Keysa menatap sebuket bunga mawar yang terletak di kursi samping kemudi. Keysa menggaruk rambutnya yang tak gatal. Keysa dengan tergesa mengambil sebuket bunga itu saat Mark sudah sampai di sampingnya.
"Hadiah buat kamu," ucap Mark tersenyum tipis.
Keysa hanya tersenyum canggung. Ia segera masuk ke mobil karena keadaan makin canggung.
Mark terkekeh kecil melihat reaksi Keysa, orang yang ia anggap calon tunangannya. Mark berlari kecil mengelilingi mobil dan masuk ke kursi kemudi.
"Kamu masih marah sama aku?" tanya Mark setelah ia mulai melajukan mobil.
'Marah kenapa?' batin Keysa bingung.
"Aku paham kamu masih kesel sama kejadian kemarin. Tapi, dia hanya sekedar orang yang bantu aku aja," ucapMark lagi karena Keysa tak menanggapi apapun.
'Loh dia selingkuh?' batin Keysa masih tak paham.
"Sayang?" panggil Mark sembari melirik Keysa sekilas.
"Hah?" Keysa tampak bingung.
"Kamu masih marah sama aku?" tanya Mark lagi, mengulang pertanyaan yang sama.
"Jadi lo selingkuh?" Keysa langsung menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Ia salah bicara, bisa – bisanya ia kelepasan bertanya.
"Lo?" Mark malah mengerutkan keningnya. "Ah, jadi kamu masih marah ya? Sampai manggil lo – gue ke aku."
'Itu kelepasan!' batin Keysa.
Keysa melirik Mark sekilas, 'Tapi, makasih berkat lo, gue tau kalau Kak Kay marah manggilnya lo – gue.'
Mark menghela napas, "Kita beli es krim dulu ya."
Keysa hanya mengangguk sebagai jawaban, ia khawatir kelepasan berbicara. Sebaiknya, mulai sekarang menghemat suaranya.
***
Jika dilihat dari luar, kafe dengan tulisan Yummy Gelato itu terlihat mewah dan hangat disaat yang bersamaan. Lokasinya sangat strategis membuat kafe ini banyak didatangi oleh pengunjung dari berbagai kalangan, termasuk kalangan atas. Cat dinding dengan warna biru langit dipadukan dengan berbagai bingkai dengan kata- kata motivasi yang berjajar rapi.
"Pesan hazelnut di cup es krim satu," ucap Mark kemudian menatap Keysa, "kamu mau apa?"
"Karamel aja," sahut Keysa setelah ia melihat menunya. Mark sedikit terkejut, tetapi ia akan bertanya lebih lanjut nanti.
"Kalau begitu akan segera diantar ke meja nomor sebelas," ucap penjaga kasir itu.
"Terima kasih ya," Keysa menyinggungkan senyumnya kemudian melangkahkan kakinya ke meja nomor sebelas.
Mark memberikan uang dengan warna merah ke penjaga kasir itu. "Ambil aja kembaliannya."
Mark mencari calonnya, ia tersenyum tipis begitu melihat Keysa yang asik memainkan ponselnya. Mark duduk di depan Keysa. Keysa mengangkat wajahnya, ia segera menyimpan ponselnya di tas.
"A-apa?" tanya Keysa menatap Mark.
Mark menopang dagunya, "Aku bisa kasih penjelasan ke kamu sekarang ga?"
"Penjelasan apa?" tanya Keysa balik.
Mark menghela napas, "Yang Dara."
"Oh Dara…" Keysa mengangguk kecil.
'Dara siapa lagi?' batin Keysa bingung.
Mark berdehem sebentar, ia menatap Keysa yang tampak siap untuk mendengarkan penjelasannya. "Gini, seperti yang kamu tau, waktu hari kamis aku ketemu Dara gak sengaja di toko. Aku udah pernah cerita, Dara itu temen aku waktu kuliah. Jadi, kamu gak perlu cemburu ya?"
'Masa Kak Kay cemburu?' batin Keysa. Kembarannya yang ia kenal, tidak mudah cemburu karena adanya kemungkinan pihak ketiga. Kaysha adalah pribadi yang melihat dari berbagai sisi dan ia orang yang pengertian kalau masalah hubungan.
"Kay?" panggil Mark sembari melambaikan tangannya di wajah Keysa.
Keysa buru – buru mengedipkan matanya, "Iya. Gue paham."
"Kalau gitu manggilnya kena-"
"Permisi, ini pesanannya," ucap seorang pelayan sembari menyimpan cup es krim di meja. Pelayan itu berlalu setelah ia menjalankan tugasnya.
Keysa mulai melahap es krimnya, sesekali ia menyinggungkan senyumnya saat es krim caramel itu meleleh di mulutnya. Keysa tampaknya tak sadar, kalau tingkahnya membuat Mark menatapnya intens.
"Lo gak makan?" tanya Keysa menatap Mark canggung.
"Aku udah kenyang, dengan lihat kamu makan," canda Mark.
Keysa hanya tersenyum kaku. Ia baru tau, kalau calon tunangan Kaysha begini. Sikapnya romantis, tetapi, bagi Keysa yang tidak pernah diperlakukan begitu, rasanya aneh juga.
"Lo juga makan," ucap Keysa tak enak.
