Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 42 - Bab 42. Cincin dan lamaran Daniel.

Chapter 42 - Bab 42. Cincin dan lamaran Daniel.

"A–Apa ini, Kak?" tanya Alexa bingung, matanya bergantian menatap wajah Daniel dan cincin yang kini tepat berada di hadapannya.

"Cincin untukmu," jawab Daniel.

"Ma–maksud Alexa–"

Daniel tiba-tiba memotong perkataan Alexa.

"Alexa, mungkin ini terlalu cepat bagimu dan kamu pasti belum siap kalau kak Daniel menginginkan satu komitmen yang lebih serius. Kakak janji tidak akan pernah memaksamu untuk menerima lamaran kakak, yang terpenting sekarang. Kamu sudah tahu perasaan kak Daniel dan juga keseriusan kak Daniel untuk meminangmu," jelaa Daniel seraya mengelus pipi Alexa.

Alexa menghela napas, tangannya menggenggam erat tangan Daniel yang sedang menempel di pipinya. "Maaf, Kak. Alexa belum bisa memberi jawaban," ucap Alexa sedih.

"Alasannya apa? Apa kamu tidak mencintai kak Daniel?"

Alexa meneteskan air mata. "9 tahun!! Apa kak Daniel bisa menunggu Alexa selama 9 tahun? Atau, mungkin saja lebih dari 10 tahun, sampai Alexa bisa menjadi seorang Dokter?!"

Daniel melepaskan tangannya dari pipi Alexa, ia dilema.

"Alexa sayang kak Daniel, tapi Alexa juga mempunyai impian yang ingin Alexa kejar, Kak. Jadi, Alexa harap kak Daniel mengerti keadaan Alexa," ucap Alexa.

Daniel terdiam sejenak. "Baiklah! Kalau itu yang kamu inginkan, kak Daniel akan menunggumu! 10 tahun, 20 atau 50 tahun. Kak Daniel akan menunggumu. Karena kak Daniel tidak sanggup untuk melepaskanmu, kak Daniel tidak mau kehilanganmu."

Daniel bersungguh-sungguh dengan ucapannya, hanya Alexa satu-satunya perempuan yang bisa meluluhkan hati Daniel. Hanya Alexa seorang yang bertahta di hati Daniel.

"Jadi tolong! Terimalah cincin dari kakak," pinta Daniel dengan sungguh-sungguh.

Alexa menatap mata Daniel, sinar mata pria itu terpancar kelembutan, kesungguhan, serta ketulusan hingga Alexa benar-benar tak kuasa untuk menolaknya.

Daniel kemudian mengambil cincin dari kotak beludru berwarna merah, Ia memasangkan cincin itu ke jari manis Alexa lalu memeluk erat tubuh gadis itu.

"Mulai sekarang, kamu adalah milikku. Jadi, jangan pernah berpikir untuk pergi dari menjauh dari kakak. Kak Daniel janji akan membantumu mengejar semua impianmu, jadi ... kak Daniel mohon agar kamu aedikit bersabar," ujar Daniel seraya mengeratkan pelukannya.

"Mmm." Alexa mengangguk cepat seraya menyeka hidungnya yang basah.

Daniel melepaskan pelukannya.

"Oh, iya. Bagaimana kalau papa tahu tentang hubungan kita? Apa papa akan marah?" tanya Alexa.

"Entahlah, kak Daniel juga tidak tahu. Tapi, cepat atau lambat papamu pasti akan tahu. Tapi jangan khawatir, kak Daniel yang akan bertanggung jawab sepenuhnya kalau papamu marah atau menentang hubungan kita," ucap Daniel seraya mengelus rambut Alexa lembut. "Kita pulang sekarang, kamu pasti lelah, 'kan? Besok pagi kita masih harus bekerja," imbuh Daniel seraya menjalankan mobilnya.

Malam ini hati Daniel dan Alexa sedang berbunga-bunga, sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta itu bisa tidur nyenyak malam ini, yang tanpa mereka sadari akan ada satu masalah besar yang sedang mengintai Alexa dan juga Daniel.

***

Keesokan paginya ...

"Oh iya, Lex. Jangan lupa besok adalah hari pengumuman kelulusan! Oh, iya. Ibu Hana bilang kalau kamu yang akan memberi sambutan mewakili semua siswa-siswi terus kelas kita juga akan mengadakan pesta perpisahan."

