Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 40 - Bab 40. Hadirnya Shella dalam hubungan Alexa dan Daniel.

Chapter 40 - Bab 40. Hadirnya Shella dalam hubungan Alexa dan Daniel.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Harri dan Indra bersamaan.

Shella mengangguk cepat. "Sudah, baru kemarin kita bertemu di pesta. Ya, 'kan?" Shella menatap ke arah Daniel dan Alexa bergantian.

Tangan Alexa mengepal erat, wajahnya merah padam. Alexa menatap tajam ke arah Shella, tatapan penuh kebencian dan penuh kemarahan. Ingin rasanya Alexa mencakar-cakar wajah gadis itu karena ia telah berani mencium pipi Daniel.

Alexa mendengus kesal, ia mencoba sebisa mungkin menahan amarahnya agar tidak meledak. "Kalau begitu Alexa pamit dulu, karena Alexa masih ada sedikit urusan. Permisi," pamitnya lalu pergi keluar.

"Alex–"

Daniel tidak melanjutkan kata-katanya karena semua orang sedang memandang ke arahnya, Daniel merasa tidak enak dengan Harri dan juga Indra.

"Saya izin pamit juga, karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan, permisi." Daniel serba salah, ia lalu memutuskan untuk segera pergi dari ruangan meeting karena tidak ingin membuat Alexa semakin marah karena terbakar cemburu.

"Kenapa kamu tidak bilang sama papa kalau kamu mengenal mereka?" tanya Harri kepada Shella.

"Shella juga baru tahu, kalau mereka ternyata bekerja di perusahaan ini. Oh iya, siapa tadi nama pegawai pria itu? Kemarin Shella belum sempat menanyakan namanya karena mereka berdua keburu berantem duluan." Shella semakin penasaran dan tertantang untuk mendekati Daniel.

"Dia adalah Daniel Roberts, General Manager di perusahaan ini. Dan gadis yang kemarin datang ke pesta, namanya Alexa Prayoga. Dia adalah putri tunggal sekaligus pewaris tunggal tuan Indra Prayoga," jelas Harri.

Kini Indra bisa memahami, penyebab Alexa dan Daniel tidak pulang bersama-sama setelah menghadiri pesta Harri. Rupanya Alexa cemburu karena kehadiran Shella, Indra hanya tersenyum simpul dan merasa sangat yakin 100% kalau Alexa dan Daniel memang sedang menjalin hubungan khusus.

Di sisi lain ...

Alexa sedang berdiskusi dengan tim desain saat Daniel tiba-tiba mendatanginya,

"Alexa! Bisa ke ruangan Ka–" Daniel tidak melanjutkan kata-katanya karena semua karyawannya sedang menatap ke arahnya.. "Maksud saya, bisakah kamu ke ruangan saya sebentar? Saya ingin membahas tentang proyek baru kita." Daniel mengoreksi kata-katanya agar tidak menimbulkan sebuah spekulasi dari para bawahannya.

Alexa mengangguk pelan. " Baik, Pak Daniel," jawabnya malas.

Alexa terpaksa mematuhi perintah Daniel meskipun ia merasa enggan melakukannya, tapi bagaimanapun juga ia harus bisa bersikap professional kalau sedang berada di kantor. Posisi mereka kini adalah sebagai atasan dan bawahan, sebenarnya Indra telah memberikan opsi kepada Alexa untuk menjadi seorang Manager.

Tapi Alexa dengan tegas menolaknya karena ia ingin memulai segalanya dari nol meskipun ia adalah putri dari pemilik perusahaan.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Pak Daniel Roberts?" tanya Alexa sopan.

Daniel terdiam sejenak seraya memandang Alexa.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Alexa lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Daniel. "Kalau tidak ada yang mau dibicarakan, saya akan kembali bekerja. Permisi," pamit Alexa seraya membalikkan badan dengan cepat.

Tapi di saat Alexa benar-benar pergi, Daniel segera merangkul tubuh Alexa dari belakang dan membuat gadis itu langsung memberontak. Tapi, semakin ia memberontak, Daniel semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa yang Pak Daniel lakukan? Kita sedang berada di kantor sekarang ini!"

"5 menit! Biarkan kak Daniel memelukmu sebentar saja! Jangan siksa kak Daniel lagi dengan semua amarahmu," pinta Danie.

Saat Alexa hendak menjauhkan tangan Daniel dari tubuhnya, Alexa menyentuh tangan Daniel dan merasakan suhu tubuh Daniel yang terasa panas.

"Apa kak Daniel sakit? Kenapa tangan Kak Daniel panas?" tanya Alexa khawatir.

Alexa dengan cepat melepaskan tangan Daniel dari tubuhnya lalu berbalik menghadap Daniel. Ia menempelkan telapak tangannya ke dahi Daniel dan mata Alexa melebar.

"Badan kak Daniel panas sekali! Kak Daniel sedang sakit?" tanya Alexa memastikan.

Daniel menggeleng cepat. "Ini semua karena kamu! Karena kamu tidak mau mendengarkan penjelasan dari kak Daniel dan tidak mau mempercayai semua perkataan kakak," ujarnya menyalahkan Alexa.

Alexa menundukkan kepalanya dan merasa sangat bersalah. "Maaf," ucapnya singkat.

Daniel tersenyum lalu menyentuh kepala Alexa dan mengelusnya. "Dasar bodoh! Sebenarnya kak Daniel merasa sangat senang, karena dengan kemarahanmu ini kak Daniel bisa tahu perasaanmu yang sebenarnya."

