Chereads / Seduction Romance / Chapter 16 - Tak Sengaja Bertemu Mahesa

Chapter 16 - Tak Sengaja Bertemu Mahesa

Ketika Camelia yang akan meninggalkan perusahaan Kakek Rasya menuju apartemennya, dalam beberapa hari ini perempuan itu memutuskan akan tinggal di apartemen untuk membuat konsep baru restoran yang akan didirikan oleh tantenya di luar kota, karena ia lulusan sarjana dan magister desain interior di Universitas of Melbourne, sehingga Tante Mely mempercayakan semuanya kepada keponakannya itu yang memang ahli di bidang perdekoran dan perdesainan. Sebenarnya posisi Camelia sebagai head of marketing di salah satu cabang coffee shop Tante Mely, karena perempuan itu pernah mempelajari ilmu pemasaran juga. Namun, tetap tujuan Camelia adalah mendapatkan jabatan CEO di perusahaan besar Kakek Rasya, semoga saja setelah pernikahannya dengan Raven terlaksana, tidak ada alasan lagi bagi sang kakek untuk memberikan setengah hartanya. Camelia yakin jika dirinya bisa menjalankan tanggung jawab di perusahaan itu dengan sebaik mungkin.

Selain itu, Camelia pun akan disibukkan dengan jadwal pernikahan yang akan dijalaninya dalam waktu dekat. Apa ia bisa melakukan semuanya dalam waktu sebulan? Perempuan itu merasa jika kepalanya seperti akan pecah. Memikirkan mengenai dua kegiatan penting yang akan dilaksanakan di bulan ini yang hampir bersamaan, membuatnya terus menekan-nekan pelipisnya yang terasa berdenyut.

Namun, langkah kaki Camelia yang hampir memasuki mobil range rover-nya terhenti ketika kedua netra matanya cokelatnya melihat dan berpapasan dengan seseorang yang membuatnya terkejut, dan tak disangka dengan keberadaannya di sini setelah sekian lama tak bertemu. Siapa lagi kalau bukan mantan kekasihnya yang bernama Mahesa yang kini tengah tersenyum lebar ke arahnya, sementara orang yang diajak tersenyum hanya memasang wajah datar dengan dahi berkerut. Camelia tidak mengerti mengapa Mahesa bisa berada di perusahaan kakeknya? Ada hubungan apa? Atau laki-laki itu sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan sang kakek? Camelia terus bermonolog dalam hati mencari-cari jawaban sendiri. Bahkan terasa jika tubuhnya sedikit bergetar ketika mantan terindah dalam hidupnya itu berjalan ke arahnya dengan senyuman khas seorang Mahesa Baskara Louis yang membuatnya selalu candu dulu, ditambah dengan penampilannya yang begitu sempurna, ia yakin jika sekarang Mahesa sudah menjelma sebagai pengusaha yang sukses dan mapan, itu terlihat jelas dari pakaian yang dikenakannya.

Camelia tidak menampik jika sampai saat ini, dirinya masih menyimpan rasa kepada laki-laki itu. Namun, tentu saja ia tidak ingin mengungkapkan secara gamblang. Rasanya tidak mungkin melakukan hal sebodoh itu, bahkan sampai detik ini rasa sakit akibat perbuatan Mahesa masih terasa. Cukup di simpan di dalam hati dan berusaha untuk menghilangkannya, apalagi posisinya akan segera menikah dengan Raven.

Mahesa memang berasal dari keluarga kaya dan konglomerat, bisnis keluarganya yang berada di Australia pun begitu maju, beberapa perusahaan berdiri di sana dan di negara lainnya selain di Indonesia. Bahkan yang membuat Camelia tak menyangka jika laki-laki itu rela pindah kuliah jenjang magister ke Australia dari Amerika demi bertemu dan menjalin hubungan dengannya. Sesuatu hal yang memang sangat disalutkan olehnya, saking cintanya seorang Mahesa kepadanya rela melakukan apa pun. Namun, yang membuatnya tak mengerti mengapa laki-laki itu malah mengkhianatinya dengan pergi begitu saja.

"Hai Mel," sapa Mahesa dengan berpura-pura seolah tidak terjadi apa pun di antara keduanya dulu. Dan Camelia belum menyadari dengan sapaan dari Mahesa, perempuan itu cukup sibuk berkutat dengan pikirannya, bahkan dengan kejadian satu malam bersamanya saat di Australia. Antara menyesal atau tidak.

Tersadar dengan kebodohannya, perempuan itu segera menegakkan wajah dan mencoba untuk bersikap biasa saja. Camelia pun berusaha menghindar agar tidak saling berhadapan dengan Mahesa, baginya jika Mahesa merupakan mantannya, cukup mantan yang wajib dijauhi dan tidak harus menjalin pertemanan dengannya lagi. Sudah cukup kekecewaan yang ditaburkan dulu dan jangan sampai ia harus merasakan kekecewaan lagi untuk kedua kalinya yang jujur saja sulit untuk dilupakan.

