Bagi sebagian orang pagi hari adalah hal yang menyenangkan karena saat pagi datang mereka harus memulai harinya yang sibuk. Tapi Honey tidak memiliki hari yang sibuk saat ini, dan itu yang membuatnya kesal saat pagi datang. Begitulah Honey, gadis yang berbeda dengan gadis pada umumnya. Dia sangat suka saat pagi yang sibuk datang, tapi dia tidak suka saat paginya tidak memiliki kesibukan. Sarapan yang terlihat menggiurkan tak membuatnya berselera makan. Dia hanya cemberut dan memasukan makanan ke dalam mulutnya dengan malas. Terlihat jelas dia hanya memakan sarapan karena takut di marahi ibunya.
"Kamu kenapa sedih? Nggak bisa ikut pertandingan kan bukan akhir dunia, kamu masih bisa ikut pertandingan musim selanjutnya....." ibunya Honey berusaha menenangkan gadis itu
"Itu benar, aku bisa ikut pertandingan musim selanjutnya. Tapi bu.... itu berbeda.... aku sudah...." Honey menghentikan kata-katanya karena melihat tatapan mata ibunya yang sedih
"Ibu benar.... masih ada musim berikutnya, aku cedera mungkin adalah tanda agar aku beristirahat yang cukup...." mendengar ucapan anaknya itu membuat ibu Honey tersenyum.
"Ibu bersyukur kamu udah ngerti, sekarang ibu udah merasa senang karena kamu udah nggak sedih lagi...." jawaban ibunya itu membuat Honey tersenyum walau hatinya masih merasa kesal. Biasanya Honey pergi sendiri ke sekolah tapi karena lengannya cedera ibunya mengantarkannya ke sekolah. Di antar ibunya ke sekolah adalah hal yang langka, jadi Honey sangat senang. Kekesalan nya tadi menguap karena candaan yang ibunya lontarkan di dalam mobil. Saat hampir sampai ke sekolah terlihat motor Jeffery melewati mobil mereka.
"Wah.... itu Jeffery...." gumam Honey saat melihat Jeffery melintas
"Jeffery tetangga kita?" tanya ibunya
"Iya...." jawab Honey, mendengar ucapan ibunya membuat Honey teringat malam saat dia mengetahui kalau Jeffery adalah tetangganya.
"Ibu kasian sama Jeffery..... dia pasti kesepian tiap pulang ke rumahnya, ibu dan ayahnya sangat sibuk. Bahkan mereka jarang pulang, bila tiba jam makan biasanya ibu memanggil Jeffery dari halaman untuk makan bersama...." mulut Honey langsung menganga saat ibunya bilang dia sering makan bareng dengan Jeffery.
"Ibu makan bareng Jeffery?" tanya Honey
"Iya...." jawab ibunya sambil tersenyum
"Di meja yang sama?" tanya Honey lagi
"Tentu aja di meja yang sama...." ibunya mulai heran dengan tingkah putrinya
"Jadi.... maksud ibu.... ibu mengundang Jeffery makan di rumah kita? Dan dia juga makan di rumah kita?" ibu Honey menghela nafas panjang saat mendengar pertanyaan anaknya itu
"Honey..... apa kamu dan Jeffery tidak akur?" pertanyaan ibunya membuat Honey kaget
"Bagaimana ibu bisa tahu? Jeffery yang bilang?" Honey terus bertanya membuat ibunya pusing harus menjawab yang mana
"Jeffery nggak pernah bilang dia nggak akur sama kamu, dia selalu bilang kamu anak yang ceria. Namun kalian berdua tidak akrab meski berada di kelas yang sama. Ibu jadi heran, bagaimana bisa kalian nggak saling tegur sapa saat kalian ini temenan dari SD bahkan tetanggaan....?" pertanyaan ibu Honey itu membuat Honey bingung sendiri, dia bingung karena dia juga tidak tahu harus menjawab apa.
"Ibu kita udah sampai, aku masuk kelas dulu iya... bye...." Honey bergegas keluar begitu melihat dia sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ibu nya langsung meminggirkan mobilnya begitu Honey hendak keluar.
"Kamu ini selalu rusuh...." ibunya mengggerutu kesal karena kecerobohan Honey. Tapi Honey hanya tersenyum dan saat mobil berhenti dia mencium pipi ibunya lalu pergi.
"Hati-hati.... jangan sampai cedera lagi....." seru ibunya saat melihat Honey hendak berlari, mendengar teriakan ibunya Honey menoleh ke arah ibunya dan tersenyum sambil melambaikan tangan.
"Aku nggak akan lari-lari.... ibu berangkat kerja aja sana...." Honey tahu ibunya tidak akan pergi sebelum Honey masuk ke gerbang. Apalagi saat cedera seperti sekarang, itu sebabnya Honey meminta agar ibunya pergi terlebih dahulu.
"Kamu masuk aja dulu...." seru ibunya lagi, mendengar jawaban ibunya membuat Honey mengeluarkan ekspresi marah. Tentu itu hanya ekspresi yang dia keluarkan agar ibunya pergi, dia sangat senang di perhatikan ibunya jadi mana mungkin dia marah. Namun sikap ibunya yang terlalu perhatian membuat Honey harus memberi sinyal saat di rasa perhatian ibunya itu berlebihan. Seperti saat ini, ibunya yang terus diam di depan gerbang padahal dia sendiri mungkin akan kesiangan masuk kerja bila menunggu Honey sampai masuk ke sekolah.
