Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 3 - Pertemanan

Chapter 3 - Pertemanan

Pagi hari yang cerah membuat para murid bersemangat memulai harinya, berbanding terbalik dengan yang sedang di alami Honey. Dia sedang berada dalam suasana hati yang buruk, sejak bangun tidur dan sarapan wajahnya terus dia tekuk. Saat tiba di sekolah sesekali dia menoleh ke kanan dan kiri, entah apa yang dia cari atau mungkin sedang bersembunyi dari orang tertentu.

"Kamu maling atau detective kenapa kamu dari tadi jalannya terus-terusan mepet aku.... " seru salah satu anak laki-laki, kemudian duduk di bangku kelasnya

"Dia pasti merasa malu karena kejadian kemarin..... " salah satu teman perempuannya yang duduk di sana ikut menyahuti pertanyaan si pria sambil memainkan ponselnya

"Ini semua karena kamu Helda....!" seru Honey dengan wajah yang kesal

"Bagaimana itu bisa menjadi salahku? Aku bahkan nggak mengerjakan soal di kelas kemarin, kamu sendiri yang nggak teliti....." jawab Helda santai dan kembali memainkan ponselnya

"Kejadian kemarin? Yang mana? Yang jatuh dari kursi?" tanya pria di samping Helda

"Bukan yang itu, tapi itu memang awal dari semuanya...." jawab Helda tampak sedikit berpikir

"Kenapa pak killer harus marahnya dengan suara yang menggelegar sih?" Honey tampak sangat frustasi dia mengacak-acak rambutnya karena kesal

"Pak killer kan emang selalu marah-marah dengan suara yang keras, lagi pula ini kan bukan kali pertama kamu di marahi. Dari semua siswa di kelas kamu adalah murid no 3 yang paling sering kena marah pak killer...." jawab pria itu sambil tertawa

"Oh.... bener juga...." jawab Honey sambil ikut tertawa

"Tapi kemarin itu..... wah....!" Honey berteriak karena kesal dan memukul-mukul bahu teman pria nya itu

"Sakit tahu....!" pria tersebut berusaha menangkis serangan Honey namun tetap terkena pukulannya

"Aku mau ke toilet...." setelah puas memukuli temannya Honey berlenggang pergi

"Dia kenapa sih pagi-pagi udah aneh aja...." pria itu terlihat mengepalkan tangannya dan memukul angin

"Kenapa kamu tidak saling pukul aja tadi bukan malah menangkisnya?" tanya Helda

"Aku pernah melakukannya tapi setelah kejadian itu ibuku marah...." jawab pria itu

"Kenapa ibumu marah?" tanya Helda heran

"Honey memukul wajahku hingga meninggalkan lebam hitam di mataku, saat itu sedang terjadi tawuran di jalan biasa aku lewati saat pulang. Dan ibuku berpikir aku ikut tawuran...." jawaban pria itu langsung membuat Helda yang dari tadi mendengarkannya sambil menatap ponsel berubah menjadi tertawa di depan wajah pria itu

"Jangan tertawa.... itu memalukan tahu...." pria itu mendorong wajah Helda tapi Helda masih terus tertawa

"Kalau begitu bilang saja Honey yang memukulmu...." jawab Helda masih sambil tertawa

"Walau dia seorang atlit taekwondo tapi di mata ibuku Honey adalah gadis yang manis...." jawab pria itu dengan wajah yang malas

"Oh... aku lupa ibu Honey dan ibumu bersahabat dan kalian berteman sejak bayi...." jawab Helda baru mengingatnya

"Iya begitulah.... tapi kenapa dari tadi dia uring-uringan sih?" pria itu kembali mengingat kejadian tadi

"Saat terjatuh dia bilang pensilnya tergelincir bukan? Saat itu pensilnya tergelincir di kaki Jeffery tapi kamu tahu sendiri Jeffery itu manusi es dan kata-katanya sering membuat orang sakit hati. Honey tak terima dengan perkataan Jeffery dan sengaja menyenggolnya lalu pertengkaran pun di mulai. Honey yang awalnya di bela oleh pak killer harus menahan malu karena omelan pak killer oleh kebodohannya yang lain....." mendengar itu tiba-tiba saja pria tersebut langsung tertawa

"Oh... itu sebabnya, lagian si Honey ngapain gangguin si Jeffery sih. Tapi kemaren itu jawaban tugas bahasa inggris Honey lucu banget....." pria itu terus tertawa

"Risman kamu jahat banget sih malah ngetawain...." meski Helda mengatakan demikian tapi dia malah ikut tertawa dengan teman pria yang bernama Risman itu

"Habisnya dia lucu banget, itu kan pilihan ganda ngapain dia ngarang jawaban sendiri. Mana jawabannya ngaco lagi...." Risman terus saja tertawa mengingat jawaban Honey

"Aku bahkan mengabadikan jawaban Honey, aku bacain translatenya. Kita harus menangkap dan menghajar copet tersebut agar dia jera dan tak mengulangi perbuatannya. Kalau memungkinkan arak saja pencopet itu keliling kampung agar dia malu dan tak mengulangi perbuatannya....." di tengah tawa saat membacakan jawaban Honey, tiba-tiba kepala Risman tertimpuk roti

"Apa nya yang lucu....?!" seru Honey dari dekat pintu kelas, melihat kedatangan Honey dengan wajah yang kesal membuat Risman dan Helda berlari. Risman memegangi kepalanya yang terasa sakit, meski itu hanya roti yang empuk tapi bila Honey yang melemparkannya rasanya seperti terkena lemparan batu

"Awas kalian...." Honey dengan cepat mengejarnya, tapi gerakan Risman dan Helda yang gesit membuat Honey sulit menangkapnya. Di tambah ruangan kelas yang terdapat banyak anak-anak dan juga bangku membuat ruang gerak Honey terbatas. Aksi kejar-kejarannya itu menimbulkan kecelakaan lain, Honey menabrak seorang pria di kelasnya sehingga dia membuat buku bawaan temannya berjatuhan. Dengan segera Honey membereskan barang teman nya yang dia tabrak tadi. Saat membantu orang itu memunguti barangnya Honey tampak hendak mengambil tempat pensil namun tangannya di tepis oleh teman sekelasnya itu.

