"Kalian kenal Fika?" tanya salah satu guru yang membimbing ekskul UKS
"Kenal bu" ujar Riki dan Aldo bersamaan
"Bisa panggil dia? Oh iya , ini surat izin Raya dan Fika ya" ujar guru itu
"Izin apa ya Bu?" Tanya Riki
"Raya mau ibu suruh pulang aja karena kondisinya yang tidak memungkinkan , kalau Fika biar dia yang antar Raya pulang" jelas guru itu
"Maaf Bu , Biar saya aja antar Raya karena setahu saya Fika membawa motor Bu" ujar Riki yang membuat Aldo menaiki alisnya satu
"Baiklah , bentar ibu buat surat satu lagi untuk kamu" ujar guru itu yang masuk lagi ke dalam ruangan untuk membuat surat izin untuk Riki
"Gue tahu lo akan ambil kesempatan ini dengan otak licik lo" ujar Aldo yang membuat Riki terkekeh
"Biar makin dekat gue dengan Aya" ujar Riki
"Gue ikut ya" ujar Aldo yang membuat Riki memicingkan matanya
"Gue hanya mau bolos" ujar Aldo cengengesan
"Habis antar Aya , kita ketongkrongan biasa ya Do" ujar Riki yang mendapatkan ancungan jempol tanda setuju dari Aldo
"Ini surat untuk kamu Riki , Aldo panggilkan Fika ya" ujar guru itu
"Baik Bu!" ujar Aldo yang langsung berlari ke kelas Fika
Sepuluh menit kemudian Aldo dan Fika sampai di depan UKS , Fika langsung masuk untuk melihat keadaan Raya
"Ray? Lo enggak apa-apa kan?" tanya Fika
"Gue enggak apa-apa , gue hanya teringat masa lalu gue aja" ujar Raya sambil menahan air matanya
Fika yang melihat itu langsung memeluk Raya , Raya kembali menangis di pelukan Fika hingga sesenggukan dan semua itu tidak luput dari pandangan Riki
'Setrauma itukah dia sama cowok?' tanya Riki dalam hati
"Sudah ya Ray , lo jangan sedih lagi! Masih ada gue di sini" ujar Fika yang masih menenangkan Raya
"Ray! Ini hari pertama lo , lo harus kuat Ray! Ini hari baru lo" ujar Fika yang membuat Raya mengangguk
"Lebih baik kita pulang , lo enggak bawa obat lo?" tanya Fika yang mendapatkan jawaban gelengan kepala dari Raya
"Ya sudah! Kita pulang , gue antar" ujar Fika lagi yang hanya diikuti Raya
"Eh kalian pulang sama gue" ujar Riki yang membuat raya dan Fika melihat ke arah Riki
"Enggak! Gue enggak mau!" ujar raya melemah
"Sebaiknya enggak dulu Rik , gue bisa antar raya dengan motor gue" ujar Fika
Raya tidak mau melihat Riki sama sekali yang membuat Riki sedikit merasa sedih , Riki tidak tahu apakah perasaannya hanya sekilas dan penasaran dengan Raya apa benar-benar sudah terpikat dengan Raya
"Gue aja yang antar" ujar Aldo yang mendapat gelengan kepala dari Fika
"Ray , lo duduk sebentar ya" ujar Fika yang mendudukkan Raya di tempat tidur
"Lo berdua ikut gue sebentar" ujar Fika
Setelah mereka bertiga keluar uks , Fika menatap Riki dan Aldo secara bergantian sedangkan yang di tatap langsung membuang wajah mereka
"Apa tujuan kalian mau mengantar Raya?" tanya Fika langsung ke intinya
"Gue mau makin dekat dengan Aya" ujar Riki jujur
"Gue mau bolos!" ujar Aldo dengan mantap yang mendapat gelengan kepala dari Fika
"Sungguh jujur!" guman Fika ketika mendengar jawaban Aldo
"Lo bawa mobil apa Rik?" tanya Fika yang mendapat tatapan heran dari Riki
"Jawab aja bisa?" tanya Fika dengan tatapan tajam
"Rolls Royce Phantom Drophead Coupe" jawab Riki yang membuat Aldo dan Fika menganga
"Lo bawa mobil seharga 10 milyar ke sekolah?" tanya Aldo
"Mau bagaimana lagi , nanti gue bakalan ada ajang pameran mobil mewah" ujar Riki yang membuat Fika menghela napas
"Lo bawa apa , Do?" tanya Fika
"Gue hanya boleh bawa mobil Avanza ke sekolah" jawab Aldo
"Ya udah , pakai mobil lo aja Do" ujar Fika lalu masuk ke dalam uks untuk mengambil Raya
"Untuk apa Fika menanyakan hal itu?" tanya Riki
"Mana gue tahu" jawab Aldo
"Ayo , Do" ujar Fika membawa Raya yang masih lemas
"Gue gendong mau?" tanya Riki ke Raya yang tidak di pedulikan oleh Raya
"Lo masih lemas Aya , gue gendong!" ujar Riki yang langsung menggendong Raya ala bridal stayls
"TURUNKAN GUE!" teriak Raya ketika sadar dari keterkejutannya
"Baik! Gue turunkan elo pas di mobil Aldo!" ujar Riki tajam yang membuat Raya ketakutan dan menggigil
"Fika" guman Raya pelan yang enggak di dengarkan Riki ataupun Fika karena suara Raya yang sangat kecil
