Ratu memalingkan wajahnya. Tak tega di antara tangisnya yang menyayat. Jebres seolah tak punya hati menarik Josi bak karung beras. Josi pun tak berdaya untuk melakukan perlawanan. Dalam kondisi setengah sadar, Josi hanya berserah diri.
"Hentikan!" Suara Cipeng memberi perintah.
Ratu berpaling cepat menatap ketua penculik itu.
"Kenapa, Peng?" tanya Jebres sambil menyentak lepas kaki Josi.
"Bawa saja wanita itu. Lumayan nanti, jika dia sudah mulai pulih, bisa membantu membersihkan rumah. Atau jadi pengemis lagi, hasilnya setor ke kita. Cukup-cukup untuk membeli rokok!" Cipeng menyuarakan idenya. Seringai licik tersemat di bibirnya.
"Wah, cerdas Lo, Peng!"
Cipeng membusungkan dada jumawa.
"Dan lagi, jika nanti bos datang kemudian dia tidak melihat wanita ini, mau jawab apa kita? hilang di hutan? yang ada kita dianggap tidak becus menjalankan kerjaan ini."
