. Yang terlambat sekaligus melanggar aturan berpakaian.
"Bu, saya lari lapangan saja, ya?" Aneska lebih dulu menawarkan diri.
Bu Ida berpikir sejenak. Dia sedang dalam suasana hati yang baik. Dia kemudian mengangguk.
Rasanya Aneska ingin memeluk Bu Ida sambil bilang terima kasih. Namun kalimat Bu Ida selanjutnya justru membuat senyumnya pudar. "Kamu kangen dihukum sama Ibu, ya? Tumben nggak bareng sama Reygan?"
Aneska memilih untuk tidak menjawab.
"Dua putaran cukup?"