"Tidak bisakah kamu mengahajar orang di tengah pertandingan saja?" tanya temannya itu, Honey baru menyadari orang yang dia tabrak adalah Jeffery

"Aku tidak sengaja menabrak...." belum selesai Honey bicara ucapannya langsung di potong oleh Jeffery

"Aku tahu kamu bodoh, tapi seharusnya kamu tidak berlarian di dalam kelas apalagi dengan tenaga hulk yang kamu miliki. Berhati-hatilah atau nanti ada orang yang terluka, kalau itu terjadi bisa saja kamu di arak keliling sekolah...." jawaban Jeffery membuat Honey benar-benar kesal. Namun dia tak bisa membalasnya karena Jeffery langsung meninggalkan kelas begitu barang-barangnya sudah di bereskan. Yang tersisa hanya lah Honey yang terduduk di lantai dengan mulut menganga dan wajah yang sangat marah.

"Honey ayo bangun...." Risman menghampirinya dan berusaha membuat Honey berdiri

"Tadi dia bilang apa...? Aku bodoh....!" Honey memukul lantai hingga bergetar

"Dia juga bilang kamu harus hati-hati dengan tenaga..." mendengar itu Honey langsung melirik tajam ke arah asal suara tersebut

"Diem Sumiati...." Honey memicingkan matanya dan berdiri

"Udah aku bilang Mia bukannya Sumiati...." teman sekelasnya tersebut tampak kesal mendengar namanya sering di ubah oleh Honey

"Sama aja..." jawab Honey lalu duduk di bangku dia mengambil tas dan hendak membantingkannya namun kata-kata Jeffery membuat dia menghentikan aksinya

"Apa aku bodoh?" tanya Honey kepada Helda yang hendak duduk

"Kamu ingin aku jujur atau mengatakan hal yang ingin kamu dengar....?" tanya Helda duduk dan menggeserkan kursinya sedikit menjauh dari Honey

"Kamu mau bilang aku ini emang bodoh?!" Honey tak percaya teman nya sendiri setuju dengan Jeffery

"Kamu mendapat nilai terendah ke 8 di kelas...." jawab Risman

"Lihat.... setidaknya aku bukan yang terakhir, jadi aku masih bisa di katakan standar...." jawab Honey sambil tertawa kecil

"Masalahnya tujuh orang di bawahmu jarang masuk sekolah, mereka sering kabur. Tapi saat ujian nilai mereka lumayan baik, untuk catatan mereka tidak mungkin mencontek karena setiap ujian mereka mengerjakannya di ruang guru...." mendengar jawaban Risman yang jujur membuat emosi Honey kembali bergejolak

"Risman kamu itu temen aku bukan sih...?" mendengar pertanyaan Honey itu Risman hanya tersenyum

"Sebenarnya pertemanan ini berlangsung karena campur tangan kedua ibu kita. Dan juga karena kita berdua sudah terbiasa satu sama lain, akhirnya mau tidak mau kita harus berteman. Apalagi kita tinggal di lingkungan yang sama....." jawaban Risman itu langsung mendapat acungan buku matematika yang tebal oleh Honey

"Aku hitung sampai lima cepat pergi ke kursimu atau buku ini akan mendarat di wajahmu...." mendengar ancaman itu Risman mundur perlahan dengan tangan yang menutupi wajahnya. Helda yang melihat pertengkaran itu langsung tertawa

"Wah.... mereka lucu banget, itu sebabnya aku selalu semangat pergi ke sekolah. Setidaknya di sini aku mendapat acara komedi yang menyegarkan...." gumam Helda sambil tertawa kecil

"Kalau di pikir-pikir kenapa dia keluar kelas padahalkan pelajaran akan segera di mulai...." Honey melirik ke arah bangku Jeffery

"Dia ada pertandingan matematika, dia itu berbeda level dengan kita kasta rendah. Setelah lulus dari sekolah ini Universitas Harvard atau Oxpord bisa dia masuki dengan mudah...." mendengar jawaban Helda tersebut membuat Honey tercengang

"Kenapa wajahmu kayak gitu bukannya kalian berteman sejak SD?" tanya Helda dengan wajah yang bingung. Meski sudah satu sekolah sejak SD Honey menyadari dia benar-benar tak mengenal Jeffery. Dia melihat ke sekililingnya dia juga baru menyadari selain Helda dan Risman dia tidak akrab atau pun hanya sekedar dengan teman sekelas lainnya. Tadi saja dia lupa nama teman sekelasnya yang sudah 4 bulan berada di kelas yang sama. Honey selalu sibuk dengan pertandingan taekwondonya dan lupa kalau dia remaja yang juga harus bermain bersama teman sebayanya.

***************