Terdengar suara Melly–teman Alexa yang sedang berbicara di telepon.

"Apa? Sambutan? Pesta?"

"Yap! Jadi jangan sampai lupa, loh."

"Iya bawel. Aku tutup dulu teleponnya, aku sekarang harus kerja rodi dulu. Daah!"

Alexa menutup sambungan teleponnya, lalu memasukkan handphone-nya ke dalam saku

"Jadi, besok adalah hari kelulusanmu Lex?" tanya Daniel memastikan.

Alexa mengangguk cepat. "Iya, jadi besok dan lusa Alexa tidak bisa pergi ke kantor," jawab Alexa. "Jadi, selama 2 hari. Kak Daniel dan Shella hanya bekerja berdua saja," ucapnya dengan nada ekspresi wajah tidak senang.

"Kamu masih cemburu, Lex?" tanya Daniel.

"Enggak! Siapa yang bilang?' jawab Alexa ketus.

"Dari nada suara dan ekspresi wajahmu yang mengatakannya," jawab Daniel seraya tersenyum simpul.

Alexa memutar bola matanya kesal. "Awas aja kalau nanti kak Daniel ketahuan macem-macem," ancamnya galak.

Mobil Daniel sampai di depan kantor, keduanya pun segera turun dari mobil dan Daniel menyerahkan kunci mobilnya kepada seorang pegawai untuk memarkirkan mobil.

Berhubung pagi ini mereka ada meeting dadakan, jadi keduanya langsung menuju ke ruang meeting dimana semua orang sudah berkumpul termasuk Shella.

Seperti biasa, Daniel mengambil tempat duduk tepat di samping Alexa dan terus menempel pada gadis itu. Dan dari seberang meja, Shella terus saja memandang dengan tatapan yang tajam ke arah Alexa dan Daniel yang sesekali terlihat sedang berdiskusi,

Wajah Shella terlihat sangat tidak senang melihat kedekatan Daniel dan Alexa. Gadis itu menyeringai, sepertinya ia sedang merencanakan sesuatu yang jahat.

Beberapa saat kemudian setelah meeting berakhir.

"Kak Daniel! Tunggu!!" Shella berlari di lorong kantor, gadis itu sedang mengejar Daniel yang baru saja keluar dari toilet pria.

"Ada apa?" tanya Daniel dingin.

Napas Shella ngos-ngosan. "Ada yang harus kita diskusikan tentang anggaran proyek yang membengkak," jawan Shella kini napasnya sudah mulai teratur.

"Bukankah tadi sudah dibahas dalam meeting?! Kalau ada yang tidak kamu mengerti, tanyakan saja kepada Manajer operasionalmu," ujar Daniel seraya berbalik badan dan bersiap berbalik namun dengan cepat dihentikan oleh Shella.

Shella menarik tangan Daniel. "Tunggu! Kenapa buru-buru, sih?"

"Ada apa lagi!" Daniel terlihat gelisah dan tidak tenang, pria itu merasa gelisah sambil sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri.

Daniel tidak mau Alexa melihatnya sedang berduaan dengan Shella, ia tidak ingin membuat Alexa salah paham dan tidak ingin dirinya bertengkar lagi dengan Alexa.

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Aku yang akan traktir, bagaimana? Kak Daniel tolong mau, ya? Please," Shella memohon seraya menempelkan kedua tangannya dan dengan ekspresi wajah yang sok imut.

"Tidak bisa!! Kak Daniel sudah ada janji untuk makan siang bersamaku," sahut Alexa dari kejauhan, gadis itu sedang berjalan menghampiri Daniel, lalu ia menggenggam tangan Daniel dan langsung disambut oleh pria itu.

"Heh, parasit!! Kenapa sih kamu selalu menempel terus sama kak Daniel," hardik Shella dengan nada suara tinggi.

Alexa tersenyum lebar dan kali ini ia tidak terpancing emosi karena perkataan Shella. "Kenapa memangnya? Nggak boleh? Orang kak Daniel juga senang kalau aku tempeli terus. Benar, 'kan?"

Daniel tersenyum sambil mengangguk.

"Dan untuk siang ini, besok siang, dan siang-siang seterusnya. Kak Daniel hanya akan makan denganku saja, Jadi saya mohon banget! Berhentilah mengejar-ngejar kak Daniel," ucap Alexa dengan sedikit penekanan.

