"Ayo kita pulang," ajak Daniel seraya menarik tangan Alexa.
Namun Alexa terlihat enggan untuk pulang kembali. "Alexa mau tinggal di sini!"
"Lex, kamu sudah tahu 'kan watak papa kamu?! Beliau tidak akan mengizinkanmu untuk tinggal sendirian di Bandung. Kak Daniel juga tidak mau meninggalkanmu sendirian."
"Kalau kak Daniel mau pulang, pulang saja sendiri! Gak usah pakai maksa-maksa Alexa! Alexa bukan anak kecil lagi yang harus selalu mengikuti perintah Papa dan juga kak Daniel, 'kan."
"Kak Daniel dan Papa kamu sangat mengkhawatirkan keselamatanmu! Kami hanya tidak ingin terjadi sesuatu kepada–"
"Stop it!!" Alexa dengan cepat memotong kata-kata Daniel. Gadis mendengkus kesal, ekspresi wajahnya terlihat sangat kesal. "Percuma ngomong sama kak Daniel! Papa sama kak Daniel itu sama-sama egois! Kalian tidak pernah memikirkan perasaan Alexa," sentak Alexa seraya berlinang air mata.
Daniel berjalan mendekati Alexa, namun gadis itu malah menjauh. Daniel dengan cepat menangkap pergelangan tangan Alexa untuk menahan gadis itu supaya tidak pergi, tapi Alexa berusaha memberontak dengan memukul tangan Daniel agar mau melepaskan tangannya.
Hendra dan yang lain, seketika mendekat ke arah Alexa dan Daniel yang sedang berdebat. Alexa masih bersikukuh dengan keputusannya untuk tinggal, sebenarnya Daniel juga tidak tega menolak keinginan Alexa.
Daniel hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa Alexa, Karena Daniel tahu. Orang suruhan pamannya sedang mengawasinya dan juga Alexa dari kejauhan.
Kalau hanya sekedar menangani beberapa anak buah pamannya, Daniel bisa melakukannya sendirian. Tapi Kalau sudah menyangkut keselamatan Alexa, pria itu sungguh tidak ingin mengambil resiko.
"Alexa! Lebih baik kamu pulang saja ke Jakarta bersama Daniel, pasti papa kamu sedang mengkhawatirkan keadaanmu sekarang. Kamu pulang saja, biar anak buah om yang akan mengurus motormu."
Alexa tidak melawan lagi, gadis itu selalu menuruti perkataan Hendra.
Hendra mendekat ke arah Alexa, lelaki itu mengelus puncak kepala Alexa dengan sayang. "Jangan kabur lagi, Lex. Kamu tidak mau 'kan membuat om Hendra sakit karena terus mengkhawatirkanmu?"
Alexa menggeleng ...
"Pulanglah," pinta Hendra seraya tersenyum kepada Alexa.
Alexa memalingkan wajahnya dan tidak mau menatap wajah Hendra, gadis itu kemudian menghentakkan kakinya ke tanah sebagai wujud kekesalannya.
"Nak Daniel, cepat bawa Alexa pulang. Hari sudah semakin malam, tidak baik kalau anak gadis seperti Alexa masih berada di jalanan malam-malam," nasihat Hendra.
Daniel mengangguk pelan. "Baik ... terima kasih banyak, Om Hendra. Kami pamit pulang dulu," ucap Daniel lalu menggenggam tangan Alexa dan membawanya ke mobil.
Di sepanjang perjalanan, Daniel berkali-kali menoleh ke arah Alexa. Namun, gadis itu lebih memilih untuk menatap kosong ke arah jendela. Gadis itu masih merasa sangat jengkel kepada Daniel, makanya Alexa mengacuhkan Daniel.
Pukul 22.55 ....
Alexa dan Daniel sudah sampai di rumah, Alexa dengan cepat membuka sabuk pengamannya lalu berlari memasuki rumah dan diikuti Daniel dari arah belakang.
"Alexa!!
Alexa menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah papanya yang sedang menunggunya dengan duduk di atas sofa di ruang tamu.
Alexa mendengus. "Papa kalau mau memarahi dan menampar Alexa, sebaiknya besok saja! Alexa capek, biarkan Alexa istirahat dulu," ucapnya lalu berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya.
Gadis itu mengunci pintu kamarnya dan melempar tubuhnya di atas ranjang sembari menatap langit-langit kamarnya.
"Untung saja, aku sudah mengambil pasport dan dokumen penting lainnya. Jadi, aku bisa dengan mudah mengurus beasiswa. Yang harus aku lakukan adalah mengumpulkan uang untuk biaya hidup."