Alexa memutar bola matanya kesal.

"Kalau kak Daniel berani dekat-dekat dengan cewek gila itu lagi atau kalian berani macam-macam di belakangku, kalian berdua pasti mati," ancam Alexa sadis.

"Baiklah! Maafkan kak Daniel, kak Daniel janji tidak akan pernah mau dekat-dekat dengannya."

"Awas saja kalau kak Daniel dicium lagi! Alexa akan mencium Raka di depan kak Daniel," ancam Alexa lagi kali ini lebih sadis dari ancaman yang pertama.

"Apa?" sekarang gantian Daniel yang kesal. "Coba saja kalau berani!" Daniel mencubit kedua pipi Alexa bersamaan.

"AAKKH! Sakiiit!" Alexa memekik seraya memukuli tangan Daniel agar mau melepaskan cubitannya.

Daniel tergelak karena melihat wajah Alexa yang terlihat sangat menggemaskan, Daniel pun langsung mencium pipi Alexa.

Namun, di saat yang bersamaan Rian tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Daniel. Pria itu terlihat mematung di tempatnya saat melihat Daniel mencium pipi Alexa, begitu pula dengan Alexa dan Daniel yang seketika terdiam dan menjadi salah tingkah.

Suasana di ruangan Daniel sangat canggung saat ini, pipi Alexa dan Daniel bersemu merah.

"Ri–Rian." Daniel tergagap.

Rian salah tingkah. "Ooh!! Ma–maaf saya sepertinya datang disaat yang tidak tepat," ucapnya seraya menggaruk tengkuknya. "Kalau begitu saya pamit dulu," pamitnya.

"Tu–tunggu dulu! Biar saya yang keluar," ucap Alexa lalu berlari keluar dari ruangan Daniel.

"Ada apa kamu datang ke kantorku?" tanya Daniel mencoba bersikap tenang walaupun ia sendiri tidak bisa menutupi kegembiraan di di dalam hatinya.

Rupanya Alexa berlari menuju ke toilet wanita, ia segera masuk ke dalam bilik toilet dan mengipas-ngipas wajahnya yang terasa panas dengan tangannya. Alexa sungguh merasa sangat malu saat ini, tapi ia juga merasa senang karena bisa kembali baikan dengan Daniel.

***

Sore harinya, di kantor Indra ....

"Apa!!! Apa Alexa tidak salah dengar? Shella akan bekerja di sini sampai proyek pembangunan hotel di Bali selesai?" tanya Alexa.

Indra mengangguk pelan. "Mulai besok pagi, Shella akan bekerja di sini sebagai perwakilan dari perusahaan Harri," jawab Indra.

"Apa mereka tidak punya pegawai yang lain sebagai perwakilan?! Kenapa mereka harus mengirimkan si cewek gila itu, sih?" emosi Alexa kembali tersulut setiap mendengar nama Shella disebut.

"Alexa! Itu adalah hak dari tuan Harri, dia yang berhak memutuskan. Dan kita harus menghormati keputusannya," ucap Indra.

"Tapi ... bukankah masalah ini sudah pernah dibahas dalam meeting? Seharusnya tuan Harri mengirimkan manager operasionalnya, bukan Shella! Dan kenapa tuan Harri tiba-tiba mengubah keputusannya? tanya Daniel merasa sangat bingung.

Alexa mendengkus kesal. "Tidak! Alexa tidak sudih kalau harus bekerja sama dengan si cewek gila itu! Ini sungguh tidak masuk akal, Alexa tidak mau! Mulai sekarang juga, Alexa keluar dari proyek sialan ini," sahut Alexa cepat.

Alexa seketika berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu.

"Ini semua karena Daniel! Shella sangat menyukai Daniel dan ia juga lah yang memaksa papanya agar mau mengirimkannya sebagai perwakilan dari perusahaan untuk mengawasi proyek pembangunan hotel, karena Shella ingin selalu dekat dengan Daniel," ucap Indra.

Alexa terdiam di depan pintu, ia meremas gagang pintu kuat-kuat setelah mendengar perkataan dari Indra. Api cemburunya seketika berkobar, tentu saja ia tidak akan pernah rela dan tidak akan pernah membiarkan gadis centil itu bebas mendekati Daniel.

"Apa kamu mau menyerah sekarang? Apa kamu akan membiarkan Shella mendekati Daniel?" tanya Indra.

Indra memprovokasi Alexa dengan memanfaatkan rasa cemburu gadis itu sebagai alat untuk melancarkan ambisinya

Daniel memandang Alexa yang masih berdiri terpaku di depan pintu. "Om Indra, Alexa tidak akan keluar dari proyek ini! Daniel dan Alexa lah yang akan menyelesaikan proyek ini sampai akhir," ucap Daniel tegas tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Alexa.

Alexa menghentakkan kaki kanannya. "Menjengkelkan sekali! Alexa sudah benar-benar muak dengan semua ini," geram Alexa lalu keluar dari kantor papanya.

Di sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Alexa hanya terdiam. Pikiran gadis itu melayang jauh, Ia membayangkan bagaimana centilnya Shella saat mendekati Daniel.

Apakah Alexa akan membiarkan Shella merebut Daniel dari sisinya?

Tidak!! Alexa tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Alexa akan berjuang untuk mempertahankan Daniel.

"Shella Harri ... kamu jangan pernah bermimpi untuk merebut kak Daniel dari sisiku! Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi!"

To be continued.