Chereads / Sehelai Mahkota Untuk Ratu / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

"Cukup? apa saja kerjamu sebagai seorang ibu? mendidik satu anak saja tidak becus!" bentak Aksara ke arah Nabila, istrinya.

"Apa saja yang kau lakukan di rumah? ha? kau sibuk dengan berondongmu. Sibuk menjajakan tubuhmu sampai-sampai Ratu rusak seperti sekarang? susah payah ku didik dia dengan keras agar menjadi orang tapi malah menjadi wanita penggoda! Sama murahannya denganmu!" Aksara kembali memaki Nabila.

Nabila bangun dari sofa dan menghampiri suaminya dengan langkah anggun. Menatap tajam ke arah Aksara.

"Terserah apa yang hendak kau katakan. Tapi jangan buat tontonan gratis di rumah ini," cetus Nabila dingin. Kemudian tanpa menoleh ke arah Ratu, Nabila berjalan melewatinya menaiki anak tangga.

"Ma?" panggil Ratu lirih. Sesaat, Nabila menghentikan langkahnya. Tapi kemudian kembali menaiki tangga tanpa merespon panggilan Ratu.

"Cih! Ibu dan anak sama saja! tidak bisa diandalkan!" umpat Aksara kemudian berjalan cepat meninggalkan Ratu dengan kemarahannya.

"Apa Papa sebagai seorang kepala keluarga sudah merasa melakukan tugas papa? Bahkan Ratu yakin, tugas sebagai seorang kepala keluarga pun Papa tidak tahu," gumam Ratu pelan.

Mata bulat Ratu nampak menyimpan luka. Luka karena perlakuan ayahnya. Luka karena abainya ibunya. Luka karena rasa kecewa yang begitu dalam. Ratu merasa sakit hati dengan kedua orangtuanya. Orangtua yang seharusnya menjadi rumah ternyaman bagi anaknya, tetapi justru menjadi neraka untuk Ratu.

Dua puluh tiga tahun yang lalu, Ratu terlahir dari pernikahan Aksara dan Nabila. Nabila merupakan seorang putri tunggal dari pasangan pengusaha kaya. Sementara, Aksara adalah seorang anak dari tukang kebun di rumah orangtua Nabila. Melihat ketekunan dan juga kecerdasan dari Aksara, orangtua Nabila pun membiayai Aksara untuk melanjutkan sekolah.

Hingga akhirnya Aksara lulus dan mengabdikan dirinya di perusahaan milik orangtua Nabila. Namun sifat serakahnya membuat Aksara tak cukup bersyukur. Aksara memainkan siasatnya agar Nabila menikah dengannya dan harta warisan jatuh ke tangannya. Bodohnya orangtua Nabila saat itu adalah mempercayakan perusahaan pada Aksara daripada Nabila.

Karena Nabila memang dari awal tidak begitu tertarik dengan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi itu. Nabila lebih memilih membuka usaha di bidang fashion hingga sampai saat ini, butik milik Nabila telah berdiri di beberapa kota. Kesuksesannya dalam usaha tidaklah dibarengi dengan kesuksesannya sebagai seorang istri dan ibu.

Rasa kecewa karena dijodohkan paksa oleh orangtuanya, dan juga perlakuan Aksara yang semena-mena membuat Nabila dingin hati. Bahkan terhadap Ratu, anak kandungnya. Karena setiap kali melihat Ratu, Nabila selalu teringat dengan kenangan buruknya akibat perbuatan Aksara. Aksara yang selalu memaksakan kehendaknya, bahkan tak segan membuat luka fisiknya.

Hingga di usia pernikahan mereka yang menginjak tahun ke dua puluh tiga, tak pernah ada kata harmonis di dalamnya. Hanya topeng belaka di depan umum bahwa rumah tangga mereka baik-baik saja. Suami istri yang sukses, serta anak yang cantik dengan segudang prestasi. Topeng yang sempurna.

Itu dulu, sampai setahun terakhir ini, Ratu berubah. Gadis cantik itu tak lagi menjadi anak yang baik dan membanggakan. Pemberontakan demi pemberontakan dilakukan oleh Ratu. Skandal demi skandal dia ciptakan untuk membuat murka sang ayah. Untuk menarik perhatian sang ibu yang selalu abai dan dingin terhadapnya. Ratu muak dengan semua itu.

Ayahnya memang perhatian, tapi hanya peduli dengan pencapaiannya. Ratu dituntut menjadi sempurna. Ratu dituntut untuk menjadi hebat dan membanggakan untuk Aksara. Tak peduli bagaimana lelahnya Ratu, Aksara selalu memaksanya untuk menjadi apa yang Aksara mau. Seorang penerus perusahaan yang hebat, pebisnis yang handal, wanita karir yang cerdas dan sempurna.

