Chereads / terjebak di dunia dua warna / Chapter 2 - Terjerembab

Chapter 2 - Terjerembab

neicha berlari terus menerus,

pikiran nya tertuju ke danau tempat pertama neicha mencari ibu,

benar saja dia melihat punggung sang ayah menaiki perahu kecil,entah milik siapa?

ayah mendayung dengan cepat,padahal ayah tidak memiliki keahlian melajukan perahu,

neicha langsung berlari mengejar nya,

dia mencari perahu di dekat danau sambil terus memperhatikan gerak perahu dayung yang di naiki sang ayah,yang sudah mulai menjauh,

ya tuhaaann ayahhh....tungguuu!!!!

senekad itu kah !!! padahal ayah masih lemas dan butuh perawatan,

kenapa ayah hanya memikirkan ibu??

padahal kebiasan di pagi hari ayah mencariku bukan mencari ibu.

neicha melihat ada sampan perahu model tiongkok yang memiliki dasar yang sangat datar,dengan ukuran 3,5 meter, samping pedagang es kelapa,

dia pun berusaha melajukan nya walau sesekali mesin nya mati,

(banyangkan perahu di penziarahan panjalu)

punggung sang ayah sudah tidak terlihat lagi

neicha terus mencari pemberhentian perahu kecil itu.

terlihat perahu itu mengapung di pinggir danau dan terlihat ada perkampungan,

neicha pun berhenti dan berlari berharap ayah ada di sekitaran nya,

neicha masuk ke perkampungan itu,

dia terus memandang satu per satu rumah itu, dengan pandangan seksama,

ternyata bangunan nya hampir mirip semua,

mirip seperti castil mini berbaris rapih,

bangunan berjendela kuno dan pintunya menggunakan tutup semacam kawat kawat kecil,

sangat mirip dengan bangunan belanda,

tidak menggunakan cet berwarna, tidak ada yang menggunakan kenteng, semua di cor dan berbentuk segi empat,unik

ternyata di tempat terpencil ini ada keindahan yang neicha rasa hampir punah,

namun neicha tidak melihat satu pun penduduk yang berjalan,atau nongkrong di depan rumah nya,

kemana kah para penghuni nya??

TOK....

TOK....

TOK.....

TOK....

permisiii!!!

TOK

TOK

TOK....

apa ada orang di dalam??

neicha pun memberani kan diri dan terus mengetuk rumah-rumah itu,satu persatu namun .....

tidak ada satu pun jawaban atau sekedar membuka pintu,

padahal ini terhitung masih pagi,tapi sudah sesepi ini,apakah seluruh kampung memiliki kegiatan yang sama di siang hari,mungkin sedang ber dagang di sebrang danau,entahlah pikiran neicha teralihkan kembali pada tujuan nya yaitu mencari ayah.

selintas terlihat ada gerakan dari depan bagai kilat,

neicha tidak ingin kehilangan kesempatan nya untuk menemukan ayah nya,

siapa tahu itu ayah nya atau seorang penduduk yang sedang berlari,

neicha pun berlari menyusuri jalanan dan mengejar suara ketokan langkah kaki,

dan tak terasa neicha masuk ke dalam bibir hutan belantara,

pohon pohon beridiri kokoh di penuhi dengan aneka banyak jamur,langit tidak terlihat karena pohon nya begitu sangat rindang dan tinggi,

sesekali neicha tersandung akar yang berserakan di atas tanah,terjatuh ...dan bangun lagi,terjungkir dan bangkit lagi,

neicha memanggil kembali ayah nya dengan keras...

"aaaaaaayyyaah....

ayooo kita cari ibu sama samma....

ayaah di manaaa.....

ayaahhh jangan tinggalin neicha...

neicha terus memanggil ayah nya,

"ayaaahh..... pikirkan neicha tanpa ayah...

kalo ayah pergi juga neicha sama siapa??

neicha butuuh ayahh...

jerit nya sambil menyeka air mata nya ....

langkah nya mulai lunglai,namun dia terus saja berjalan

hinggaa Tiba tibaa!!!!!

"BRAAAAAAAAAKKKKKK!!!!!!!!

"Jeeeeeeb!!!!

neicha terjerembab ke dalam lubang yang gelap....

