"Apa kamu tahu Alexa?" tanya Daniel ke setiap siswa yang ditemuinya tapi selalu mendapat respons gelengan kepala.
Daniel seperti orang gila yang berlarian kesana-kemari memasuki setiap ruang kelas hanya untuk mencari keberadaan Alexa.
"Apa kamu tahu dimana Alexa?" tanya Daniel kepada dua orang siswi turunan cina yang sedang berjalan melewatinya di area parkir.
"Alexa? Alexa Prayoga?! Yang kemana-mana selalu dijaga pengawal?" tanya salah seorang siswi memastikan.
Daniel mengangguk cepat.
"Iya, itu loh cewek incaran Raka. Bukannya tadi dia sudah keluar sama si Melly?!"
"Melly? Apa kalian tahu mereka pergi kemana?" tanya Daniel dengan ekspresi wajah yang terlihat semakin khawatir.
"Iya, si Melly. Tadi saya melihat Alexa memakai jaket punya Melly terus masuk ke mobil Melly," ujar siswi yang lain. "Tapi, kalau tidak salah mereka tadi bilang mau ke Plaza Senayan. Apa kakak mau saya telepon Melly?" tanyanya lagi.
Daniel mengangguk cepat. "Tapi tolong, jangan bilang kalau saya sedang mencari keberadaan Alexa," pintanya.
Siswi tersebut mengangguk setuju dan ia pun segera menelepon Melly, hanya sebentar lalu gadis itu menutup sambungan telepon.
"Kata si Melly, Alexa memang benar ikut mobilnya. Tapi Alexa tiba-tiba turun di tengah jalan lalu pergi entah kemana, Melly sendiri tidak tahu Alexa pergi kemana. Karena Alexa tidak bilang apa-apa sama si Melly," jelas siswi tersebut.
"Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak," ucap Daniel lalu bergegas berlari menuju ke mobilnya, tapi ia terlihat berpikir sejenak dan tidak menjalankan mobilnya.
Daniel bergegas menelepon Rian, pria itu menyuruh Rian untuk mengerahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Alexa. Daniel tidak mau mengambil resiko karena pamannya sedang mengincar Alexa.
Daniel kembali memikirkan ucapan Alexa tadi pagi, tapi ia tidak menyangka kalau gadis itu benar-benar pergi menghilang seperti yang dikatakannya.
"Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi menghilang begitu saja, Alexa! Beraninya kau pergi menghilang setelah membuatku jatuh cinta kepadamu. Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu," lirih Daniel. "Tapi? Aku harus mencari Alexa kemana?" Daniel berpikir lagi.
"Bandung! Alexa pasti pergi ke rumah Oma karena tidak ada tempat lain yang bisa ia datangi, pasti Alexa pergi ke rumah Oma." tanpa berpikir panjang, Daniel bergegas menjalankan mobilnya dan pergi ke rumah Erna.
2 jam kemudian ...
Alexa sudah sampai di rumahnya Erna, setelah membayar ongkos taksi online. Gadis itu mencari kunci rumahnya yang ia simpan di dalam saku baju seragamnya lalu membuka gerbang pagar dan masuk ke dalam.
Alexa sungguh sangat merindukan sang Oma, tapi papanya tidak pernah mengizinkannya untuk pergi ke Bandung. Gadis itu masuk ke dalam rumah, matanya berkaca-kaca mengingat semua kenangan bersama mendiang neneknya.
Rumah itu terlihat sangat bersih walaupun tidak pernah ditempati, karena Hendra selalu menyuruh asisten rumah tangganya untuk membersihkan rumah Erna. Alexa tersenyum sembari memandang foto-fotonya bersama sang Oma yang terpajang rapi di dinding.
Alexa juga melihat semua piala dan semua penghargaan yang telah ia raih, ia masih ingat betul ekspresi wajah sang Oma saat ia menghadiahkan piala-piala tersebut. Mendiang neneknya pernah sampai menangis terharu saat ia berhasil memenangkan lomba memanah dan juga Olimpiade Sains bertaraf Internasioanl.
