Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 9 - Cedera

Chapter 9 - Cedera

Jalanan yang sering dia lewati mendadak terlihat menyeramakan, setiap hari dia jalan dengan berani melewai jalan itu. Namun karena tangannya yang saat ini sedang cedera membuat nyali Honey menciut. Jalan itu terlihat gelap dan mendadak sepi, perasaannya mulai takut. Rasanya dia ingin cepat sampai ke rumah untuk beristirahat, setelah seharian beraktifitas. Suara motor yang mendekat membuat langkah Honey semakin cepat, tangan nya yang sakit membuat dia khawatir.

"Kenapa dia berhenti di hadapanku?" gumam Honey saat melihat seorang pemuda dengan motor sportnya berhenti tepat di depannya. Dia melihat ke arah sekitar berharap ada orang yang melintas, tapi tak ada siapapun di sana. Honey berencana kabur perlahan dia mundur sampai kakinya menyadari ada lubang besar di belakangnya.

"Honey kamu ngapain mundur-mundur terus, di belakang kamu itu selokan. Mau nyebur kesana kamu....?" pemuda itu memegang bahu Honey dan menariknya, mendengar suara yang tak asing wajah panik Honey berubah menjadi senyum.

"Jeffery kamu bikin takut aja tahu...." Honey memukul lengan pemuda itu

"Ayo biar aku anterin kamu pulang....." Jeffery naik ke motornya dan bersiap akan pergi. Tapi Honey malah diam mematung sambil menatap Jeffery dengan wajah yang bingung

"Kamu ngapain bengong sih? Ayo pulang udah malem ini, mana besok sekolah lagi...." bukannya langsung naik ke motor Honey malah terlihat semakin bingug

"Kamu beneran Jeffery kan?" mendengar pertanyaan konyol itu membuat Jeffery kesal dan membuka helmnya

"Aku Jeffery.... puas sekarang...." setelah melihat wajah Jeffery yang melepas helm Honey masih saja diam dan memperhatikan Jeffery

"Sekarang apa lagi masalahnya?" Jeffery memeluk helmnya karena mulai kesal dengan gadis di hadapannya itu

"Kamu beneran mau nganterin aku pulang sampe ke rumahkan? Nggak ada niat jahil bawa aku ke hutan terus ninggalin aku di sana...." mendengar pertanyaan konyol itu membuat kesabaran Jeffery habis, dia langsung memakai helm dan menyalakan motornya. Mendengar mesin motor yang sudah menyala membuat Honey panik dan langsung berlari naik ke motor Jeffery

"Seharusnya dari tadi kamu naik...." mendengar ledekan Jeffery tersebut membuat Honey malu

"Aku kan cuman nanya, lagi pula kamu sering jahil itu sebabnya aku banyak tanya....." jawab Honey dengan wajah yang cemberut

"Kamu lagi cedera dan hari udah malem ngapain aku jahilin kamu coba? Lagian aku jahil ke kamu itu karena kamu yang mulai duluan bukannya aku...." jawab Jeffery kemudian menjalankan motornya, Honey yang menyadari hal itu hanya terdiam dan memegang ujung jaket Jeffery. Tak butuh waktu lama untuk sampai di depan rumah Honey

"Kamu tahu rumah aku?" tanya Honey kaget saat Jeffery menghentikan motornya tepat didepan gerbang rumahnya. Bukannya menjawab Jeffery hanya menatap Honey sambil menghela nafas panjang.

"Honey kamu....." Jeffery tak melanjutkan kata-katanya dia tampak gemas kepada Honey dia mengepalkan kedua tangannya

"Udah deh... pusing juga ngobrol sama kamu, yang penting kamu pulang selamat...." Jeffery menepuk bahu Honey dan kembali memasang helmnya lalu pergi dengan motornya. Sedangkan Honey terlihat bingung menatap punggung Jeffery yang mulai menjauh. Tapi kebingungannya itu semakin bertambah saat Jeffery berhenti di sebelah rumahnya dan membuka gerbang rumah itu

"Loh.... ngapain kamu masuk ke sana....!" Honey langsung berlari ke arah Jeffery yang sedang membuka gerbang

"Aku masuk ke sini karena mau mandi, mau tidur, mau istirahat karena aku udah cape liat kamu seharian...." jawab Jeffery sambil memasukan motornya, mendengar jawaban Jeffery tersebut malah membuat Honey semakin bingung