Sesampainya di mobil Aldo , Fika langsung membukakan pintu belakang untuk Raya , Riki menurunkan Raya dari gendongannya dan membuat Raya masuk ke dalam mobil Aldo
"Gue yang menyetir , Do" ujar Riki yang membuat Aldo langsung mencampakkan kunci mobilnya ke arah Riki lalu di tangkap Riki dengan sempurna
Fika masuk ke mobil dan mendudukkan dirinya di samping Raya yang semakin terlihat pucat , Aldo mendudukkan dirinya di samping Riki
"Tunjukkan gue arahnya , Fika!" ujar Riki
"Jalan X , perumahan Griya Puspa , blok J , No. 45" jawab Fika
Riki langsung menjalankan mobil Aldo , di dalam mobil hanya ada kesunyian dan sesekali terdengar suara Raya yang sedikit terisak menangis
"Sstt.. jangan nangis Ray , masih ada gue di sini" ujar Fika menenangkan Raya
"Ta-ta-tapi dia..." ujar Raya yang tidak sanggup melanjutkan perkataannya
"Sudah lo tenang aja , nanti gue yang akan bicara ke dia bahwa elo enggak suka terhadapnya" bisik Fika yang masih bisa di dengar oleh Riki
"Lo kenapa sih Ray?" tanya Aldo yang langsung mendapat ketukan keras di kepalanya
"Siapa yang lu panggil Ray? Ray itu adalah panggilan istimewa gue buat Raya!" ujar Fika yang membuat Aldo menggosok kepalanya yang terasa sedikit sakit
"Terus gue panggil apa? Aya?" tanya Aldo yang mendapat jitakan dari Riki
"Itu panggilan sayang gue!" ujar Riki melotot
"Ya udah! Raya!" ujar Aldo yang membuat Raya melihat ke arahnya
"Raya , lo kenapa? Lo trauma dengan laki-laki?" tanya Aldo yang hanya mendapat gelengan lemah dari Raya
"Terus elo kenapa?" tanya Aldo yang tidak mendapatkan jawaban dari Raya dan terjadi keheningan kembali
Tidak lama mereka sampai di depan rumah Raya yang terlihat sederhana namun karena desain model lama membuat rumah Raya terlihat elegan
Taman mini yang terlihat terawat di halaman rumah membuat rumah Raya semakin terlihat nyaman , Riki sangat kagum dengan kesederhanaan yang di miliki oleh Raya
"Wow" guman Aldo dan Riki yang secara tidak sadar
"Kalian jangan masuk , gue aja" ujar Fika yang membuat Aldo dan Riki saling pandang
"Baru kali ini ada tamu tidak di bolehkan masuk" ujar Riki
"Kita seperti mau menagih hutang kepada Raya ya" ujar Aldo terkikik
"Do , gue mau suruh papi gue buat pondok seperti ini di pantai" ujar Riki yang membuat Aldo menghela napas
"Pantai? Lo punya pantai?" tanya Aldo antusias
"Punya , di salah satu daerah Tanjung Pinang" jawab Riki
"Tanjung Pinang?" tanya Aldo yang baru saja mendengar kota bernama Tanjung Pinang
"Iya , di kepulauan Riau berseberangan dengan kota Batam" ujar Riki
"Pantai pribadi?" tanya Aldo
"Ya! Aku akan membangun Resort di sana" ujar Riki
"Dasar otak bisnis!" ujar Aldo
"Tentu dong! Kalau nanti gue sudah nikah dengan Aya , gue akan membuat dia bahagia tanpa kekurangan uang ataupun kasih sayang!" ujar Riki
"Mimpi lo untuk menikahi Raya sangat tinggi" ujar Aldo
"Harum bunga mawar saat aku menggendongnya masih tercium sampai saat ini" ujar Riki yang mencium tangannya
"Idih , geli gue!" ujar Aldo yang langsung mengambil langlah sedikit menjauh dari Riki
"Terima kasih kalian sudah mau antar , sebaiknya kalian kembali lagi ke sekolah biar gue yang rawat Ray" ujar Fika secara tiba-tiba yang membuat Aldo dan Riki sedikit terkejut
"Bisa pakai salam enggak datangnya? Kaget gue!" ujar Riki yang mendapat anggukan setuju dari Aldo
"Orang tua Raya mana?" tanya Aldo
"Mereka berdua udah meninggal , dia hanya tinggal sendiri tanpa siapa-siapa" ujar Fika ya g membuat Riki dan Aldo bungkam
"Dia enggak punya saudara?" tanya Riki yang merasa kasihan dengan Raya
"Enggak dia anak tunggal , begitu pula ibu dan ayahnya yang masing-masing dari mereka anak tunggal" ujar Fika yang membuat Riki dan Aldo sedih
"Lo punya kontak whatsapp gue?" tanya Riki
"Enggak ada , kenapa?" tanya Fika
"Simpan nomor Hp gue , kalau ada apa-apa atau dia butuh apa kasi tahu gue" ujar Riki yang menbuat Fika menggeleng
"Enggak usah! Raya dan Gue enggak butuh apa pun dari lo" ujar Fika tajam
"Baiklah kalau gitu , kami mau lanjut bolos! Bye Fika" ujar Aldo lalu menyeret Riki saat ingin memprotes ucapan Fika
"Hati-hati sekali lagi terima kasih" ujar Fika yang menbuat Aldo mengangguk laku memaksa Riki masuk ke dalam mobil