Hembusan angin dan kecepatan gerakannya membuat rambut hitamnya terurai. Ikat rambut yang melingkar di rambutnya tak mampu menahan rambut tebal dan gerakan yang cepat membuat ikat rambut itu melorot karena rambutnya yang licin.
"Ampun....! Ampun.... udah...." teriak seorang gadis saat tubuhnya di banting hingga terkurap dan tangannya di pelintir
"Hanya segitu kemapuanmu?!" seru seorang pria yang memperhatikannya dari pinggir lapangan. Teriakan orang itu membuat lawan dari gadis itu serba salah
"Honey.... lepaskan dia....!" seru pria itu pada gadis yang memelintir tangan gadis yang tengkurap
"Ya ampun sakit banget Honey...." bisik gadis itu pada Honey
"Maaf Linn, mau gimana lagi Pak Toni nyuruhnya kan serius...." jawab gadis benama Honey itu sambil ikut berbisik
"Kalian berdua berdiri...! Linda...! Kamu masih niat jadi atlit taekwondo atau nggak?! Dengan kemampuan kamu tadi apa bisa dapet mendali?! Dan kamu Honey, sudah saya bilang bayangkan ini adalah pertandingan asli bukan latihan. Jadi harusnya kamu lawan Linda dengan serius, gerakan kamu banyak yang di perlambat. Karena kalian berdua lalai dan menganggap enteng latihan, lari keliling lapangan sampai saya bilang berhenti....! Sekarang....!" teriakan itu langsung membuat tubuh kedua gadis itu reflek berlari ke lapangan
"Cuaca lagi panas gini malah di suruh lari di tengah lapangan, perawatan kulit selama 6 minggu terakhir kayaknya gagal....." dengan wajah yang cemberut gadis bernama Linda itu memegangi wajahnya
"Kamu pikir gara-gara siapa kita lari di tengah panas kayak gini...." mendengar ocehan temannya membuat gadis bernama Honey itu kesal bukan main, larinya yang pelan berubah menjadi cepat. Melihat temannya berlari cepat membuat Linda mengikutinya
"Jangan cepet-cepet larinya dong aku cape nih...." Linda merengek pada Honey yang tampak sangat kesal
"Aku juga cape di salahkan terus sama Pak Toni, sejak dua bulan lalu kamu pacaran latihan nggak pernah bener. Kadang kamu nangis, kadang cekikikan, kadang juga uring-uringan. Tadi aja kamu tuh kenapa pake acara nggak mau pemanasan dan malah ke toilet akhirnya tubuh kamu kaku kan? Dan sekarang kita harus lari keliling lapangan di tengah hari kayak gini....!" gadis bernama Honey itu terlihat sangat marah, tapi kemarahannya itu tak akan bertahan lama.
"Maaf iya Honey..... gara-gara aku kamu jadi kena marah..." Linda menarik tangan Honey dan menghentikan larinya, dengan nafas yang terengah-engah mereka berhenti sejenak. Pak Toni tidak mengawasi itu sebabnya mereka bisa diam sebentar
"Kalo tahu itu karena kamu makannya latihan yang bener.... bedain dong waktu pacaran sama waktu latihan...." jawab Honey masih kesal pada temannya itu, dan kembali berlari
"Kamu gampang ngomong gitu karena kamu nggak ngalamin jatuh cinta...." jawab Linda sambil mengikuti Honey
"Aku jijik dengernya jauh-jauh sana dari aku...." Honey mendorong Linda yang terus mendekatinya
"Kenapa jijik sih? Jatuh cinta itu menyenangkan rasanya itu sangat mendebarkan. Saat liat dia tersenyum rasanya bagaikan menang di pertandingan. Saat dia bilang cinta rasanya seperti memenangkan tropi emas. Dan saat dia...." belum selesai Linda berbicara Honey langsung berlari menjauhinya
"Dengerin aku dong....!" seru Linda yang kembali mengejar Honey, di tengah kejar-kejaran Honey dan Linda itu suara pelatihnya kembali terdengar
"Aku menyuruh kalian lari bukannya bermain-main....! Lari 3 putaran lagi....!" suara pelatih mereka membuat kedua gadis itu serius berlari hingga menyelesaikan hukumannya. Setelah berlari 3 putaran mereka langsung berbaring di tepi lapangan yang teduh
"Kalian bisa istirahat selama 15 menit tapi setelah itu kalian harus kembali ke ruang latihan taekwondo...." ucapan pelatihnya itu hanya di balas dengan suara nafas yang terengah-engah akibat kelelahan. Melihat kelakuan muridnya tersebut membuat pelatih itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu pergi. Rasa lelah yang mereka rasakan mulai memudar, mereka melirik jam tangan 10 menit telah berlalu mereka mulai duduk untuk bersiap-siap masuk ke ruang latihan. Tapi suara gadis menangis menarik perhatian mereka
"Kamu dengar?" tanya Honey
"Iya aku dengar.... suara nya dari sana..." Linda menunjuk ke arah gedung olahraga, perlahan mereka mendekati gedung olahraga dan mengintip dari balik pintu.