"Tapi ... lalu bagaimana dengan cintaku? Apa aku bisa hidup tanpa kak Daniel? Aku baru saja menemukan cintaku, dan aku tidak bisa mengabaikan perasaan kak Daniel begitu saja."
"Oma ... Alexa harus bagaimana?"
Alexa menghela napas panjang lalu ia menarik selimut dan mengubur tubuhnya yang hanya menyisakan wajahnya saja untuk memudahkannya bernapas. Gadis itu kemudian tertidur lelap.
***
Keesokan paginya ...
Alexa sengaja bangun siang, karena ia sedang malas untuk mendengarkan omelan papanya. Gadis itu pun keluar dari kamarnya saat ia pikir keadaan sudah benar-benar aman.
Pintu kamar Alexa terbuka, kepala gadis itu menyembul dari pintu untuk memastikan keadaan sekitar. Saat ia keluar dari kamar, tiba-tiba saja pintu kamar Daniel terbuka.
"Selamat pagi," sapa Daniel.
Alexa terlihat sangat terkejut dan matanya membulat saat melihat wajah tampan Daniel sudah berdiri di belakangnya. Alexa hanya terdiam dan tidak membalas sapaan dari pria bertubuh tinggi tersebut.
"Apa kamu masih marah sama kak Daniel? Kak Daniel benar-benar minta maaf," ujar Daniel.
Alexa langsung berbalik membelakangi Daniel lalu pergi menuruni tangga dan menuju ke meja makan untuk sarapan yang ternyata papanya juga sedang berada di meja makan.
"Alexa!! Duduklah," perintah Indra cepat, saat menyadari Alexa hendak pergi ke dalam kamarnya lagi.
Dengan terpaksa, Alexa menuruti perintah dari papanya dan segera duduk di kursi yang biasa ia duduki, lalu Daniel pun juga Datang dan mereka makan bersama-sama.
"Daniel."
"Iya, Om"
" Hari ini, tuan Harri sedang mengadakan pesta peresmian pembukaan kantor cabangnya yang baru ia dirikan di Jakarta. Karena Om hari ini juga harus terbang ke Bali untuk mengawasi pembangunan hotel, jadi kamu dan Alexa yang akan pergi mewakili Om."
Alexa tersedak, sampai terbatuk-batuk ...
Daniel seketika berdiri dari tempatnya duduk lalu berjalan menghampiri Alexa seraya menepuk pelan punggung Alexa. Mata Indra terus bergerak mengawasi Daniel yang sedang menolong Alexa.
"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Daniel dengan ekspresi wajah khawatir.
"Alexa tidak apa-apa, kok. Kak Daniel kembali saja ke tempat duduk kakak." Alexa kemudian menepis tangan Daniel lalu mendorongnya pergi karena ia tidak enak dengan papanya yang terus saja mengawasinya.
Indra hanya mengangguk perlahan. Rupanya ia sudah tahu tentang hubungan Alexa dan juga Daniel yang sudah sangat dekat.
*Flash Back On *
"Apa kamu sudah mendapatkan kabar tentang keberadaan Alexa?" tanya Indra kepada Leon
Leon hanya mengangguk pelan, lalu ia memberikan beberapa foto saat Alexa dan Daniel sedang berciuman di Bukit Bintang.
"Sepertinya nona Alexa dan tuan Daniel saling jatuh cinta, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk tuan Indra mulai menjalankan rencana lama tuan," ucap Leon, mengingatkan.
"Baiklah, saya menuruti semua saran darimu."
Karena itulah, saat Alexa pulang ke rumah, Indra tidak memarahi putrinya. Dan Indra malah terlihat lega karena Daniel bisa mengendalikan putrinya yang sangat susah diatur itu.
Tapi? Rencana apa yang akan Indra jalankan sebenarnya?
*Flash back off*
***
Sore hari, Daniel dan Alexa pergi ke sebuah butik yang terkenal dan mewah, pria itu ingin memilihkan sebuah gaun untuk Alexa pakai di pesta nantinya.
Begitu sampai di depan butik, Alexa dan Daniel langsung mendapat sambutan ramah dari sang pemilik butik yang juga sekaligus teman akrab Daniel saat kuliah di luar negri.
Alexa mencoba satu per satu baju yang ada di butik itu, sedangkan Daniel hanya duduk di sofa dan memberikan pendapat cocok tidaknya gaun yang dipakai Alexa.
