Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Terpaksa Menjadi Tunangan Palsu

🇮🇩Anavya
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.3k
Views
Synopsis
Keysa diharuskan menggantikan posisi kembarannya, Kaysha yang tiba – tiba pergi begitu saja. Padahal, Kaysha akan bertunangan dengan lelaki yang ia cintai, Marka. Tak ingin menanggung malu, kedua orang tua Keysa memaksa putrinya yang penyendiri untuk menggantikan posisi sang kembaran. Mampukah Keysa menggantikan posisi kembarannya? Lalu bagaimanakah perasaan Marka saat tau dirinya menempatkan hatinya pada orang yang salah?
VIEW MORE

Chapter 1 - Perbedaan

"Kak Key, liat aku berhasil dapat nilai besar," ucap Dara ceria.

"Kak Key, bantuin aku ngerjain tugas," ucap Tian sembari menarik tangan seorang perempuan.

"Anak - anak, kasian Kak Key," seorang wanita paruh baya mendatangi anak - anak panti dengan membawa nampan minuman.

"Sini Bu, biar aku bantu," ucap seorang perempuan cantik dengan rambut panjang kehitaman mendekati wanita paruh baya itu.

"Terima kasih ya, Keysa," ucap Bu Sekar, pemilik panti asuhan.

"Sama - sama Bu," Keysa tersenyum tipis sebagai balasan.

"Kamu hari ini dijemput pengawal kamu lagi?" tanya Bu Sekar.

Keysa mengangguk.

"Orang tuamu peduli sekali pada kamu," komentar Bu Sekar sembari menyesap teh yang ia buat di dapur tadi.

"Iya Bu, mereka gampang khawatir sama aku," balas Keysa.

Suara dering ponsel mengalihkan fokus Keysa. Keysa membuka ponselnya, ada pesan masuk dari pengawalnya.

"Aku udah dijemput Bu," Keysa dengan terburu - buru mengambil tas kecilnya.

"Oh udah di depan ya?" Bu Sekar ikut berdiri. Bu Sekar mengantarkan Keysa sampai ke depan pintu panti asuhan.

"Kamu akan kesini lagi?" tanya Bu Sekar.

"Pasti Bu," Keysa mengangguk.

Keysa melambaikan tangannya dan masuk ke mobil sedan keluaran terbaru.

***

"Nona, bagaimana hari anda di panti asuhan?" tanya pengawal sekaligus sopir pribadi Keysa, Haidar, sembari melirik Keysa sekilas dari kaca spion tengah.

"Jangan Nona ih, gue udah bilang dari awal panggil aja Keysa," ucap Keysa protes.

Haidar terkekeh kecil, "Sekarang masih jam saya bekerja."

"Cih, ya udah gue ceritanya pas lo udah gak kerja," ucap Keysa cemberut.

"Kita jarang bertemu, Nona," ucap Haidar.

"Ya makanya,"

"Makanya apa, Non?" tanya Haidar.

"Makanya, lo harusnya jangan hadir setiap seminggu tiga kali," ucap Keysa.

"Nona kan hanya diperbolehkan keluar selama seminggu tiga kali," tanggap Haidar.

"Ya iya..." Keysa terdiam beberapa saat. "Tapi, kegiatan lo ngapain kalau gue gak keluar?" tanya Keysa penasaran.

"Saya hanya mengikuti kegiatan Tuan Besar dan sesekali memantau kondisi Nona Kaysha," Haidar mulai berbicara.

"Loh emang Kakak kenapa?" tanya Keysa bingung.

"Seperti biasa, Nona Kaysha selalu boros berbelanja. Jadi, saya harus mengawasi pengeluaran Nona Kaysha," ucap Haidar menjelaskan.

"Bukannya Kakak udah punya uang sendiri?" Keysa mengerutkan keningnya.

"Nona Kaysha memang menghasilkan. Tetapi, sebenarnya kinerjanya di perusahaan Sagara sangat buruk," ucap Haidar.