Itu keinginan Aksara. Baginya Ratu hanyalah sebuah pencapaian. Hanya sebuah jalan untuk meraih kesuksesan lebih. Dengan Ratu tumbuh hebat, tentu Aksara pun mendapatkan nama sebagai seorang ayah dari penerus bisnis keluarga Sanjaya. Aksara ingin diakui hebat dan menghapus masa lalunya yang hanyalah seorang anak tukang kebun.

Dan semakin lama Ratu semakin lelah menuruti kemauan ayahnya itu. Yang menjadikannya sebuah boneka saja. Ayahnya ingin sebuah kesuksesan dan nama yang semakin terkenal? Ratu kabulkan itu semua. Jika prestasinya selalu dirasa kurang dan kurang, maka Ratu akan mengubah pencapaian untuk ayahnya. Salah satunya dengan memuluskan kerjasama antar perusahaan. Tentu dengan cara yang Ratu mau.

Menggoda rekan bisnis ayahnya mungkin? ya, itu akan sangat membantu. Ratu tak peduli image baik yang sudah diraihnya. Bukankah yang terpenting untuk ayahnya adalah majunya perusahaan? Tak masalah dengan cara apa pun yang dilakukan untuk mendapatkannya.

Frans adalah salah satu rekan bisnis ayahnya yang Ratu goda. Sebelumnya, Ratu pun sudah bermain api. Dan berakhir sama, dilabrak oleh istri sah. Apa Ratu merasa gagal? tidak! justru Ratu merasa senang setiap skandalnya berakhir buruk dan mencoreng nama Aksara. Ratu puas, nama ayahnya semakin tenar, walaupun tenar karena skandal yang dia ciptakan.

Besok pagi, acara gosip pasti akan ramai membahas tentang kejadian malam ini. Dengan tajuk, Putri pengusaha besar lagi-lagi dilabrak istri sah. Entah bagaimana perasaan Ratu saat ini. Ada kepuasan dalam kesakitan yang dirasakannya. Puas melihat kemarahan ayahnya. Kecewa karena tak menemukan luka di tatapan ibunya. Apa iya Ratu sebegitu tak berharganya bagi Nabila?

Ratu menghempaskan badannya ke atas ranjang kamarnya. Dingin. Kamar luas dengan fasilitas lengkap dan berdinding putih bersih itu terasa dingin. Membuat Ratu merasa kesepian yang sangat. Membuat netra bulatnya mengalirkan air kesedihan. Hingga pecahlah pertahanan dirinya. Pura-pura tegar dan kuat amatlah menyiksanya. Namun dia harus melakukannya bukan?

Ya, Ratu harus kuat. Jika kebaikannya tak mendapatkan tempat di hati orangtuanya, maka Ratu harus mempersembahkan hitamnya. Jika semua yang hal yang dilakukannya selama dua puluh tiga tahun ini tak jua membuat orangtuanya menyayanginya, maka Ratu akan mempersembahkan kekecewaan. Agar mereka sama-sama kecewa.

"Aaaarrrrrgggghhhhh!!!...."

Ratu menjerit dengan bantal menutupi wajahnya. Meredam tangisnya yang kian menyesakkan dada. Kenapa? kenapa dia harus lahir dalam keluarga yang penuh sandiwara? Kenapa dia harus lahir jika tak ada kasih sayang dari orangtuanya? Apa dia tak cukup berharga untuk disayang? Apa begitu buruknya dirinya hingga orangtuanya tak mempedulikannya selayaknya orangtua pada buah hatinya?

Rumah besar dengan fasilitas lengkap nan mewah ini tak ubahnya neraka untuk Ratu. Hanya dingin dan kesepian yang dia dapatkan di rumah. Lalu kemana dia harus menumpahkan semua lara hatinya? Tak ada keluarga lain yang dia punya. Teman-temannya pun hanya baik di muka karena dia anak orang kaya. Ratu muak dengan hidupnya! Ratu muak dengan image sempurna yang selama ini melekat dalam dirinya. Ratu muak dengan semua yang dia punya.

"Aaarrrggghhhh!!!...." Sekali lagi Ratu berteriak melepaskan rasa sakit hatinya. Menangis pilu tanpa ada pelukan yang menguatkannya.

Namun, tanpa Ratu tau, di depan pintu kamarnya, sesosok tubuh luruh seolah merasakan sakit yang sama mendengar teriakan Ratu. Menekan dadanya kuat karena teriakan pilu Ratu yang seolah melubangi jantung hatinya.