Chereads / Gairah Beracun / Chapter 17 - Riana Mencari Aisha

Chapter 17 - Riana Mencari Aisha

Pencarian Aisha

PT Nadia Kosmetik mendadak heboh. Setelah terjadi beberapa perubahan jajaran direksi perusahaan secara mendadak beberapa waktu lalu. Kini sudah terdengar kabar jika Daffa mengubah kepemilikan perusahaan atas nama Danu. Mereka merasa hal tersebut tidak wajar karena sebelumnya Aisha memberikan wewenang itu pada Daffa. Aisha selalu terlihat baik dan mesra bersama Daffa saat mereka di kantor. Para karyawan banyak heran dimana keberadaan Aisha meski media sosial wanita itu aktif menampilkan suasana liburan di berbagai negara

"Apa kamu sudah dengar tentang penggantian pemilik perusahaan?" Suara seorang wanita terdengar jelas di telinga Riana yang tengah melintas di depan pantry kantor.

Riana adalah asisten pribadi Aisha. Perempuan muda yang memiliki banyak bakat. Ia mengurus semua keperluan Aisha. Terakhir mereka berkomunikasi sebelum acara anniversary pernikahan Aisha dan Daffa yang ketiga bulan. Sejak saat itu Riana kehilangan kontak dengan sang bos.

"Aku dengar. Pemilik perusahaan akan dialihkan atas nama Pak Danu kan?" Sahut wanita lain yang juga ada di dalam pantry tersebut. Langkah Riana terhenti ketika mendengar percakapan karyawan tersebut. Riana merasa terkejut mendengar berita tersebut. Ia memasang telinganya yang lebar untuk mendengarkan gosip para karyawan. Bisa saja dari pergosipan mereka Riana mendapatkan informasi tentang keberadaan Aisha.

"Gila ya. Dulu suaminya Bu Aisha yang menguasai perusahaan, sekarang ayahnya. Aku jadi curiga sama keluarga Ibu Aisha. Mereka seolah menyembunyikan sesuatu. Mustahil Ibu Aisha liburan keluar negeri tanpa Pak Daffa. Apa ini tidak aneh? Sebenarnya ada apa dengan mereka? Memangnya Bu Aisha sudah tidak bisa mengurus perusahaan? Sampai harus melibatkan mereka berdua?" Celoteh karyawan yang sedang beradu argumen tersebut. Suasana kantor yang tadinya hening terlihat ramai karena pergosipan di pantry. Riana masih setia mendengarkan percakapan mereka. Ia mencari tempat yang tersembunyi agar bebas mendengarkan mereka.

Karyawan itu menyesap kopi di tangannya. Setelah menarik nafas, ia menjawab perkataan temannya itu, "Pertanyaannya dimana sebenarnya Bu Aisha selama tiga bulan ini? Biasanya beliau sering mampir dan mengawasi keadaan kantor, tapi kenapa kali ini tidak terlihat sama sekali?"

Karyawan lain pun menyahut,"Gue dengar Bu Aisha sedang hamil, mungkin beliau masih menikmati liburannya sambil menunggu calon bayinya lahir," ucap pria yang baru saja masuk dan bergabung.

Riana masih mematung. Ia tersadar jika selama ini Aisha selalu mengabarinya dimanapun berada, tapi setelah hari itu Aisha menghilang dan semua kontaknya off.

Satu-satunya sumber informasi Riana hanya dari sosial media Aisha. Riana sering mengirim pesan di media sosial Aisha namun tak mendapatkan balasan. Riana merasa tenang ketika wanita itu upload kegiatannya secara rutin di media sosial. Tidak ada alasan Riana untuk khawatir pada bosnya itu.

"Tapi yang anehnya lagi, ada yang bilang jika Pak Daffa dan Ibu Vana sudah menikah. Bukankah Ibu Vana kakak Ibu Aisha. Ada misteri apa dengan keluarga ini?" tambah karyawan pria.

Kedua karyawan wanita yang tadinya sedang bergosip tentang perusahaan menjadi semakin penasaran setelah mendengar perkataan pria itu.

"Dari mana kamu tahu hal itu?" tanya keduanya bersamaan.

"Tentu saja dari karyawan lain yang lebih dekat dengan atasan. Aku juga tidak tahu darimana sumbernya, tapi hal itu sudah bisa dipastikan. Melihat tingkah laku Pak Daffa akhir-akhir ini yang semakin mencurigakan," jelasnya.