Mark mengangguk, ia menyuapkan sesendok es krim, "Aku baru tau kamu suka rasa karamel. Waktu aku ajak kamu kesini, kata kamu rasa karamel gak sesuai sama selera kamu."
"Uhuk uhuk," Keysa tersedak es krim yang baru masuk mulutnya.
Mark seketika panik, ia memberikan tisu yang tersedia, "Kamu gak apa?"
'Kok gue baru tau kalau Kak Kay gak suka rasa karamel?' batin Keysa. Keysa menatap Mark sebentar, ia jadi penasaran sejauh mana lelaki itu mengenal Kaysha.
"Gue gak apa," ucap Keysa sembari menerima tisu.
"Gue kayanya mulai suka sama rasa karamel," Keysa membuat wajah yakin.
"Lucu juga kamu," ujar Mark sembari mengusap rambut Keysa.
Keysa lagi – lagi terkejut dengan tingkah Mark. Hatinya benar – benar tak biasa diperlakukan manis seperti ini.
***
Keysa menatap lelaki yang ada di depannya. Kalau diperhatikan lebih jauh, penampilan Mark benar – benar bisa membuat jatuh hati semua gadis. Matanya tajam dengan alis yang tebal, ditambah badannya yang proporsional. Mark hari ini memakai kemeja lengan panjang berwarna biru muda dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam.
"Hei, kok melamun?" tanya Mark.
"Gak melamun," jawab Keysa.
'Gue bisa memaklumi kalau Kak Kay jatuh cinta sama dia.' Batin Keysa.
"Kalau gitu, aku pulang dulu ya," ucap Mark menampilkan senyum manisnya.
"Iya. Hati – hati," tanggap Keysa.
"Kamu udah gak marah sama aku?" tanya Mark sebelum ia meraih pintu mobilnya.
'Astaga! Dia nanya mulu,' batin Keysa.
"Udah selesai. Lo gak perlu khawatir," tanggap Keysa.
Mark terdiam beberapa saat, ia menatap Keysa sedih.
'Kenapa gak pergi juga?' batin Keysa mulai pegal berdiri.
"Tapi, ka-"
"Kak Mark," sela Keysa cepat. "Aku udah gak apa. Jadi, santai aja ya," ucap Keysa tersenyum manis.
Wajah Mark berubah cerah begitu mendengar ucapan Keysa. Ia mengangguk senang, kemudian lelaki itu melambaikan tangannya dan masuk ke mobilnya. Mobil Mark meninggalkan kediaman milik Kaysha. Keysa menghela napas begitu mobil sedan hitam tidak terlihat lagi. Keysa masuk ke kediaman kembarannya.
"Selamat datang, Nona Key," sambut Bibi Tina, kepala pelayan di kediaman Kaysha.
Keysa tersenyum ramah pada Bibi Tina. Keysa melangkahkan kakinya ke kamar Kaysha, langkahnya terhenti di depan pintu kamar kembarannya. Bibi Tina menyadari raut ketakutan dari Keysa.
"Nona bisa tidur di kamar tamu kalau Nona ragu," ucap Bibi Tina tersenyum menenangkan.
Keysa menoleh ke Bibi Tina, "Orang tua aku udah bilang situasinya kan? Terus tanggapan pelayan yang lain gimana?"
"Sudah, Non. Kami akan menuruti perintah Tuan Besar dan Nyonya Besar mengenai memperlakukan Nona seperti Kakak Nona saat ada orang luar," jawab Bibi Tina.
"Aku gak masalah tidur di kamar Kakak, Bi," ucap Keysa.
"Baiklah, Non," Bibi Tina membukakan pintu kamar untuk Keysa. "Nona bisa memanggil saya kalau butuh sesuatu," ucap Bibi Tina kemudian ia berlalu setelah menutup pintu kamar.
Keysa menghela napas perlahan, berusaha mengatur jantungnya yang berdebar. Keysa memperhatikan sekelilingnya, kamar Kaysha ukurannya dua kali lipat dari kamar yang ditempati oleh dirinya di kediamannya. Ranjang berukuran king size terletak persis di tengah ruangan. Kaca besar terletak di sisi tembok kanan dari tempat Kaysha biasa berbaring. Nakas kecil dengan corak keemasan terletak di samping ranjang.
"Kamarnya berubah," Keysa tersenyum kecut. Keysa masih ingat kejadian kemarin, ketika kembarannya berbaring dengan wajah pucat dan dingin. Semuanya terasa asing bagi Keysa, mengingat ia masih terbayang kejadian kematian Kaysha.
Keysa melangkahkan kakinya ke kamar mandi, tempat kembarannya melakukan bunuh diri. Keysa otomatis mundur, potongan kejadian menyerangnya. Keysa jatuh terduduk, matanya seketika perih. Butiran air matanya jatuh, ia menangis di depan pintu masuk kamar mandi.
"Kak…Kak Kay…"
Terdengar pintu diketuk dari luar. Keysa masih sibuk menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Suara tangisannya makin keras ketika mendengar suara tak asing masuk ke telinganya.
"Nona! Saya masuk ya," izin orang itu.
Seseorang langsung menyimpan jasnya ke pundak Keysa. Ia segera menutup pintu kamar mandi.
"Nona, ini Haidar," ucap lelaki itu sembari menangkup wajah Keysa.