"Kalau ada yang ingin ditanyakan, sebaiknya langsung saja saat jam kerja," ucap Daniel. "Baiklah kalau begitu, kita pamit dulu," pamit Daniel lalu menarik tangan Alexa menjauh dari Shella.

Shella terlihat sangat emosi, ia merasa tidak terima dengan perlakuan Daniel dan Alexa. Terutama Alexa yang selalu saja mengganggu dirinya saat dirinya sedang mendekati Daniel.

Tangan Shella mengepal dan ia mengatupkan rahangnya.

"Awas kamu Alexa! Aku tidak akan tinggal diam, aku pasti akan membalasmu!" Shella tersenyum licik.

Di sisi lain ....

"Untung saja Alexa datang tepat waktu! Kalau tidak, pasti kak Daniel disosor sama si bebek centil itu. Dasar bebek centil," umpat Alexa.

Daniel tergelak mendengar kata umpatan Alexa. "Apa? Bebek centil?" tanya Daniel memastikan.

"Iya ... bebek!! Bebek 'kan suka banget nyosor, bukankah di pesta kemarin kak Daniel disosor sama si bebek itu," jawab Alexa seraya memonyongkan bibirnya.

"Mmm ...."

"Kenapa? Kamu cemburu lagi? Atau, kamu kak Daniel sosor juga?!" Daniel menantang Alexa.

Daniel mendorong tubuh Alexa ke tembok lalu mengukung gadis itu agar tidak bisa bergerak dan mata Daniel menatap wajah Alexa seperti singa yang sedang kelaparan.

"A–Apa yang kak Daniel lakukan? Kita masih berada di kantor, bagaimana kalau ada orang yang melihat?" tanya Alexa salah tingkah

Jantung Alexa seketika berdesir, pipinya merona dan napasnya memburu.

"Bukankah kamu ingin dicium juga?" tanya Daniel, pria itu sedang menggoda Alexa.

Daniel perlahan-lahan mendekatkan bibirnya ke bibir Alexa, gadis itu pun langsung menutup rapat-rapat matanya. Namun, saat jarak bibir Alexa dan bibir Daniel hanya berjarak beberapa senti saja. Daniel langsung menjitak menyentil dahi Alexa dan pria itu tertawa keras karena telah berhasil menggoda Alexa.

Alexa mendengkus kesal. "Sialan," umpatnya kesal seraya mendorong tubuh Daniel menjauh, gadis itu berjalan meninggalkan Daniel tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.

"Alexa!! Tunggu!!" panggil Daniel sembari berjalan cepat mengikuti Alexa dari belakang.

"Bodo amat!!"

"Lex!"

"Alexa nggak denger!!"

***

Menjelang sore hari ...

"Alexa!! Ini ada titipan surat buat kamu," ucap salah seorang rekan kerja Alexa seraya menyodorkan secarik kertas yang dilipat.

"Surat? Untuk aku? Dari siapa?" tanya Alexa dengan dahi mengernyit.

"Tidak tahu! Coba kamu baca isi suratnya apa?"

Alexa mengangguk lalu ia membuka lipatan kertas tersebut.

'Aku tunggu kamu di atap, ada satu hal penting yang ingin aku sampaikan.' Alexa membaca surat itu di dalam hati.

'Aneh!! Suratnya tanpa nama, kira-kira dari siapa, ya?' batinnya lagi.

Alexa lalu melipat surat tersebut lalu memasukkannya ke dalam saku baju kerjanya. Gadis itu kemudian berjalan menuju atap seperti yang diperintahkan di dalam surat, setelah berjalan menyusuri lorong panjang ia berjalan menaiki tangga yang menuju ke atap.

Tapi, saat Alexa sudah berada di atap ia tidak melihat ada siapapun. Karena ia tidak menemukan siapa-siapa, gadis itu memutuskan untuk berjalan menuruni tangga.

BUK!!!

Tiba-tiba ada sepasang tangan yang mendorong punggung Alexa dengan kuat..

"AKKKKKHHHHH!!"

Alexa berteriak kencang saat ia terjatuh dan terguling di tangga kemudian berhenti saat tubuhnya membentur tembok dengan keras.

Dan seseorang yang mendorong Alexa terlihat tersenyum puas da menyeringai saat melihat. Alexa terluka.

To be continued.