Dan pilihan Daniel jatuh pada gaun terusan berwarna putih polos. Kemudian teman Daniel juga menawarkan diri untuk sekalian merias Alexa agar terlihat semakin cantik.
1 jam kemudian ...
Daniel terus saja melirik jam tangannya, Ia sudah terlihat sangat rapi dengan setelan Tuxedo berwarna hitam yang membuatnya semakin terlihat tampan dan berkharisma.
"Daniel, coba kamu lihat hasil karya aku ... tadaa."
Daniel langsung menoleh ke arah temannya yang sedang menggandeng Alexa.
Mata Daniel membulat sempurna saat melihat Alexa, gadis itu terlihat sangat cantik dengan mengenakan gaun pesta yang memperlihatkan bahu Alexa. Rambut hitam panjang Alexa yang tergerai indah semakin menambah aura kecantikan gadis itu.
"Bagaimana? Cantik sekali bukan? Siapa dulu yang merias, Mona," ucap teman Daniel menyombongkan diri.
Daniel terlihat salah tingkah, pria itu berdeham lalu mengangguk perlahan. Namun matanya tidak pernah bisa lepas menatap wajah ayu Alexa.
"Ki–kita pergi sekarang?" tanya Daniel gugup.
Alexa hanya mengangguk.
"Terima kasih ya, Mon. Aku pergi dulu," pamit Daniel kepada temannya.
"Pacarmu cantik sekali, semoga langgeng sampai pelaminan," ucap Mona seraya mengacungkan jempolnya dan Daniel langsung mengamini doa temannya tersebut lalu pergi.
2 jam kemudian, di pesta tuan Harri ..
Daniel terus saja menempel pada Alexa dan tidak mau jauh-jauh dari jauh gadis itu, namun Alexa malah terlihat sangat bosan. Ia sama sekali tidak menyukai suasana pesta yang sangat berisik.
"Kamu kenapa, Alexa? Kamu sakit?" tanya Daniel khawatir saat melihat Alexa sedang menggigil.
Daniel dengan cepat melepas jasnya lalu memakaikannya di tubuh Alexa supaya gadis itu merasa hangat. Pria itu lalu merangkul tubuh Alexa dan mencarikan tempat duduk untuk gadis itu.
Daniel berjongkok di hadapan Alexa. "Ayo kita pulang," ajak Daniel sembari menggenggam kedua tangan Alexa dan mencoba untuk menghangatkannya.
"Tunggu sebentar lagi, kalau kita pulang sekarang, si Bos mafia tua itu pasti akan mengomeliku selama 7 hari 7 malam," ucap Alexa sedikit melebih-lebihkan dan membuat Daniel tergelak.
Tanpa Alexa dan Daniel sadari, ada 2orang gadis muda seumuran Alexa yang sedang memperhatikan mereka sejak tadi.
"Eh, Shell. Shella, coba lihat deh cowok itu!"
"Cowok yang mana?" tanya Shella.
"Itu, yang sedang berjongkok di depan cewek itu," ucap gadis satunya seraya menunjuk ke arah Daniel.
"Aduuh, so sweet banget! Wajahnya juga ganteng banget! Apalagi badannya juga bagus banget, aku iri sama ceweknya, tapi ceweknya juga cantik banget. Coba lihat, deh," imbuh gadis itu lagi, heboh.
Shella menatap Daniel tanpa berkedip, gadis itu terpesona akan ketampanan wajah Daniel. Dan Shella ingin sekali memiliki Daniel untuk dia jadikan sebagai pacarnya.
"Aku pasti bisa merebut cowok itu dan menjadikannya pacarku," ucap Shella dengan penuh percaya diri seraya menatap wajah Daniel.
"Sudahlah, Shell. Lupain aja! Dia udah punya pasangan," ucap temannya.
"Bagaimana kalau kita taruhan? Aku pasti bisa membuat cowok itu jatuh kepelukanku!" Shella semakin tertantang.
Dahi temannya mengernyit. " Hah? Bagaimana caranya, Shell?"
"Kamu lihat dan tunggu di sini, akan aku buktikan kalau tidak ada satu orang pria pun yang bisa menolak kecantikanku," ujar Shella menyombongkan diri.
Shella pun bergegas berjalan menghampiri Daniel.
"Aku ambilkan air hangat dulu untukmu," ucap Daniel lalu berdiri dan ketika ia berbalik.
Shella langsung mencium pipi Daniel. "Hai sayang," ucap Shella sok romantis dan sok kenal untuk menarik perhatian Daniel.
Alexa terlihat sangat terkejut dan langsung berdiri dari tempatnya duduk.
To be continued.