"Apa yang di lakukan gadis itu?" tanya Honey yang merasa bingung saat melihat seorang gadis menangis dan memegang sebuah kado. Tampaknya gadis yang menangis itu ingin memberikan hadiah pada pria yang ada di depannya namun pria itu terus menolaknya.
"Dia Jeffery bukan? Temen sekelas kamu...." jawab Linda sambil berbisik
"Iya.... kayaknya gitu.... tapi kenapa cewek itu nangis sih karena kado nya nggak di terima?" Honey merasa heran pada gadis yang terus saja menengis memohon agar kadonya di terima
"Cewek itu di tolak itu sebabnya Jeffery menolak kadonya, tapi cewek itu putus asa dan memaksanya menerima kado tersebut...." jawab Linda dengan wajah yang tampak senang
"Kenapa kamu keliatan seneng banget?" tanya Honey yang tampak bingung melihat temannya tersebut sanngat bersemangat
"Tentu aja aku senang dan bersemangat melihat kekejaman si tampan Jeffery...." jawab Linda sambil tersenyum lebar
"Jangan berisik aku nggak bisa denger mereka ngomong apa..." Linda menutup mulut Honey yang tampaknya akan bertanya lagi
"Aku sudah bilang tidak suka makanan manis" pria bernama Jeffery itu masih teguh pendirian untuk menolak kado dari gadis di hadapannya meski dia sudah berlinang air mata. Tatapan mata Jeffery yang dingin tak membuat gadis itu menyerah
"Aku buat ini khusus...." belum selesai gadis itu bicara Jeffery langsung berlenggang pergi
"Jeffery...! Tunggu....! Jeffery....!" gadis itu terus memanggil Jeffery yang hendak pergi menuju pintu. Linda dan Honey yang berada di depan pintu dengan segera kabur. Mereka lari sekuat tenaga hingga ke depan pintu ruang latihan taekwondo.
"Wah.... si Jeffery itu sadis banget...." dengan nafas yang terengah-engah Linda masih saja bicara soal Jeffery
"Kamu bilang dia sadis tapi senyuman apa di wajah kamu itu?" Honey benar-benar tak paham dengan temannya tersebut
"Kamu nggak merasakannya?" pertanyaan Linda membuat Honey bingung
"Maksud aku kamu nggak lihat ketampanannya? Dia sangat mempesona saat bersikap dingin, itu sebabnya cewek tadi sampai nangis-nangis mengemis agar hadiahnya di terima...." jawab Linda dengan wajah yang ceria
"Aku tidak mengerti kenapa ada orang yang mau bersikap menyedihkkan demi kadonya di terima...." Honey tampak tak perduli dan masuk ke ruang latihan.
"Dia benar-benar tak mengerti cinta, jangankan cinta suka sama lawan jenis aja nggak tahu deh. Apa dia suka sama cewek iya? Jangan-jangan dia suka sama aku? Itu sebabnya dia suka kesel kalo aku ketemuan sama ayang....." gumam LInda dengan wajah yang tampak panik sendiri
"Eiish nggak mungkin..." LInda kembali bergumam sambil tertawa dan menepis apa yang ada di pikirannya
"Linda...!" suara teriakan pelatihnya membangunkan Linda dari khayalannya, dia segera berlari dengan wajah yang takut di marahi. Benar saja saat dia masuk pelatihnya langsung meneriakinya karena tak fokus latihan.
***************