"Iya.... iya.... ibu pergi sekarang...." seru ibunya sambil tertawa kecil dan melambaikan tangan lalu pergi. Setelah melihat ibunya pergi barulah Honey berjalan masuk ke sekolahnya. Tangan Honey yang cedera langsung mengundang perhatian.
"Kamu cedera?"
"Iya.... aku cedera saat latihan...." jawab Honey sambil tersenyum pada seseorang yang bahkan tak dia kenal
"Cepat sembuh iya...." beberapa siswa lain juga tampak memperhatikan Honey, dan yang di perhatikan malah tidak mengenali mereka.
"Kamu populer juga...." saat menoleh mencari asal suara itu tas gendong Honey tiba-tiba di rampas. Honey merasa heran dan juga kaget saat melihat siapa yang mengambil tas itu
"Jeffery aku bisa sendiri..." Honey hendak mengambil kembali tasnya namun Jeffery segera menjauhkan tas itu dan menatap Honey
"Anggap saja seorang anak muda yang baik hati mau membawakan tas seorang nenek tua yang hendak menaiki tangga....." jawab Jeffery dengan ketus kemudian berjalan menaiki tangga menuju kelasnya
"Aku jadi bingung harus berterima kasih atau marah padanya...." gumam Honey sambil melihat Jeffery yang berjalan di depannya
"Apa kamu juga mau di gendong? Jalannya lelet banget....." mendengar pertanyaan itu membuat Honey tertawa kesal
"Udah aku duga dia bukan nya ingin bersikap baik, dia cuman pengen ngeledek aja...." gumam Honey sambil berjalan kesal menaiki anak tangga
"Aku ini cedera... jadi wajar dong jalannya pelan..." mendengar jawaban Honey tiba-tiba saja Jeffery berbalik, Honey yang berjalan tepat di belakangnya tanpa sengaja menabrak dada Jeffery.
"Aaawwhh.... hidung aku yang cuman nongol dikit bakal tenggelam nih karena nabrak batu karang...." Honey mengusap-usap hidungnya yang terasa sakit karena menabrak Jeffery
"Kamu cedera di tangan bukan di kaki, lagian kayak nya kaki kamu masih bisa di pakai buat lari maraton...." Jeffery melihat kaki Honey dan mendekatkan wajah nya tepat di depan Honey. Melihat wajah Jeffery yang tepat berada di hadapannya membuat Honey yang awalnya kesal berubah menjadi terdiam. Seketika Honey melihat jelas setiap lekukan wajah Jeffery yang indah, matanya yang setajam tatapan singa, alisnya yang hitam dan rapi, hidung mancung nya yang mungkin bisa melukai jari karena terlihat begitu tajam sempurna, bibir merah muda yang tebal bahkan tanpa pewarna. Seketika jantung Honey berdebar kencang saat melihat salah satu karya Tuhan yang sangat indah yang sempat dia benci.
"Jalan yang cepet, kamu kan atlit...." Jeffery tersenyum dan mengacak-acak rambut Honey lalu kembali menaiki anak tangga. Sedangkan Honey masih terpaku menatap Jeffery yang mulai menaiki anak tangga sambil tersenyum padanya. Setelah menyadari wajah sempurna itu Honey kembali tersadar kalau Jeffery juga mempunyai kaki yang panjang, bahu yang lebar, serta dada yang bidang. Senyuman yang biasanya membuat Honey kesal entah mengapa hari ini terasa begitu manis dan membuatnya senang. Tanpa sadar Honey tersenyum ke arah Jeffery, wajahnya yang tampak tertawa konyol membuat Jeffery terus tersenyum padanya. Suara bising anak-anak yang berlarian serta tertawa membangunkan Honey, seketika dia tersadar kalau dia tersenyum bodoh ke arah Jeffery.
"Ya ampun tadi aku ngapain...." wajah Honey yang tadi tersenyum berubah menjadi wajah yang tampak khawatir. Dia marah-marah pada dirinya sendiri karena sudah bersikap bodoh pada orang yang di anggap musuhnya. Saat Honey masih marah-marah di tangga Jeffery sudah sampai di kelas, dia kemudian menyimpan tas Honey di bangkunya
"Wah... kamu nyuri tas Honey? Dasar jahil...." Helda yang duduk di sebelah Honey tertawa melihat Jeffery menjahili teman sebangkunya itu
"Rasanya menyenangkan saat menjahili Honey...." jawab Jeffery sambil tertawa kecil
"Itu.... kayak noda lipstik..." Helda menunjuk dada Jeffery yang terdapat noda lipstik di bajunya
"Oh.... mungkin punya Honey, tadi dia nabrak aku di tangga..." jawab Jeffery sambil tersenyum mengingat kejadian di tangga. Sedangkan Helda langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Seolah dia kaget telah mendapati Jeffery melakukan hal yang nakal
"Apa yang kamu pikirkan...." Jeffery menarik tangan Helda agar tak bersikap berlebihan. Namun Helda masih mendramatisir dengan mulut yang menganga. Melihat itu Jeffery menutup mulut Helda
"Udah jangan lebay..." tawa Jeffery terdengar renyah, paginya terlihat begitu ceria.
***************