Alexa berdiri di depan bingkai foto sang Oma. "Oma jangan khawatir, Alexa pasti bisa mewujudkan semua impian Alexa! Tidak akan lama, Oma. Setelah tabungan Alexa cukup untuk membeli tiket pesawat dan juga cukup untuk biaya hidup selama Alexa kuliah kedokteran. Alexa pasti akan pergi," ucapnya seraya mengelus bingkai foto sang Oma.
Alexa lalu berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya, Ia membuka lemari bajunya dan mengganti baju seragamnya dengan kaos, celana jeans. Gadis itu juga menguncir rambutnya lalu memakai jaket berwarna hitam senada dengan kaosnya, Ia lalu menyambar kunci motor yang tersimpan di dalam laci setelah itu ia berjalan keluar menuju carport dan mengeluarkan motor Ducati-nya.
"Wow, bahan bakarnya masih full! Pasti om Hendra yang merawat motorku," lirihnya dengan hati yang senang.
Alexa langsung menyalakan motornya menuju ke gerbang lalu pergi setelah menutup dan mengunci gerbang. Beberapa menit setelah Alexa pergi, mobil Daniel telah sampai di depan rumah Erna. Pria itu bergegas keluar dari mobil dan mencari-cari keberadaan Alexa.
"Alexa!! Alexa!! Keluar!! Kak Daniel tahu kalau kamu berada di dalam, cepatlah keluar," teriak Daniel seraya menggedor pintu gerbang rumah Erna sehingga menimbulkan suara yang sangat berisik sehingga menarik perhatian Hendra yang kemudian keluar dari rumahnya dan menemui Daniel.
"Daniel? Kamu Daniel, 'kan?" tanya Hendra memastikan.
"Iya," Daniel mengangguk cepat membenarkan pertanyaan Hendra.
"Kamu kenapa datang ke sini?" tanya Hendra heran.
"Alexa kabur dari sekolah! Dan Daniel yakin kalau Alexa datang ke sini," jawab Daniel.
Dahi Hendra mengernyit. "Apa? Alexa kabur lagi?" Hendra terlihat sangat kaget seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tunggu sebentar! Saya ambil kunci rumah dulu," suruh Hendra lalu berlari masuk ke dalam rumahnya.
beberapa saat kemudian, Hendra kembali menghampiri Daniel dengan membawa kunci rumah. Lelaki itu segera membuka gerbang lalu masuk ke halaman rumah, Ia tidak langsung masuk ke dalam rumah melainkan berjalan menuju carport.
"Kenapa kita berjalan menuju Carport? Bukankah kita harus masuk ke dalam rumah?" tanya Daniel bingung tapi tetap mengikuti langkah Hendra dari belakang.
Hendra membuka pintu Carport. "Ternyata benar, Alexa datang ke sini," ucapnya yakin saat melihat motor Ducati Alexa sudah menghilang.
Setelah menutup kembali pintu Carport dan menguncinya kembali, Hendra bergegas memasuki rumah untuk memastikan lagi keberadaan Alexa. Dugaan mereka semakin terbukti saat melihat baju seragam dan tas sekolah milik Alexa yang tergeletak di atas ranjang.
Hendra dan Daniel saling menatap..
"Lantas kemanakah Alexa pergi? Hari sudah semakin gelap, bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Alexa?" tanyanya dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir. "Apakah Alexa pergi ke makam neneknya? Atau Ia pergi ke tempat lain?" tanya Daniel mencoba menebak keberadaan Alexa.
Hendra menghela napas panjang, lelaki itu terlihat berpikir. "Itu sudah pasti kalau Alexa pergi ke makam neneknya," jawab Hendra membenarkan.
"Kalau begitu, Daniel akan menyusul Alexa."
"Tunggu Daniel!"
Daniel menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Hendra.
"Kalau kamu ingin menemui Alexa, pergilah ke bukit! Saya yakin Alexa pergi ke bukit," ujar Hendra yakin.
"Bukit?" tanya Daniel dengan dahi mengernyit.
"Bukit tempat Alexa dan Eric selalu datangi setiap malam untuk melihat bintang-bintang dan pemandangan malam hari," ucap Hendra.