"Jeffery kamu bukannya pulang malah mau masuk ke sini...." Honey memegangi lengan Jeffery. Melihat tingkah Honey yang semakin menjadi membuat Jeffery kesal namun melihat tangannya, Jeffery kembali menahan amarah yang menggebu

"Baca yang teliti, kalo udah selesai bacanya aku mau masuk dan istirahat...." Jeffery menunjuk ke tembok gerbangnya. Disana tertulis alamat dan juga daftar anggota keluarga yang tinggal di sana. Saat membaca itu Honey terlihat kaget karena melihat ada nama Jeffery di sana. Mulutnya langsung menganga dan terus menatap ke arah Jeffery

"Kamu tetangga sebelah rumah aku? Sejak kapan? Kok aku nggak pernah liat kamu sih?" pertanyaan bertubi-tubi di lontarkan Honey namun Jeffery yang sudah lelah membuat Honey keluar gerbang dan langsung menutup pintu gerbang tersebut.

"Udah malem.... udah cape... mendingan kamu pulang aja, bye...." Jeffery tampak lelah dan tak perduli dengan Honey yang terus mengoceh di balik gerbang. Jeffery hanya terus berjalan masuk ke rumahnya

"Wah.... dasar kejam, aku sangat penasaran tentangnya tapi dia malah pergi dan nggak ngejelasin apa-apa...." Honey yang terus bertanya akhirnya menyerah karena Jeffery yang tak menjawab apapun. Saat dia berjalan pulang dan hendak membuka gerbang terlihat ibunya yang sedang berbincang di telpon dengan pasiennya. Wajahnya yang tenang berubah menjadi histeris saat melihat anak gadisnya.

"Ya ampun.... tangan kamu kenapa....?" mendengar suara histeris ibunya membuat Honey menghela nafas panjang

"Ibu udah selesai menelpon dengan pasien?" tanya Honey yang langsung mengambil ponsel ibunya. Melihat panggilan sudah berakhir membuat Honey benafas lega.

"Ibu harusnya selesaikan dulu...." belum selesai Honey bicara ibunya langsung menangis

"Tangan kamu cedera lagi? Gimana ibu mendengar kan keluhan pasien sedangkan ibu juga harus konsultasi sekarang. Anak gadis ku selalu pulang dengan luka, dan saat malam dia merintih karena sakit akibat kerasnya latihan....." ibu Honey terus saja mengoceh sambil menangis saat melihat tangan Honey yang cedera. Honey hanya bisa mengusap-usap punggung ibunya, dia memang selalu seperti itu setiap Honey terluka. Ibunya Honey tidak suka Honey menjadi atlit taekwondo, dia sering di suruh berhenti. Waktu kecil ibunya memasukan ke sanggar taekwondo itu semua agar Honey lebih percaya diri dan banyak teman. Tapi sekarang ibunya tak suka melihat Honey melakukan itu, dia bahkan tak sanggup melihat pertandingan anaknya. Setelah Honey bertanding ibunya selalu menangis, padahal Honey yang babak belur tapi ibunya yang menangis semalaman. Malam ini pun tampaknya ibu Honey akan menangis sampai pagi karena cedera pada tangan Honey.

"Ibu.... ayo kita masuk dan istirahat, aku ingin mandi dan langsung tidur..." Honey berusaha tenang dan tersenyum

"Iya.... kamu harus mandi air hangat dan tidur.... ibu akan buatkan kamu susu hangat sebelum tidur...." sambil terus menangis ibunya mengantar Honey masuk ke rumah.

"Aku mandi dulu iya bu...." ibunya mengangguk tanda setuju dan Honey langsung masuk ke kamar mandi

"Aku selalu kelelahan tiap cedera, itu sebabnya aku tak suka cedera...." gumam Honey saat tiba di kamar mandi, dia berpikir malam ini dia akan kelelahan karena kekhawatiran yang berlebihan ibunya akibat cedera yang sedang di deritanya. Benar saja saat Honey tak bersuara, ibunya terus saja memanggil nya

"Honey.... Honey.... kamu nggak apa-apa nak di dalam...." mendengar teriakan khawatir ibunya membuat Honey frustasi

"Aku nggak kenapa-napa bu, aku cuman lagi sikat gigi...." seru Honey dengan mulut yang penuh busa

"Oh.... iya.... lanjutin aja sikat giginya...." seru ibunya dengan suara yang terdengar lega. Mendengar itu Honey kembali melanjutkan kegiatannya, walau dengan susah payah akhirnya dia berhasil mandi tanpa membasahi sebelah tangannya yang sedang di gips.

*****************