Camelia lebih memilih untuk pergi tanpa menghiraukan keberadaan laki-laki itu di sini untuk apa, meskipun jiwa penasarannya meronta ingin tahu dan menanyakannya. Namun, baru saja kakinya akan bergerak, Mahesa sudah lebih dulu menahan lengannya agar tidak pergi.

"Mel, kamu berusaha menghindar dari aku?" tanya Mahesa yang sudah tahu dan yakin dengan sikap yang ditampilkan oleh Camelia karena rasa kecewa kepadanya dulu. Ia pun tidak bisa menyalahkannya, bahkan karena kejadian itu membuat Camelia harus mengganti nomor demi menghindar darinya.

Tanpa menoleh ke arah Mahesa, Camelia mengempaskan tangan laki-laki itu yang tidak terlalu kuat memegangi lengannya sehingga mudah untuk disingkirkan. Ia tidak ingin berhubungan dan mendengar apa pun lagi tentangnya. Namun, bukan Mahesa namanya jika menyerah begitu saja demi mendapatkan Camelia kembali. Bahkan ia menerima tawaran dari papanya untuk menjalin kerja sama dengan Kakek Rasya, karena ia tahu jika Camelia adalah cucu dari pemilik perusahaan besar ini, dan dengan cara inilah ia bisa bertemu dan menjalin hubungan lagi dengan mantan kekasihnya.

"Bukan urusan lo, gue mau menghindar kek atau nggak. Yang jelas setelah lo khianati dan mencampakkan gue dulu, gue udah membuang kenangan jauh-jauh hubungan kita dan nggak pernah berharap untuk bertemu lagi sama lo! Jadi nggak usah deketin gue lagi, Sa!" balas Camelia dengan tandas tanpa menatap Mahesa yang masih setia memandanginya dari samping.

Mahesa terhenyak selama beberapa saat atas sikap Camelia, bukan karena kalimat yang dilontarkannya itu melainkan ketidakinginan Camelia untuk saling tatap dengannya. Sebegitu bencikah Camelia kepadanya sampai tidak ingin menatap wajahnya.

"Apa pun yang pernah lo lakuin ke gue, bahkan dengan sikap sok baik dan perhatian yang selama ini lo berikan ke gue, itu semua nggak bisa membayar rasa sakit hati yang pernah gue rasakan karena lo, Sa!" sentak Camelia yang segera bergegas untuk pergi, lebih baik menghindar dari Mahesa dibanding harus berurusan lagi dengannya.

Namun, lagi dan lagi Mahesa tidak membiarkan Camelia pergi dengan begitu mudahnya, laki-laki itu masih berusaha menahan tubuh mantan kekasihnya, masih banyak hal yang ingin diungkapkan kepada Camelia agar perempuan itu mengerti dengan keadaannya dulu.

"Mel, aku bisa jelasin sedetail mungkin kenapa aku ninggalin kamu waktu itu, bukan karena keinginanku, tapi aku serba salah saat di posisi itu dulu, antara kamu dengan seseorang yang nggak mungkin aku tinggalin," cetus Mahesa yang mulai menjelaskan permasalahan yang terjadi. Wajar saja jika Camelia merasa kecewa dan benci kepadanya, namun tidak ada cara lain yang dapat dilakukan oleh Mahesa selain meninggalkan kekasihnya di saat ia masih sangat mencintainya.

Perempuan itu mencoba untuk menutup telinga karena tidak ingin mendengar segala alasan yang keluar dari mulut Mahesa yang membuat hatinya tambah sakit. Walaupun jiwa penasarannya tinggi dan ingin tahu dengan alasan Mahesa meninggalkannya dulu, padahal segala bentuk perhatiannya sudah membuatnya begitu nyaman. Namun, Camelia sadar jika hubungannya dengan laki-laki itu tidak akan bisa kembali seperti semula. Walaupun jiwanya meronta ingin meminta penjelasannya lagi, namun hatinya mengatakan tidak.

"Mel, aku masih cinta sama kamu, bahkan sampai sekarang aku nggak bisa ngelupain kamu gitu aja, Mel. Oh ya, apa kamu masih ingat dengan kejadian satu malam di antara kita waktu itu?"

Perempuan itu tergelak dengan pernyataan cinta dari Mahesa barusan, bahkan laki-laki itu harus mengingatkannya lagi mengenai kejadian yang sudah benar-benar dilupakannya. Ia takut jika sampai kakek Rasya tahu, apalagi Raven yang notabene akan menjadi calon suaminya tahu jika ia pernah tidur dengan Mahesa, pastinya Raven akan menolak menikahinya.

Wajah datar yang sejak tadi ditampilkan oleh Camelia dengan perlahan mulai memudar, perempuan itu lebih berani saling berhadapan dengan Mahesa sekarang.

"Please … lo nggak usah ingetin tentang malam itu, karena itu semua terjadi hanya sebuah ketidaksengajaan. Lagian kita nggak ngelakuin apa pun selain tidur bareng, toh baju yang gue pake pun masih utuh dan nggak ada yang terbuka sedikitpun!"

To be continued…