"baaaaaaaakkkk!!!!

kepala neicha terbentur dinding tanah yang keras di lobang percis sumur tua itu,

"Aaaaaaaauuuu...rintih nya kesakitan

aaaaayyyyaaaaaaaahhhhhh

ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...

neicha mengusap kepalanya

betapa terkejut nya dia melihat darah keluar dari kepalanya,

neicha menggosok gosok kepalanya dengan tanah,dia menguatkan diri,berusaha mencari cara untuk keluar dari lobang itu sambil mencari ide,dia pun duduk sejenak,

neicha mencoba berusaha meraih akar pohon yang menjuntai namun usahanya terus saja gagal,

udara berubah sangat dingin,neicha merasa darah nya beku, dia makin menggigil, penglihatan nya menjadi samar,

lobang besar itu makin gelap dia pun makin ketakutan, dia berushaa lebih keras terus menerus meraih akar,

sampai ahir nya....

perlahan neicha menarik ujung akar dan meraih akar yang sedikit menjuntai itu,

hampir saja sampai ....yaa hampiiiiiiirrrrrrrrrrrr sampai...

namun tiba tiba...

"SReeetttzzzz!!! akar tadi terputus begitu saja

neicha terjatuh kembali, dan neicha mencoba meraih kembali hingga membuat neicha kelelahan,tangis neicha pun pecahh,suara nya makin habis,neicha menangisi kejadian yang tidak di sangka terjadi bertubi tubi padanya,

derita yang membuat goresan luka yang tidak terbayangkan sebelum nya,kejadian yang terus menerus mengagetkannya,

semalaman dia menangis tersendu sendu

dia sudah tidak kuat lagi meneriakan suaranya,sudah sangat sakit, pita suara nya tidak mampu lagi mengeluarkan suara,dan raga nya tidak mampu lagi menarik kembali akar itu,karena tangan nya sudah teriris oleh lembaran akar,dan kepalanya mulai sangat pusing,

neicha pun merasa pasrah dan menunggu hari esok,berharap ada penduduk desa yang datang menyelamatkan nya,dia sudah tidak kuasa berdiri,

dalam keputus asan nya dia membayangkan limpahan kasih sayang ayah nya yang setiap pagi membangunkan nya,membuat kan nya sarapan,dan memanjakan nya,terbayang kekonyolan kekonyolan yang di lakukan neicha bersama ayah nya,gelak tawa dan kecupan mesra di setiap pagi nya,

terlihat bayangan indah kebersamaan neicha dengan ibu nya,perdebatan perdebatan kecil,hingga perselisihan dan kesalah fahaman yang sering terjadi dalam masalah waktu yang di minta neicha kepada ibu nya,di saat saat penting ibu neicha jarang hadir ke sekolah,sering membuat neicha kecewa,hingga tak jarang neicha memaki maki ibu nya,

namun saat itu neicha merindukan ibu dan ayah nya.....

"buuuuu di mana kamu...kembalilah ucapnya tanpa suara

bu....ayah sangat membutuh kan mu,

dia tidak bisa hidup tanpamu,dan aku tidak bisa hidup tanpa ayah,

kembali laah bu...

aku tidak akan menuntut apapun lagi padamu

cukup berada dalam pengawasaan ayah saja

cukup beri kabar aku dan ayah saja bu...

buu.... ayah terlalu mencintai mu

ucap neicha dalam kelelahan dan terlelap tidur dalam harapan,

air mata nya sudah mengering perut nya terus saja berbunyi mungkin karna kemarin dia tidak sempat sarapan dan tidak makan apapun,hingga bibir nya kering badan nya lemah,

samar samar neicha melihat bayangan hitam datang menghampirinya,

"apakah ini mimpi??

apakah ini nyata?? neicha tidak kuasa lagi untuk memastikan,namun ingatan nya masih berfungsi.

matanya masih baik baik saja

ternyata yang loncat ke dalam sumbur tanpa takut itu adalah seorang pria,

paras nya terlihat gagah dan tampan,namun matanya pucat,tangannya meraih tangan neicha dan menaikan nya ke punggung,

dingiiiinnnnnn....

"Haaahhhh aku masih bisa merasakan dingin

berarti ini bukan mimpi,ucapnya dalam hati.

pria itu dingin sekali,mungkin kah karena suhu di bibir hutan ini?

neicha hanya pasrah saja tak bergeming, dalam diam nya neicha tahu kalo pria itu berniat baik menolongnya,

pria itu seperti tupai dapat memanjat dengan lincah,padahal lobang itu besar dan daam,

prasangka baik neicha pun seketika berubah saat pria itu membawa neicha masuk ke dalam hutan,

"haaaah kenapa di bawa ke hutan lagi?? kenapa tidak di bawa ke luar hutan??? pria ini berniat baik atau sebaliknya?? apakah aku akan di perkosa??

apakah dia laki laki brengsek??

apakah dia pisikopat??apalah daya neicha tidak bisa melawan lagi

apakah derita yang di alami akan bertambah atau berkurang??

sungguh neicha ada di posisi di mana maju salah...

mundur pun salah....

dan ahirnyaaa pasrah....