Ucapan pria itu membuat kedua wanita bahkan Riana melongo. Tangan Riana bergetar. Ia yang selama ini tenang menjadi khawatir dan takut. Sebuah pertanyaan terlintas dalam pikirannya.

"Sebenarnya, apa yang sedang terjadi? Aku harus mencari tahu."

Riana buru-buru pergi ke luar untuk memastikan kebenaran. Ia harus mengetahui semuanya sebelum terlambat.

Langkah awal yang diambil wanita itu adalah mendatangi pengacara langganan Aisha. Ia tidak tahu lagi harus pergi kemana, tapi pengacara itu pasti tahu sesuatu tentang bos nya itu.

****

"Pembatalan perkawinan? Pak Roger serius?" Riana melotot mendengar penjelasan dari pengacara langganan Aisha. Ia terkejut mendengar detail dari penyelesaian kasus tersebut.

"Benar, karena dari surat yang saya terima. Disini tertulis jelas jika dari pihak Ibu Aisha sudah menandatangani sesuai dengan prosedur jadi pembatalan perkawinan. Pembatalan ini telah dikabulkan oleh pengadilan sehingga sudah sah," jelas Roger dengan singkat. Ia juga menyodorkan beberapa dokumen pendukung yang digunakan Aisha sebagai bukti.

Riana mengambilnya dan membaca semuanya dengan teliti. Ia tidak menyangka jika selama ini bos nya telah melalui banyak hal. Riana merasa menyesal karena diam dan menunggu Aisha sampai muncul dan mengatakan sendiri pada Riana.

"Kalau begitu siapa pengacara yang menangani pembatalan perkawinan ini?" Riana menatap Roger dengan putus asa.

Roger merasa iba dan kasihan pada Riana. Terlihat kekecewaan pada Riana. Perempuan itu khawatir dan ketakutan.

"Ini." Roger memberikan kartu nama pengacara yang membantu Aisha.

"Sebelumnya Ibu Aisha datang kesini bersama dua orang pria. Saya tidak tahu karena tidak bertanya dengan detail. Riana bisa menghubungi pengacara dari firma hukum ini. Untuk lebih jelasnya lagi, Riana bisa menggunakan nama saya agar pengacara tersebut mau berbicara." tambahnya.

Riana mengerti dan mengangguk.

"Terima kasih Pak Roger." Riana berpamitan dan bergegas untuk memastikan semuanya sendiri. Ditengah-tengah kegelisahannya, tak disangka ketika Riana telah sampai di tempat firma hukum yang menangani pembatalan perkawinan Aisha. Ia melihat sosok wanita yang dikenali tengah duduk di sebuah sofa. Meski membelakanginya namun Riana sangat mengenal sosok itu. Ternyata Aisha ada di kantor pengacara yang di beritahu Roger.

Mata Riana berkaca-kaca. Wanita yang selama ini selalu dianggap sebagai panutannya berdiri tepat di hadapannya, bersama dengan seseorang yang tak dikenal.

"Bu Aisha," panggil Riana sambil menghampiri Aisha yang tengah berbincang dengan Bihan.

"Riana." Aisha terkejut melihat Riana, asisten pribadinya terlihat kacau. Matanya membesar seakan sedang melihat hantu.

"Bu Aisha. Ibu kemana saja?" Riana memeluk Aisha dengan erat, seakan telah menemukan sesuatu yang hilang. Air matanya tumpah. Ia merasa bersyukur masih bisa menemui wanita itu.

"Riana, kamu tenang dulu ya. Bagaimana kalau kita bicara di dalam saja?" Aisha bingung melihat Riana histeris.

Bihan mengangguk dan mengantarkan Aisha dan Riana untuk berbicara di dalam ruangan.

Setelah meneguk teh chamomile yang hangat, Riana akhirnya bisa merasa lebih tenang.

"Riana bagaimana kabarmu?" tanya Aisha dengan seutas senyuman hangat di wajahnya. Riana merasa tenang ketika bisa melihat senyuman itu.

"Kabar saya baik Bu. Malah saya yang merasa khawatir dengan keadaan Ibu. Apa Ibu baik-baik saja? Kenapa Ibu terlihat kurus sekali?" Riana menghujani Aisha dengan sejumlah pertanyaan. Terlihat sekali jika asisten pribadinya sangat menyayanginya. Bihan merasa tenang melihat ketulusan Riana.

"Aisha. Saya permisi dulu," ucap Bihan berpamitan. Ia ingin memberikan waktu pada Aisha dan Riana untuk bicara.