"Baik! Saya mengerti, Saya akan pergi mencari keberadaan Alexa di Bukit Bintang."
Setelah mendapatkan petunjuk arah dari Hendra, Daniel segera pergi menuju ke bukit untuk mencari keberadaan Alexa.
"Kamu bodoh, Alexa! Apa yang kau harapkan dari pria yang tega pergi meninggalkanmu sendirian dan tidak membalas satu pun pesan darimu?!"
"Apakah kamu tidak bisa melihat betapa dalamnya cintaku kepadamu? Apakah kamu tidak bisa melihat betapa besarnya pengorbananku? Aku telah memutuskan untuk mencintaimu dari pada meneruskan misi balas dendamku."
Daniel menghela napas berat lalu memukul setir mobilnya keras.
***
Bukit Bintang ....
Lagu Sezairi–It's you, melantun dari handphone Alexa.
Alexa sedang duduk sembari memandang bintang-bintang serta pemandangan lampu yang sangat indah. Gadis itu tidak pernah bosan memandangi pemandangan indah yang tersaji di depannya selama bertahun-tahun saat ia masih tinggal di Bandung, bersama dengan Eric.
Sesampainya di Bukit Bintang, Daniel segera keluar dari mobil. Mata pria itu tengah sibuk mencari sosok gadis yang sangat ia cintai, dan ternyata gadis itu sedang duduk di tempat yang hanya berjarak beberapa meter dari tempatnya berdiri saat ini.
"Alexa!!"
Alexa seketika menoleh ke arah Daniel, gadis itu langsung berdiri dari tempatnya duduknya. Alexa kaget sekaligus bingung karena Daniel bisa menemukannya dalam waktu yang sangat singkat.
Daniel berjalan menghampiri Alexa, pria berwajah tampan itu langsung menarik tubuh Alexa ke dalam pelukannya. Ia memeluk tubuh Alexa erat dan ia semakin mengeratkan pelukannya saat Alexa mencoba mendorong Daniel menjauh.
Suasana seketika menjadi sangat hening, dan Alexa tidak lagi melawan. Gadis itu membiarkan tubuhnya berada dalam pelukan Daniel.
"Kak Daniel?! Kak Daniel tahu darimana kalau Alexa sedang berada di sini?" tanya Alexa bingung.
"Bukankah aku sudah bilang, kemanapun kamu pergi dan dimana pun kamu berada. Aku bisa menemukanmu dengan mudah, bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak coba-coba pergi dari sisiku?!" Daniel semakin erat memeluk tubuh Alexa.
Tangan Daniel mengelus kepala Alexa, pria itu merasa sangat lega setelah berhasil menemukan Alexa.
Di dalam dekapan Daniel, Alexa bisa merasakan kehangatan tubuh Daniel dan ia juga bisa mendengarkan detak jantung Daniel yang saat ini berdebar sangat kencang.
"Mulai saat ini, berjanjilah untuk tidak pergi lagi dariku, Alexa. Aku benar-benar bisa gila kalau kau jauh dariku," ucap Daniel.
Alexa mengangguk pelan. Gadis itu sungguh tidak bisa mengelak lagi dari kejaran cinta Daniel.
Sementara itu dari kejauhan, Rian, Hendra serta pengawal Indra datang bersamaan ke Bukit Bintang. Mereka sedang menyaksikan Daniel dan Alexa berpelukan.
Suasana berubah semakin romantis ...
Daniel kemudian melepaskan pelukannya, mata Daniel menatap dalam-dalam mata Alexa. Daniel yang tidak bisa menahan perasaannya lagi terhadap Alexa semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Alexa.
Daniel mencium bibir mungil Alexa, sedangkan Alexa melingkarkan kedua tangannya ke leher Daniel.
You .... you're my love, my life, my beginning. and i'm just so stumped i got you. Girl, you are the piece of me missing. Remember it now. All the times i've been alone, shown me the way~ terdengar suara lantunan musik dari hp Alexa, menambah romantis suasana antara Alexa dan Daniel.
Setelah berciuman, Daniel kembali memeluk tubuh Alexa erat. Seakan tidak mau kehilangan Alexa lagi.
To be continued