"Buruk gimana?" tanya Keysa sembari menyimpan ponselnya.

"Nona Kaysha selalu bolos dan mengerjakan tugasnya asal – asalan," jelas Haidar.

"Kakak sambil kuliah. Sekarang juga Kakak lagi sibuk semester akhir, terus Kakak seminggu lagi mau tunangan," bela Keysa.

"Saya tau, Tuan Besar sebenarnya berencana memecat Nona Kaysha setelah ia bertunangan," ujar Haidar.

"Loh kenapa? Apa karena tunangannya mampu biayain Kakak?" tanya Keysa bingung.

"Tuan Besar sudah banyak diprotes oleh bawahannya mengenai kinerja Nona Kaysha. Tuan Besar khawatir kalau media akan membuat artikel mengenai kinerja Nona Kaysha. Jadi, sebelum masalah makin besar sebaiknya Nona Kaysha dipecat saja," ucap Haidar menjelaskan panjang lebar.

"Lo banyak tau ya, benar - benar orang kepercayaan Ayah," puji Keysa senang.

"Lo pernah ketemu Kak Marka gak?" tanya Keysa tiba – tiba.

"Tunangannya Nona Kaysha?" Haidar bertanya balik sembari menatap kaca spion tengah.

Keysa mengangguk.

"Kenapa Nona penasaran? Nona ingin merebut -"

"Sembarangan!" sela Keysa. "Gue gak pernah ketemu dia. Gue cuman memastikan calon Kakak ipar gue adalah orang baik untuk gue dan Kakak."

"Menurut saya, Tuan Marka orang yang sangat menyayangi Nona Kaysha. Dia juga dewasa dan mandiri. Saya pikir, Nona Kaysha berada pada orang yang tepat," ungkap Haidar.

"Masa sesempurna itu?" tanya Keysa.

"Saya juga tidak tahu. Tapi, saya hanya menilai yang saya lihat," Haidar menaikkan bahunya.

***

Keysa membuka matanya perlahan, ia tertidur di perjalanan. Ia menatap sekelilingnya, ia berada di rumah utama keluarganya. Di sampingnya, Haidar sibuk bermain game di ponselnya.

"Kok gue dianter kesini?" tanya Keysa bingung.

"Oh, akhirnya lo bangun juga," Haidar menyimpan ponselnya.

"Jam berapa sekarang?" Keysa menatap jam tangannya. "Pantes lo bilang lo - gue, udah jam enam ternyata."

"Jawab pertanyaan gue," ucap Keysa.

"Oh tadi, Tuan Besar bilang ada kumpulan keluarga inti dulu buat ngebahas pertunangan Nona Kaysha," ucap Haidar menanggapi pertanyaan Keysa.

Keysa terdiam beberapa saat, "Lo jangan balik dulu ya," pinta Keysa.

Haidar menyinggungkan senyumnya, hingga matanya membentuk bulan sabit. Haidar mengusap rambut kehitaman Keysa.

"Iya Keysaa, gue bakalan nganter lo pulang kok," ucap Haidar.

"Lo nunggu disini kan? Maksud gue, lo jangan dulu balik, gue gak mau nelepon lo buat minta jemput," Keysa menatap Haidar memohon.

"Iyaa Nonaaa~ pengawal kesayangan Nona akan disini, menunggu," Haidar gemas dengan Keysa yang selalu memastikan suatu hal berulang - ulang.

"Bener ya?"

"Lo ngomong sekali lagi, gue beneran ninggalin lo ya," ancam Haidar.

"Ish, nyebelin lo," tanggap Keysa, ia membuka pintu mobil, "gue masuk dulu ya kalau gitu."

Haidar melambaikan tangannya pada Keysa. Ia mengawasi Keysa sampai masuk ke rumah utama keluarga Sagara. Rumah mewah dengan gaya eropa klasik. Ditambah di depan terdapat pilar berbentuk silinder yang berdiri kokoh, sehingga menampilkan kesan mewah dan megah. Dengan warna yang didominasi putih dengan tambahan aksen emas.

***

Keysa mengetuk pintu masuk dengan perlahan. Sepertinya, kedatangannya sudah ditunggu, kepala pelayan langsung membuka pintu masuk. Padahal, Keysa yakin orang di dalam tidak mendengar suara ketukannya.

"Selamat datang, Nona Keysa," ucap kepala pelayan menunduk sopan pada dirinya.

"Iya makasih, Bibi Sila," Keysa tersenyum.

"Yang lain udah sampai?" tanya Keysa sembari melangkahkan kakinya ke ruang keluarga.

"Sudah Non, semuanya menunggu Nona," jawab Bibi Sila mengikuti langkah Keysa di belakang.

"Saya permisi dulu," ucap Bibi Sila setelah Keysa sampai di ruang keluarga.

Nampak, kedua orang tua Keysa sedang duduk di ruang keluarga, menunggu kedatangannya. Keysa dengan tergesa duduk di samping Kakaknya, Kaysha yang tersenyum menyapanya.

"Gue kangen banget sama lo," ucap Kaysha semangat, ia menatap kembaran identiknya. Kaysha berdiri dan memeluk Keysa denga erat.

"Sama Kak," tanggap Keysa membalas pelukan Kaysha.

"Sudah sudah, kalian duduk dulu," ucap Mamah Clara. Kedua kembar itu duduk di kursi, keduanya menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Begini, sebentar lagi adalah pertunangan kamu," Ayah Gavin menatap putri kesayangannya, "Ayah harap kamu menjaga kesehatan saat hari acara."

"Siap, Ayah," ujar Kaysha tersenyum.

"Lalu, untuk kamu, Keysa. Ayah berharap kamu gak hadir di pertunangan Kakakmu," pinta Ayah Gavin tegas.

Keysa tersenyum pahit, "Siap, Yah."

"Kok Key gak bisa datang ke hari bahagia aku?" Kaysha menatap Ayah Gavin dengan pandangan bertanya.

"Seperti biasa kalau adikmu mau datang, datanglah saat para tamu utama sudah pulang. Adikmu juga bisa bersembunyi di ruang tunggu kalau ia ingin datang sejak awal acara," ucap Ayah Gavin menjelaskan.

"Harusnya Key gak harus sembunyi - sembunyi, dia itu adik aku. Dunia harusnya tau kalau aku punya kembaran identik. Lagian Key anak yang pintar dan sopan kok, dia bukan aib," Kaysha berdiri dari duduknya, melontarkan protes.

"Sayang, seperti yang kamu tau, kita itu gak mau menanggung malu," Mamah Clara menatap Kaysha lembut.

"Cuman karena Key bawa inhaler kemana – mana? Terus Ayah sama Ibu gak mau nanggung malu?" tanya Kaysha menatap kedua orang tuanya kesal.

"Kak, udah gak apa. Gue paham kok," ujar Keysa sembari memegang erat tangan Kaysha.

"Gue gak mau, lo sembunyi kaya keong gitu aja. Lo itu bukan aib keluarga," Kaysha menoleh ke Keysa.

Keysa tersenyum tipis, "Gue pasti ada disana Kak, gue janji."

"Lihat, adikmu saja gak keberatan. Kenapa kamu jadi banyak protes begini?" komentar Ayah Gavin datar.

"Kamu menunggu di ruang tunggu kan?" tanya Mamah Clara menatap Keysa, memastikan.

"Iya Mah," Keysa tersenyum.

Kaysha menatap Keysa yang tersenyum. Ia menggigit bibir bawahnya, sejujurnya Kaysha khawatir dengan kondisi Keysa yang selalu penurut pada orang tuanya. Dalam hati kecilnya, Kaysha berjanji untuk membawa Keysa dari kehidupan pilih kasih yang dibuat oleh kedua orang tuanya.